3. Peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam program PHBM, melalui kegiatan:
a. Melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah Dinas Kehutanan,
Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Bupati, Gubernur, dan DPRD b.
Melakukan public hearing dan seri dialog dengan pemerintah daerah terkait dengan program PHBM, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
kelestarian sumberdaya hutan c.
Lokakarya penyusunan model PHBM yang lestari berbasis pola kemitraan 4. Peningkatan kapasitas pihak swasta dalam program PHBM, melalui kegiatan:
a. Melakukan kemitraan kerjasama yang saling menguntungkan dalam
pengembangan usaha masyarakat; b.
Melakukan advokasi kepada pihak swasta untuk turut serta dalam mengembangkan kelestarian sumberdaya alam
Untuk melakukan kegiatan tersebut, beberapa alat verifikasi yang dapat digunakan diantaranya adalah daftar hadir kegiatan, catatan hasil diskusi,
dokumentasi kegiatan foto, laporan kegiatan, laporan perkembangan program, catatan hasil pelatihan, modulmakalahalat peraga pelatihan, booklet, dan CD
interaktif. Prioritas program strategis ini dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi
atas penekanan program-program yang dapat dijalankan oleh berbagai pihak dalam mewujudkan PHBM yang lestari dan masyarakat sejahtera. Sementara
rencana pelaksanaan prioritas program strategis tersaji dalam Tabel 24. Program ini akan dijalankan selama 20 bulan dan disesuaikan dengan kondisi masing-
masing daerah.
8.2.2. Monitoring dan Evaluasi Program
Monitoring dan evaluasi ini diposisikan sebagai upaya penting dalam pengelolaan program ini dengan mendasarkan pada prinsip kesepakatan,
keterbukaan, kesetaraan, tanggung gugat, partisipasi, kejujuran dan keterpaduan. Monitoring dan evaluasi ini akan dilakukan secara bertingkat dan dilakukan pada
interval waktu tertentu yang disepakati diantara para pihak.
Pemantauan monitoring dilakukan melalui refleksi bulanan di tingkat tim pelaksana program TPP dan pertemuan bulanan. Monitoring ini dilakukan
untuk memastikan bahwa apa yang dilakukan adalah sesuai dengan yang direncanakan, dan berbagai perkembangan lapangan bisa ditindaklanjuti secara
baik agar selaras dengan pencapaian tujuan program. Untuk mengefektifkan proses dan hasil monitoring maka instrumen, cara,
dan waktu serta peserta monitoring akan disepakati antara TPP dan mitra. Sekaligus untuk memperbesar akses dan kontrol masyarakat pada proses ini maka
perencanaan dan pelaksanaan monitoring ini sejauh mungkin didekatkan pada komunitas program. Monitoring dilakukan pada tiap semester di tingkat program.
Evaluasi sebagai upaya penilaian melalui pembandingan antara hasil yang dicapai dengan hasil yang ditetapkan akan dilakukan secara bertingkat dan
bertahap dalam waktu 6 bulan sekali pada tingkat program. Tingkat evaluasi dilakukan pada tingkat kelompok, program dan dengan mitra.
Tabel 23. Matrik Perencanaan Program
Indikator Alat Verifikasi
Asumsi Tujuan
Meningkatkan peran LSM dalam Pelaksanaan program PHBM di
Indonesia • Meningkatnya kinerja dan dan peran LSM
dalam pelaksanaan program PHBM • Meningkatnya kinerja LSM
• Meningkatnya kesejahteraan masyarakat
• Meningkatnya kelestarian sumberdaya hutan
• Meningkatnya hubungan yang sinergi antara masyarakat,
LSM, swasta dan pemerintah • Adanya kebijakan pengelolaan
hutan berbasis masyarakat yang adil dan lestari
• Tidak terjadi gejolak sosial politik yang mempengaruhi
kinerja proyek
KeluaranOutput
[1] Peningkatan kapasitas LSM dalam program PHBM
• Terselenggaranya pelatihan strategi advokasi yang diikuti oleh seluruh staf
• Terselenggaranya pelatihan mobilisasi sumberdaya yang diikuti oleh seluruh staf
• Terselenggaranya pelatihan strategi penggalangan dana yang diikuti oleh
seluruh staf • Terselenggaranya pelatihan teknis
kehutanan yang diikuti oleh seluruh staf • Terselenggaranya pelatihan pengembangan
kawasan konservasi yang diikuti oleh seluruh staf
• Terselenggaranya pelatihan pengembangan PHBM yang diikuti oleh seluruh staf
• Terselenggaranya kajian kebijakan terkait dengan PHBM
