gelombang yang besar, sehingga tinggi gelombang yang sampai pada tepi pantai di pulau ini cenderung lebih kecil.
Kondisi gelombang di perairan Pulau Lingayan diGambarkan dari hasil pengukuran rata-rata tinggi gelombang signifikan H13 di beberapa stasiun
pengamatan. Tinggi gelombang signifikan H13 rata-rata 0,33 meter. Tinggi gelombang tersebut terjadi di daerah perairan dangkal yang membentang dari
zona reef slope hingga garis pantai yang lebarnya hingga mencapai 3 km. Kondisi ini bertolak belakang dengan tinggi gelombang yang berada di daerah
tubir hingga kearah laut lepas, khususnya di sisi sebelah Utara hingga Barat. Tinggi gelombang di zona ini cukup besar dengan tinggi gelombang diatas 0,50
hingga 1,50 meter. Kondisi gelombang di perairan Pulau Lingayan mengGambarkan
karakteristik perairan yang terlindungan dari pengaruh gelombang besar yang dapat mengancam kegiatan budidaya laut di pulau ini. Lokasi yang diharapkan
untuk lokasi budidaya laut adalah lokasi yang tenang dan terlindungi dari pengaruh ombak yang kuat. Tinggi ombak yang sesuai untuk budidaya rumput
laut sebaiknya tidak lebih dari 30 cm Aslan, 1998. Bila ombak terlalu tinggi akan memungkinkan kerusakan pada tanaman rumput laut. Selain itu penyerapan zat
hara akan terhambat dan perairan disekitarnya menjadi keruh sehingga mengganggu proses fotosintesis Sumiarsih dan Indriani, 1999.
d. Kedalaman
Pulau Lingayan memiliki karakteristik dasar perairan yang sangat bervariasi. Pulau ini dikelilingi oleh rataan terumbu karang yang melebar
mencapai jarak 3 km dari garis pantai hingga batas reef slope. Pada zona rataan terumbu karang, topografi perairan relatif landai dengan kedalaman antara 0,5 –
1,5 meter dan pada beberapa bagian terdapat langoon atau goba dengan kedalaman antara 7,0 – 9,0 meter. Sedangkan di luar zona reef slope, topografi
perairan berubah secara drastis dengan topografi yang curam. Pada sisi luar pulau bagian Selatan hingga Utara, topografi perairan di luar zona reef slope
mencapai kedalaman 50 meter, sedangkan pada sisi Timur pulau yang merupakan selat antara Pulau Lingayan dengan daratan utama, kedalaman
perairan antara 10 - 50 meter Gambar 11.
Peta Kedalaman Perairan
Keterangan :
8.0 - 9.0 m 9.0 - 10 m
10 - 15 m 15 - 20 m
20 - 25 m 25 - 30 m
30 - 50 m 50 m
Daratan 0.0 - 0.5 m
7.0 - 8.0 m 6.0 - 7.0 m
5.0 - 6.0 m 4.0 - 5.0 m
3.0 - 4.0 m 2.0 - 3.0 m
1.0 - 2.0 m 0.5 - 1.0 m
Di Pul au Lingayan
Sumber : 1.Citra Satelit Quick Bird
Luaran November 2006 2.Peta Navigasi Skala 1:50.000
DIHIDROS TNI-AL 3.Peta Lingkungan Laut Nusantara
Skala 1:25.000. BAKOSURTANAL 4.Survey Lapangan Tahun 2006
Km 1
0.5 0.5
N
Gambar 11 Peta kedalaman perairan di Pulau Lingayan Kedalaman perairan akan berpengaruh pada daya tembus cahaya matahari
masuk kedalam perairan sehingga memiliki korelasi erat dengan kecerahan perairan. Budidaya laut memiliki toleransi kesesuaian terhadap berbagai tingkat
kedalaman perairan. Sehingga pemanfaatan lokasi untuk pengembangan budidaya laut diarahkan pada lokasi yang memiliki kedalaman yang sesuai.
e. Kecerahan
Secara umum kondisi perairan di Pulau Lingayan memiliki kecerahan yang sangat baik. Persentasi kecerahan di perairan Pulau Lingayan berkorelasi
dengan tingkat kedalaman perairan, dimana pada perairan dangkal, persentasi kecerahan mencapai 100. Sedangkan pada perairan yang lebih dalam dari 20
meter, kecerahan perairan hanya mencapai kedalaman 20 meter, dengan demikian persentase kecerahannya berada di bawah 100. Hasil pengukuran di
lapangan menunjukkan bahwa seluruh stasiun pengamatan memiliki kecerahan perairan yang sesuai untuk budidaya laut, yaitu pada kisaran 80 – 100
Gambar 12.
Peta Kecerahan Perairan
Keterangan :
Daratan 100
80 - 100 60 - 80
60
Di Pul au Lingayan
Sumber : 1.Citra Satelit Quick Bird
Luaran November 2006 2.Peta Navigasi Skala 1:50.000
DIHIDROS TNI-AL 3.Peta Lingkungan Laut Nusantara
Skala 1:25.000. BAKOSURTANAL 4.Survey Lapangan Tahun 2006
N
Km 1
0.5 0.5
Gambar 12 Peta kecerahan perairan di Pulau Lingayan
f. Kekeruhan