Gelombang HASIL DAN PEMBAHASAN

c. Gelombang

Gelombang di perairan yang bergerak menuju pantai akan mengalami perubahan bentuk yang disebabkan oleh proses refraksi, difraksi, refleksi, dan gelombang pecah. Pada daerah yang cukup dominan dipengaruhi pasang surut intertidal, gelombang memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap organisme dan komunitas yang ada. Aktifitasnya gelombang ini mempengaruhi kehidupan di pantai secara langsung, pertama pengaruh mekanisnya menghancurkan dan menghanyutkan benda yang terkena gelombangombak. Pada pantai-pantai yang terdiri dari pasir atau kerikil, gelombang dapat membongkar subtrat disekitarnya sehingga membentuk zona. Kedua, gelombang mengaduk atau mencampur gas-gas atmosfir ke dalam air, dengan demikian dapat meningkatkan kandungan oksigen di perairan sehingga daerah yang diterpa ombak tidak pernah kekurangan oksigen. Gelombang laut memiliki pengaruh negatif dan positif dalam kegiatan budidaya laut. Pemilihan lokasi budidaya laut mesti terlindung dari gelombang besar yang dapat merusak, biasanya lokasi perairan yang terlindung tersebut berada pada teluk, pulau-pulau kecil, perbukitan laut, maupun gugusan karang Hidayat, 1994. Akan tetapi, gelombang laut juga memiliki peran penting dalam kegiatan budidaya laut, karena peranannya dalam membantu proses turbulensi perairan yang berperan mencampur kolom air sehingga dapat mempertahankan homogenitas suhu, salinitas, dan kandungan oksigen di perairan. Gelombang di perairan sekitar Pulau Lingayan sangat dipengaruhi musim yang berlaku, yaitu musim angin Barat dan musim angin Timur. Pada musim Barat yang terjadi pada bulan November hingga Pebruari, angin bertiup kencang dari arah Barat dan menimbulkan gelombang yang cukup tinggi pada perairan sisi bagian Barat dan Barat Daya pulau ini, yaitu sekitar 1 – 2 meter. Sedangkan pada musim angin Timur, perairan disekitar Pulau Lingayan sangat terlindung dengan tinggi gelombang rata-rata 40 meter. LEPSSDAL, 2005. Pada musim Barat, angin membangkitkan gelombang dengan tinggi antara 1 – 2 meter pada perairan, khususnya perairan pada sisi sebelah Barat Daya hingga Barat Laut Pulau Lingayan. Gelombang besar ini selanjutnya akan pecah pada zona terluar dari rataan terumbu karang yang mengelilingi pulau ini. Rataan terumbu karang pada zona ini rata-rata memiliki kedalaman antara 0,5 – 1,5 meter. Pecahnya gelombang pada zona tersebut akan mereduksi energi gelombang yang besar, sehingga tinggi gelombang yang sampai pada tepi pantai di pulau ini cenderung lebih kecil. Kondisi gelombang di perairan Pulau Lingayan diGambarkan dari hasil pengukuran rata-rata tinggi gelombang signifikan H13 di beberapa stasiun pengamatan. Tinggi gelombang signifikan H13 rata-rata 0,33 meter. Tinggi gelombang tersebut terjadi di daerah perairan dangkal yang membentang dari zona reef slope hingga garis pantai yang lebarnya hingga mencapai 3 km. Kondisi ini bertolak belakang dengan tinggi gelombang yang berada di daerah tubir hingga kearah laut lepas, khususnya di sisi sebelah Utara hingga Barat. Tinggi gelombang di zona ini cukup besar dengan tinggi gelombang diatas 0,50 hingga 1,50 meter. Kondisi gelombang di perairan Pulau Lingayan mengGambarkan karakteristik perairan yang terlindungan dari pengaruh gelombang besar yang dapat mengancam kegiatan budidaya laut di pulau ini. Lokasi yang diharapkan untuk lokasi budidaya laut adalah lokasi yang tenang dan terlindungi dari pengaruh ombak yang kuat. Tinggi ombak yang sesuai untuk budidaya rumput laut sebaiknya tidak lebih dari 30 cm Aslan, 1998. Bila ombak terlalu tinggi akan memungkinkan kerusakan pada tanaman rumput laut. Selain itu penyerapan zat hara akan terhambat dan perairan disekitarnya menjadi keruh sehingga mengganggu proses fotosintesis Sumiarsih dan Indriani, 1999.

d. Kedalaman