Budidaya Laut Yang Berkelanjutan

Tabel 4 Nilai ideal yang diinginkan dari parameter utama pemilihan lokasi perairan untuk budidaya ikan kerapu dengan sistem KJA No Parameter Sangat Sesuai S1 Cukup Sesuai S2 Tidak Sesuai N Sumber 1 Keterlindungan Terlindung Agak Terlindung Tidak Terlindung Sutrisno et al 2000 2 Kedalaman m 10 – 20 20 - 25 atau 4 - 10 4 atau 25 Sunyoto 1996; Utojo dkk 2000 3 DO mgl 5,00 – 8,00 3,00 - 5,00 3,00 atau 8,00 Djurjani 1999; Sunyoto 1996 4 Salinitas ppt 30,00 – 35,00 25,00 - 30,00 25,00 atau 35,00 Sunyoto 1996 5 Gelombang m 0,20 0,20 – 0,50 0,50 Akbar dan Sudaryanto 2001 6 Arus ms 0,20 – 0,40 0,05 - 0,20 atau 0,40 – 0,50 0,05 atau 0,50 Sunyoto 1996 7 Suhu oC 27,00 – 32,00 20,00 – 26,00 20,00 atau 32,00 Amin 2001; Djurdjani 1999 8 Kecerahan m 5,00 3,00 - 5,00 3,00 Al Qodri et al 1999 9 BOT 21,00 – 25,00 10,00 – 20,00 atau 26,00 – 50,00 10,00 atau 50,00 Akbar dan Sudaryanto 2001; Al Qodri 1999 10 Subtrat Dasar Pasir, Pecahan Karang, Karang Pasir Berlumpur Lumpur

2.6. Budidaya Laut Yang Berkelanjutan

Dalam konsep pengembangan pulau-pulau kecil didasarkan atas potensi yang dominan di pulau tersebut Heriawan et al, 1999, terutama budidaya laut. Dalam pengembangan budidaya laut perlu memperhatikan aspek daya dukung lingkungan demi keberlanjutan kegiatan tersebut. Salah satu faktor yang merupakan dasar pertimbangan pemilihan lokasi peruntukan lahan untuk budidaya perikanan laut adalah kemampuan daya dukung ruang. Kemampuan daya dukung yang dimaksud adalah seberapa besar ruang tersebut dapat berproduksi secara optimal dengan tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, sehingga kelestarian produksi tetap terjamin DKP, 2002. Pengembangan budidaya laut di Indonesia berjalan sangat lamban disebabkan karena adanya berbagai permasalahan yang dihadapi, yaitu: masalah yang berkaitan dengan alamlingkungan, sosial ekonomi, kelembagaan dan teknologi. Lee 1997 menyatakan bahwa untuk keberlanjutan usaha pengembangan budidaya laut, harus didukung oleh lingkungan, kondisi sosial ekonomi, dan kelembagaan. Pengembangan budidaya laut didasari pada pemahaman bahwa kegiatan budidaya laut mampu memberikan konstribusi yang baik kepada pelaku budidaya maupun terhadap lingkungan, melalui 3 tiga aspek ‘sustainability’ , yaitu : 1. Keberlanjutan Sosial. Budidaya laut memiliki kontrol terhadap siklus produksi yang tinggi dengan teknik yang relatif budah, sehingga kebergantungan masyarakat lokal terhadap orang luar outsiders dalam melakukan budidaya laut dapat direduksi seminim mungkin dalam periode waktu relatif singkat. Dengan demikian akan memberikan keberlanjutan sosial dalam penerapannya. 2. Keberlanjutan Ekologis. Budidaya laut merupakan ‘extractive-based activity’ yaitu rasionalisasi pengelolaan SDA hayati perikanan melalui penambahan produksi dari kegiatan diluar penangkapan. Dengan demikian akan mengurangi dampak ekologis dari aktivitas ekstraksi langsung dari alam. 3. Keberlanjutan Ekonomi. Budidaya laut dapat dilakukan sepanjang tahun, sehingga memungkinkan produksi yang kontinyu. Selanjutnya, penggunaan sumberdaya dan spesies ekonomis tinggi seperti rumput laut dan ikan kerapu dapat memberikan nilai return yang sangat tinggi.

2.7. Metode Analisis Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut