Budidaya Ikan Kerapu Kelayakan Usaha

dilakukan dengan lama waktu budidaya + 40 hari. Pertumbuhan rumput laut yang dibudidayakan diasumsikan akan mencapai berat pertumbuhan + 400 gram100 gram bibit dalam siklus 1 kali masa tanam 40 hari. Dengan demikian, maka jumlah hasil rumput laut yang akan dipanen adalah seberat 2.000 kg. Dalam perhitungan selanjutnya, hasil panen rumput laut disisihkan seberat 500 kg basah untuk ditanam kembali sebagai bibit pada siklus penanaman kedua, ketiga, dan keempat. Dengan demikian hasil panen rumput laut sebesar 1.500 kg basah per satu kali masa tanam. Pada siklus tanam kelima, dilakukan pengadaan bibit rumput laut baru untuk menjaga produktifitas dan kualitas rumput laut yang dibudidayakan. Keberhasilan suatu usaha akan dinilai dari besarnya pendapatan yang diperoleh keuntungan. Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan. Penerimaan merupakan hasil perkalian antara jumlah produksi dengan harga jual produk, sedangkan biaya merupakan semua pengeluaran yang digunakan dalam kegiatan usaha. Suatu usaha dapat diketahui menguntungkan atau tidak, dapat diukur dengan menggunakan indikator perimbangan antara penerimaan dan biaya. Usaha budidaya rumput laut adalah tergolong jenis usaha musiman yang dikarakteristikkan dengan : 1 periode produksi lebih dari satu kali dalam setahun, 2 memerlukan modal relatif kecil, 3 dapat diusahakan dalam skala kecil dan teknologi yang sederhana. Dengan demikian, jenis usaha musiman seperti usaha budidaya rumput laut ini dianalisis dengan RC revenue cost ratio. Analisis kelayan usaha ini dilakukan dengan membandingkan penerimaan selama 1 satu tahun dengan biaya produksi selama satu tahun. Hasil analisis kelayakan usaha budidaya rumput laut menunjukkan nilai revenue cost ratio RC sebesar 2,13 Lampiran 2. Nilai ini menunjukkan bahwa setiap nilai investasi bernilai Rp. 1.000.000,- yang ditanamkan pada usaha budidaya rumput laut akan memberikan manfaat sebesar Rp. 2.130.000,- tiap tahunnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa usaha budidaya rumput laut layak dikembangkan dari perspektif ekonomi di Pulau Lingayan.

