Strategi Berdimensi Penyediaan Modal Usaha

Pengelolaan dan Pengembangan budidaya rumput laut dan ikan kerapu di Pulau Lingayan diarahkan untuk dapat memberdayakan dan meningkatkan perekonomian masyarakat pulau yang dilakukan melalui pengembangan usaha budidaya rumput laut dan ikan kerapu yang produktif dan berkelanjutan economic growth. Selain itu, pengembangan usaha budidaya laut mesti bisa tetap mempertahankan dan melestarikan sumberdaya alam yang ada ecology protection. Dengan demikian, stategi pengelolaan dan pengembangan budidaya rumput laut dan ikan kerapu di Pulau Lingayan diarahkan untuk tidak melebihi daya dukung lingkungan yang ada dan ditempatkan hanya pada lahan yang memiliki kesesuaian pengembangannya, dengan demikian diharapkan pengembangan budidaya rumput laut dan ikan kerapu dapat berkembang menjadi usaha ekonomi produktif yang berkelanjutan bagi masyarakat Pulau Lingayan.

4.11.2. Strategi Berdimensi Penyediaan Modal Usaha

Komponen permodalan sangat penting dan harus ada untuk mendukung pengembangan budidaya rumput laut dan ikan kerapu di Pulau Lingayan. Permasalahan utama yang dihadapi masyarakat nelayan adalah lemahnya posisi tawar mereka untuk bisa mengakses permodalan pada lembaga-lembaga keuangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan mereka dalam memenuhi persyarakat peminjaman kredit yang umumnya tidak dapat dipenuhi oleh masyarakat nelayan. Kondisi ini menyebabkan nelayan lebih memilih tergantung pada penyedia modal yang lebih mudah, yatu melalui pada rentenir. Untuk mengatasi hambatan-hambatan ini, maka pemerintah semstinya dapat berperan dalam memfasilitasi penyediaan kebutuhan modal usaha mereka dengan membangun jalinan kemitraan usaha antara kelompok nelayan pembudidaya laut dengan lembaga-lembaga keuangan yang ada. Pemerintah Kabupaten sudah semestinya membuat suatu kebijakan yang berkaitan dengan tujuan untuk mendorong dan mendukung pengembangan usaha budidaya rumput laut dan ikan kerapu di Pulau Lingayan, yakni mengacu kepada sejauh mana Pemerintah Kabupaten dapat menciptakan kondisi yang kondusif bagi pengembangan program ini. Kebijakan pemerintah di sektor moneter yang erat kaitannya dengan upaya-upaya pengembangan budidaya rumput laut dan ikan kerapu ini adalah kebijakan perkreditan yang sesuai dan cocok dengan kebutuhan masyarakat dalam menjalankan usaha budidaya laut tersebut. Selain itu, penyediaan modal usaha budidaya oleh masyarakat pulau, dapat dilakukan Pemerintah Kabupaten dengan mensinergikan dan mengalokasikannya dalam APBD danatau pada program pembangunan yang didanai APBN. Penyaluran bantuan permodalan pemerintah semestinya terencana dengan baik, sehingga dapat berdaya guna dalam pengembangan program. Untuk perencanaan penyaluran bantuan modal usaha budidaya diarahkan dilakukan dalam skema dana bergulir revolving fund pada kelompok- kelompok usaha nelayan pembudidaya. Dengan demikian diharapkan semua anggota masyarakat Pulau Lingayan memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan bantuan dana bergulir tersebut. Penyediaan bantuan modal usaha juga mesti memperhatikan prioritas pengembangan usaha budidaya laut yang dikembangkan di Pulau Lingayan. Hal ini penting mengingat keterbatasan kemampuan Pemerintah Kabupaten dalam mendistribusikan bantuan modal usaha produktif bagi masyarakat pulau. Prioritas diarahkan pada kegiatan usaha budidaya yang kebutuhan modal usahanya relatif terjangkautidak telalu besar, akan tapi dapat memberikan manfaat ekonomi yang optimal dan cepat, serta input teknologi yang mudah diadopsi masyarakat pulau. Berdasarkan analisis kelayakan usaha, budidaya rumput laut membutuhkan modal investasi sebesar Rp. 4.021.000,-, sedangkan usaha budidaya ikan kerapu sistem KJA membutuhkan modal investasi lebih besar, yakni sebesar Rp. 142.194.000,-. Hal ini menunjukkan bahwa pengembangan usaha budidaya rumput laut lebih cocok diprioritaskan pengembangannya dalam jangka waktu pendek dan dalam kerangka pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat Pulau Lingayan. Selain itu pemenuhan kebutuhan modal usaha untuk pengembangan budidaya rumput laut dan ikan kerapu dapat dilakukan dengan menjalin kemitraan antara kelompok nelayan pembudidaya dengan lembaga-lembaga keuangan yang ada. Peran pemerintah dapat menjadi penjamin agunankredit pinjaman modal KUN pada lembaga keuangan. Modal usaha budidaya laut diharapkan dapat terpenuhi melalui jalinan kemitraan antara kelompok usaha nelayan KUN dengan swastainvestor dan lembaga keuangan bank yang difasilitasi oleh Pemerintah. Dengan demikian diharapkan kredit lunak untuk modal usaha pengembangan budidaya laut dapat diakses dengan mudah oleh kelompok usaha nelayan pembudidaya. Kendala yang seringkali dihadapi oleh masyarakat nelayan dalam hal mengakses kredit modal usaha di bidang perikanan adalah tidak adanya jaminan kreditagunan, untuk itu dukungan Pemerintah sangat penting dengan mengeluarkan kebijakan atau membentuk lembaga penjamin kredit untuk memudahkan pemenuhan modal usaha KUN. Dalam implementasinya, diharapkan lembaga keuangan dapat lebih jauh melakukan pendampingan dalam pengelolaan keuangan KUN. Dari semua hal tersebut diatas, hal yang tidak kalah pentingnya adalah menciptakan iklim investasi yang baik untuk mengundang investor menanamkan modalnya dalam usaha pengembangan budidaya rumput laut dan ikan kerapu di Pulau Lingayan. Hadirnya investor diharapkan dapat menyertakan modal investasi yang pada akhirnya dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat Pulau Lingayan dan lebih luas masyarakat yang ada di kawasan ini.

4.11.3. Strategi Berdimensi Teknologi dan Peningkatan SDM