c. Kegiatan ekonomi di pulau-pulau kecil sangat terspesialisasi, yakni eksport dan tergantung pada import,
d. Pulau-pulau kecil biasanya sangat tergantung pada bantuan luar meskipun memiliki potensi yang bernilai strategis,
e. Jumlah penduduk yang ada di pulau-pulau kecil tidak banyak dan biasanya saling mengenal satu sama lainnya, serta terikat oleh hubungan
persaudaraan. Secara teoritis, ada beberapa kriteria dalam menentukan batasan suatu
pulau kecil, yakni: 1 batasan fisik-luas pulau: 2 batasan ekologis; dan 3 keunikan budaya. Di wilayah pulau-pulau kecil terdapat satu atau lebih sistem
lingkungan ekosistem pesisir dan sumberdaya pesisir. Ekosistem pesisir tersebut dapat bersifat alamiah atau buatan man-made.
2.2. Potensi Dan Kendala Pengembangan Pulau-Pulau Kecil
Potensi sumberdaya alam di pulau-pulau kecil terdiri dari sumberdaya alam yang dapat pulih renewable resources, sumberdaya alam yang tidak
dapat pulih non renewable resources, dan jasa-jasa lingkungan environmental secvices. Sumberdaya yang dapat pulih antara lain:
sumberdaya ikan, plankton, benthos, moluska, krustasea, mamalia laut, rumput laut atau seaweed, lamun atau seagrass, mangroves dan terumbu karang.
Selanjutnya, sumberdaya alam yang tidak dapat pulih antara lain: minyak dan gas, biji besi, pasir, timah, bauksit dan mineral serta bahan tambang lainnya.
Sedangkan yang termasuk jasa-jas lingkungan adalah pariwisata, perhubungan laut, dan lainnya Bengen, 2006. Selain segenap potensi pembangunan di
atas, ekosistem pulau-pulau kecil juga memiliki peran dan fungsi yang sangat menentukan bukan saja bagi kesinambungan pembangunan ekonomi, tetapi
juga bagi kelangsungan hidup manusia. Yang paling utama adalah fungsi dan peran ekosistem pesisir dan lautan di pulau-pulau kecil sebagai pengatur iklim
global termasuk dinamika La-Nina , siklus hidrologi dan biogekimia, penyerap limbah, sumber plasma nutfah dan sistem penunjang kehidupan lainnya di
daratan. Oleh karena itu, pemanfaatan sumberdaya alam di kawasan tersebut mestinya secara seimbang diikuti dengan upaya konservasi, sehingga dapat
berlangsung secara optimal dan berkelanjutan . Potensi yang umumnya dimiliki pulau-pulau kecil menurut Dolman 1990
dalam Dahuri 2003, adalah pengembangan marikultur dan pengembangan
kegiatan kepariwisataan. Pengembangan marikultur atau budidaya laut di pulau-pulau kecil diharapkan dapat menciptakan kondisi yang tidak merusak
lingkungan. Kegiatan budidaya laut yang sesuai untuk pulau-pulau kecil dari jenis komoditi perikanan yang biasanya dibudidayakan antara lain : rumput laut,
berbagai jenis ikan kerapu, teripang, dan kerang-kerangan. Pengelolaan pulau-pulau kecil terluar mengacu pada Peraturan Presiden
No. 78, Tahun 2005, tentang pengelolaan pulau-pulau kecil terluar. Peraturan Presiden ini merupakan dasar hukum bagi pemerintah dalam mengambil
kebijakan terhadap 92 buah pulau kecil terluar di Indonesia dan dinilai sangat stategis untuk menyikapi dan mengambil langkah langkah yang tepat terhadap
berbagai isu dan permasalahan yang muncul terkait PPKT. Pengelolaan pulau- pulau kecil terluat dilakukan melalui 2 dua pendekatan, yaitu pendekatan
kedaulatan dan pendekatan ekonomi. Sedangkan prinsi-prinsip dalam pengelolaan pulau-pulau kecil terluar adalah wawasan nusantara, berkelanjutan
dan berbasis masyarakat. Numbery, 2006. Selanjutnya dikatakan bahwa terdapat 3 tiga tujuan pokok yang ingin dicapai dengan diterbitkannya Pepres
tersebut, yaitu: 1 menjaga keutuhan NKRI, keamanan nasional, pertahanan negara dan bangsa, serta menciptakan stabilitas kawasan; 2 memanfaatkan
sumberdaya alam dalam rangka pembangunan yang berkelanjutan, dan 3 memberdayakan masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan.
Pemanfaatan potensi pulau-pulau kecil masih dihadapkan pada berbagai kendala antara lain letaknya yang terpencil, terbatasnya sarana dan prasarana,
serta sumberdaya manusia. Disamping itu, didalam pemanfaatan pulau-pulau kecil perlu memperhitungkan daya dukung pulau mengingat sifatnya yang
rentan terhadap perubahan lingkungan. Pemanfaatan sumberdaya di kawasan pulau-pulau kecil harus dilakukan secara terencana dan terintegrasi dengan
melibatkan peran serta masyarakat setempat sehingga dapat diwujudkan pemanfaatan potensi sumberdaya pulau-pulau kecil yang berkelanjutan dan
berbasis masyarakat Dahuri, 2003. Kawasan pulau-pulau kecil kerap dihadapkan dengan beberapa kendala
yang mesti menjadi perhatian dalam upaya pengembangannya. Menurut UNESCO 1991 beberapa kendala pembangunan pulau-pulau kecil sebagai
berikut : a. Ukuran yang kecil dan terisolasi keterasingan, menyebabkan
penyediaan sarana dan prasarana menjadi sangat mahal, serta minimnya
sumberdaya manusia yang handal yang mau bekerja di pulau-pulau kecil tersebut
b. Kesukaran atau ketidakmampuan untuk mencapai skala ekonomi yang
optimal dan menguntungkan dalam hal administrasi, usaha produksi dan transportasi sehingga turut menghambat pembangunan hampir semua
pulau-pulau kecil di dunia c.
Keterbatasan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan, seperti air tawar, vegetasi, tanah, ekosistem pesisir coastal ecosystem dan satwa
liar, yang pada gilirannya menentukan daya dukung suatu sistem pulau kecil dalam menopang kehidupan manusia penghuni dan segenap
kegiatan pembangunan. d.
Produktivitas sumbedaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang terdapat di setiap unit ruang lokasi di dalam pulau dan terdapat di sekitar pulau
seperti ekosistem terumbu karang dan perairan pesisir saling terkait satu sama lainnya.
e. Budaya lokal kepulauan kadangkala bertentangan dengan kegiatan pembangunan yang ingin dikembangkan.
2.3. Pengembangan Budidaya Laut di Pulau-Pulau Kecil