4.9.2. Budidaya Ikan Kerapu

Analisis kelayakan usaha budidaya ikan kerapu dilakukan dengan pertama- tama mengemukakan spesifikasi usaha budidaya yang dimaksudkan. Dengan demikian dapat diberikan Gambaran kuantitatif input dan output yang digunakan dalam analisis ini. Ikan kerapu yang dimaksud adalah ikan kerapu bebek Chromileptes altivelis yang dibudidayakan dengan menggunakan keramba jaring apung KJA. Karamba untuk budidaya ikan kerapu didesain dan dibuat dari bahan jaring polyetilen dengan mata jaring mesh size 0,5“ dan 1,5“ yang diikat pada rakit yang didesain khusus dan selanjutnya dipasang di perairan yang sesuai. Kepadatan populasi dalam karamba diatur sedemikian rupa agar tidak terjadi kanibalisme, khususnya pada saat ikan kerapu masih kecil. Pada umumnya kepadatan yang ideal adalah 30-40 ekorm 3 . Ikan kerapu yang dibudidayakan adalah jenis kerapu tikus Chromileptes altivelis dengan pertimbangan jenis ikan ini memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan kemudahan dalam mendapatkan bibitnya dari pusat pembenihan. Asumsi-asumsi dasar yang digunakan dalam analisis ini, antara lain : 1. Ukuran 1 unit keramba jaring apung dengan rumah jaga adalah 9 x 7 m 2 . Dimana dalam tiap unit KJA memiliki empat unit keramba dengan volume air efektif 27 m 3 , 2. Bibit ikan kerapu berukuran 50 gr dengan kepadatan 30 ekorm 3 volume air efektif. Dengan demikian jumlah bibit ikan kerapu per petak keramba adalah 810 ekor atau 3.240 ekor dalam tiap unit KJA. 3. Total produksi dengan survival rate SR 60 dan average body weight ABW akhir adalah 0,5 kg, maka diperkirakan rata-rata produksi dapat mencapai 972 kgKJAsiklus dengan masa pemeliharaan + 7 bulan. 4. Pakan berupa ikan rucah yang banyak dihasilkan dari tangkapan nelayan di sekitar kawasan dengan harga jual Rp.2.500,-kg 5. Harga jual ikan kerapu hidup adalah Rp. 200.000kg 6. Umur proyek ditentukan enam tahun, didasarkan pada perkiraan umur ekonomis unit KJA yang merupakan komponen investasi terbesar. 7. Hari kerja adalah tujuh bulan yang merupakan umur satu siklus masa pembesaran ikan kerapu dari ukuran bibit untuk mencapai ukuran ekonomis. Usaha budidaya ikan kerapu sistem KJA adalah tergolong jenis usaha tahunan uang memiliki karakteristik, antara lain : 1 memiliki periode produksi cukup panjang, kurang lebih satu tahun keatas, 2 umumnya memerlukan modal dan investasi cukup besar, 3 diusahakan dalam skala besarproyek. Untuk mencari suatu ukuran menyeluruh tentang baiklayak tidaknya suatu usaha tahunan, di kembangkan melalui pendekatan analisis beberapa indeks investment criteria. Hakekat dari semua kriteria tersebut adalah mengukur hubungan antara manfaat dan biaya dari proyek. Setiap kriteria mempunyai kelemahan dan kelebihan, sehingga dalam menilai kelayakan proyek sering digunakan lebih dari satu kriteria. Dengan demikian, kriteria untuk menilai layak tidaknya usaha budidaya ikan kerapu ini, dilakukan dengan menggunakan beberapa kriteria, yaitu: 1 revenue cost ratio RC; 2 net present value NPV, 3 net benefit-cost ratio Net BC, dan 4 internal rate of return IRR. Tabel 20 Hasil analisis kelayakan usaha pengembangan budidaya ikan kerapu sistem KJA di Pulau Lingayan No Kriteria Nilai Keterangan 1 RC 1,23 1 : Usaha layak dikembangkan 3 NPV Rp 9.870.509 0 : Investasi menguntungkan layak 4 Net BC 1,07 1 : Usaha layak dikembangkan 5 IRR 22,82 12 suku bunga kredit : Usaha layak Analisis kelayakan usaha pengembangan budidaya ikan kerapu sistem KJA di Pulau Lingayan Lampiran 4 dan Lampiran 5 menunjukkan bahwa semua kriteria investasi menunjukkan nilai positif. Dengan demikian usaha pengembangan budidaya rumput laut di Pulau Lingayan layak dikembangkan dari perspektif ekonomi. Nilai RC sebesar 1.23, ini menunjukkan bahwa setiap investasi bernilai Rp.1.000.000,- yang ditanamkan pada usaha budidaya ikan kerapu sistem KJA di Pulau Lingayan akan memberikan manfaat sebesar Rp.1.230.000,- tiap tahunnya. Nilai NPV sebesar Rp. 9.870.509,- menunjukkan nilai keuntungan bersih selama 5 tahun yang akan datang yang dihitung berdasarkan nilai uang saat ini. Nilai Net BC menunjukan nilai positif dengan nilai 1,07 Net BC 1. Nilai ini menunjukkan bahwa manfaat yang diperoleh akan lebih besar 1,07 kali dari nilai biaya yang dikeluarkan. Nilai IRR yang dihasilkan adalah sebesar 22.82, yang menunjukkan bahwa nilai uang yang diinvestasikan pada usaha budidaya ikan kerapu dengan sistem KJA di Pulau Lingayan pada 5 tahun kemudian adalah sebesar 22,82. Nilai ini menunjukkan bahwa nilai investasi akan lebih bagus dan jauh lebih besar dari tingkat suku bunga kredit komersial, yaitu 12 pertahun Tabel 20.

4.10. Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Budidaya Rumput Laut Dan Ikan Kerapu di Pulau Lingayan