i ketersediaan sumber bibit; ii ketersediaan alat dan bahan; iii harga alat dan bahan iii ketersediaan tenaga kerja; iv ketersediaan
infrastruktur; v ketersediaan pakan; dan vi teknologi budidaya. b. Aspek AksesibilitasKeterjangkauan Pasar
Meliputi identifikasi harga di tingkat pembudidaya dan pedagang dalam satuan berat, identifikasi lokasi transaksi, dan identifikasi pelaku usaha
terkait. c. Aspek Sosial Ekonomi dan Sosial Budaya
Meliputi data kependudukan, jenis kelamin, tingkat pendidikan, angkatan kerja, mata pencaharian, pendapatan masyarakat, adat istiadat, dan
ketersediaan fasilitas umum, kelembagaan. d. Aspek Kebijakan Pemerintah
Meliputi program-program pembangunan dan peraturan pemerintah yang berkaitan dengan pengembangan sumberdaya Pulau Lingayan.
Pengumpulan data tersebut dilakukan melalui pendekatan pengumpulan data primer dan data sekunder yang telah dikemukakan diatas.
3.3. Responden
Pengambilan responden dilakukan secara purposive dengan pertimbangan responden adalah aktorstakehholders yang dianggap memiliki
keahlian atau memiliki kemampuan dan mengerti permasalahan terkait, serta dapat mempengaruhi pengambilan kebijakan, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Teknik pengambilan responden dalam rangka menggali informasipendapat stakeholders adalah dengan metode expert judgement.
Pakar ditentukan secara purposive sampling berjumlah 15 lima belas orang, yang merupakan tokoh kunci yang mewakili kelompok-kelompok stakeholders
yang teridentifikasi. Kelompok stakeholders ini meliputi setiap unsur terkait dengan pengelolaan Pulau Lingayan, yaitu unsur birokrasi, akademisi, kelompok
nelayan, pengusaha hasil laut, LSM dan koperasi.
3.4. Analisis Data
Analisis data dalam pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: 1 analisis kesesuaian dan potensi lahan dengan menggunakan
Sistem Informasi Geografis SIG; 2 analisis kelayakan usaha untuk pengembangan budidaya rumput laut dan ikan kerapu dengan menggunakan
investment criteria; dan 3 analisis faktor internal dan eksternal SWOT dan Quantitative Strategies Planning Matriks QSPM untuk perumusan strategi
pengelolaan dan pengembangan budidaya rumput laut dan ikan kerapu di Pulau Lingayan.
3.4.1. Analisis Kesesuaian Dan Potensi Lahan
Penilaian kesesuaian dan potensi lahan untuk budidaya rumput laut dan ikan kerapu dilakukan melalui analisis kondisi lingkungan perairan. Parameter
lingkungan perairan menjadi faktor pembatas dan menjadi pertimbangan utama dalam penentuan kesesuaian tiap-tiap peruntukan budidaya laut Tabel 6 dan
Tabel 7. Analisis kesesuaian lahan ini menggunakan perangkat sistem informasi
geografis SIG dengan menggunakan perangkat lunak Arc View 3,3 melalui teknik tumpang susun overlay, pembobotan weigthing, pengharkatan scoring
dan pengkelasan tingkat kesesuaian class. Secara garis besar dalam analisis ini dapat digolongkan dalam 5 lima kelompok besar, yaitu: 1 membangun dan
menyusun basis data, 2 menyusun matriks kesesuaian, 3 pembobotan dan pengharkatan, dan 4 menyusun kelas kesesuaian perairan dan evaluasi.
a. Penyusunan Basis Data
Penyusunan data spasial dimaksudkan untuk membuat peta tematik digital yang dimulai dengan pengumpulan data atau jenis data yang dibutuhkan
dan disesuaikan dengan kondisi lokasi studi. Untuk menghasilkan base map digital, dilakukan pengolahan data citra satelit penginderaan jauh quick bird yang
mengcover wilayah perairan Pulau Lingayan. Data citra satelit quick bird yang digunakan adalah citra luaran bulan November Tahun 2006. Pengolahan citra
quick bird dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu : i penajaman citra, dan ii klasifikasi untuk mengelompokkan obyek yang sama kedalam kelas tertentu.
Pengolahan citra satelit dilakukan menggunakan software ERMapper 6,4. Hasil
analisis berupa citra terklasifikasi, kemudian didigitasi on screen dengan menggunakan software ArcView 3,3, sehingga menghasilkan peta digital. Peta
digital tersebut akan menjadi base map untuk pembuatan peta-peta tematik yang akan digunakan pada analisis spasial.
Tabel 6 Matriks kesesuaian lahanperairan untuk budidaya rumput laut metode tali rawai long lines
Kriteria Kesesuaian No Parameter Sangat Sesuai
S1 Cukup Sesuai
S2 Tidak Sesuai
N 1 Keterlindungan
Terlindung teluk, selat
Cukup terlindung perairan dangkal dengan
karang penghalang Terbuka
perairan terbuka 2
Tinggi Gelombang m 0,20 – 0,30 0,10 - 0,20 ; 0,30 - 0,40
0,10; 0,40 3
Kecepatan Arus ms 0,20 – 0,30
0,10 - 0,20 ; 0,3 -0,40 0,10 ; 0,40
4 Kecerahan
80 – 100 60 - 80
60 5
Kedalaman m 2 – 10
1 – 2 ; 10 - 30 1 ;
30 6
Substrat Dasar pasir, pecahan
karang, lamun, karang
pasir sedikit berlumpur lumpur
7 Nitrat mgl
0,9 – 3,0 0,1 - 0,9; 3,0 – 3,5
0,1 ; 3,5 8
Fosfat mgl 0,02 – 1,00
0,01 - 0,02 ; 1,00 – 2,00 0,01 ; 2,00
9 Kekeruhan NTU
10,0 10,0 -
40,0 40,0 10 Oksigen
terlarut mgl 4,0
2,0 - 4,0 2,0
11 Suhu oC 28 – 30
26 – 28 ; 30 - 33 26 ;
33 12 Salinitas ppt
28 – 34 25 – 28 ; 34 - 35 25
; 35
13 pH 7,0 – 8,5
6,5 - 7,0 6,5 ; 8,5
Sumber : Modifikasi dari Aslan 1998; Djurjani 1999; Efendi 2004; Hidayat1994; Sulistijo1996; dan Utoyo 2000
Tabel 7 Matriks kesesuaian perairan untuk budidaya ikan kerapu sistem KJA
Kriteria Kesesuaian No Parameter
Sangat Sesuai S1
Cukup Sesuai S2
Tidak Sesuai N
1 Keterlindungan Terlindung teluk, selat
Cukup Terlindung perairan dangkal dengan
karang penghalang Terbuka
perairan terbuka 2 Gelombang
m 0,3 0,3 – 0,5 0,5
3 Kedalaman m
8,0 – 20,0 5,0 - 8,0 ; 20,0 – 25,0
5,0 ; 25,0 4
Arus mdtk 0,20 – 0,40
0,05 - 0,20 ; 0,40 - 0,50
0,05 ; 0,50 5 Subtrat
Dasar Pasir, Pecahan
Karang; Karang Pasir Berlumpur
Lumpur 6
Kecerahan m 80 – 100
60 - 80 60
7 DO mgl
5,0 – 8,0 3,0 - 5,0
3,0 ; 8,0 8
BOT ppm 21,0 – 25,0
10,0 – 21,0 ; 25,0 - 50,0
10,0 ; 50,0 9
Suhu oC 27,0 – 33,0
20,0 - 27,0 20,0 ; 33,0
10 Salinitas ppt
30,0 – 35,0 25,0 - 30,0
25,0 ; 35,0 Sumber : Modifikasi dari Akbar dan Sudaryanto 2001; Djurjani 1999; Hidayat 1994;
Sunyoto 1996; Utoyo 2000; dan Ditrjenkanbud 2005
b. Penyusunan Matriks Kesesuaian