• Terselengganaya lokalatih penyusunan peraturan daerah yang diikuti oleh seluruh
staf • Terbentuknya jaringan kerja antar LSM
yang diikuti oleh seluruh staf
• Daftar hadir kegiatan • Catatan hasil diskusi
• Dokumentasi kegiatan foto • Laporan Kegiatan
• Laporan Perkembangan Program
• Catatan hasil pelatihan • Modulmakalahalat peraga
pelatihan • Booklet
• CD Interaktif • Inisiatif kegiatan didukung dan
dipahami secara positif oleh seluruh pengurus LSM
• Kesadaran seluruh pengurus LSM untuk menerima proses
peningkatan kapasitas personel
Indikator Alat Verifikasi
Asumsi
[2] Peningkatan kapasitas masyarakat dalam program PHBM
• Terlaksananya sosialisasi teratur terhadap visi, misi dan prinsip-prinsip LSM kepada
mayarakat • Terlaksananya lokakarya pengembangan
unit usaha ekonomi masyarakat • Terlaksananya Pelatihan pengembangan
PHBM • Terlaksananya pelatihan penguatan
kelembagaan masyarakat • Daftar hadir kegiatan
• Daftar hadir kegiatan diskusi kelompok
• Dokumentasi foto kegiatan • Catatan hasil diskusi kelompok
• Catatan hasil pelatihan dan lokakarya
• Modulmakalahalat peraga pelatihan
• Booklet • CD Interaktif
• Laporan Kegiatan • Laporan Perkembangan
Program • Inisiatif kegiatan didukung dan
dipahami secara positif oleh masyarakat
• Kesadaran masyarakat untuk menerima proses peningkatan
kapasitas dalam program PHBM
[3] Peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam program PHBM
• Terlaksananya pola kerjasama dan kemitraan dengan pemerintah daerah
• Terlaksananya public hearing dan seri dialog dengan pemerintah daerah terkait
dengan program PHBM, peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian
sumberdaya hutan
• Terselenggaranya lokakarya penyusunan model PHBM yang lestari berbasis pola
kemitraan • Daftar hadir kegiatan
• Dokumentasi foto kegiatan • Catatan hasil diskusi
• Catatan hasil lokakarya • Modulmakalahalat peraga
• Booklet • CD Interaktif
• Laporan Kegiatan • Laporan Perkembangan
Program • Tersedia rumusan model
PHBM yang lestari berbasis pola kemitraan
• Inisiatif kegiatan didukung dan dipahami secara positif oleh
pemerintah daerah • Kesadaran pemerintah daerah
untuk menerima proses peningkatan kapasitas dalam
program PHBM
[4] Peningkatan kapasitas pihak swasta dalam program PHBM
• Terlaksananya pola kemitraan dan kerjasama yang saling menguntungkan
dalam pengembangan usaha masyarakat; • Terlaksananya kegiatan advokasi kepada
pihak swasta untuk turut serta dalam • Daftar hadir kegiatan
• Dokumentasi foto kegiatan • Catatan hasil diskusi
• Laporan Kegiatan • Laporan Perkembangan
• Inisiatif kegiatan didukung dan dipahami secara positif oleh
pihak swasta • Kesadaran pihak swasta untuk
menerima proses peningkatan
Indikator Alat Verifikasi
Asumsi
mengembangkan kelestarian sumberdaya alam
Program kapasitas dalam program
PHBM
Kegiatan Input
[1] Peningkatan kapasitas LSM dalam program PHBM
a.
Pelatihan strategi advokasi b.
Pelatihan mobilisasi sumberdaya c.
Pelatihan strategi penggalangan dana
d. Pelatihan teknis kehutanan
e. Pelatihan pengembangan kawasan
konservasi f.
Pelatihan pengembangan PHBM g.
Kajian kebijakan terkait dengan PHBM
h. Lokalatih penyusunan peraturan
daerah i.
Pembentukan jaringan kerja antar LSM
• Fasilitator • Pengurus LSM
• Bahan bacaan pelatihan • Perlengkapan fasilitasi ATK
• Alat peraga
• Transportasi
• Tempat pertemuan • Konsumsi pertemuan
• Inisiatif kegiatan didukung dan dipahami secara positif oleh
seluruh pengurus LSM • Kesadaran seluruh pengurus
LSM untuk menerima proses peningkatan kapasitas personel
[2] Peningkatan kapasitas masyarakat dalam program PHBM
a.
Sosialisasi teratur terhadap visi, misi dan prinsip-prinsip LSM kepada
mayarakat b.
Lokakarya pengembangan unit usaha ekonomi masyarakat
c. Pelatihan pengembangan PHBM
d. Pelatihan penguatan kelembagaan
masyarakat Masyarakat lokal
Percetakan untuk Booklet Fasilitator pelatihan
Transportasi Akomodasi
Konsumsi Bahan-bahan pelatihan modul dan bahan bacaan
Alat peraga • Inisiatif kegiatan didukung dan
dipahami secara positif oleh masyarakat
• Kesadaran masyarakat untuk menerima proses peningkatan
kapasitas dalam program PHBM
Indikator Alat Verifikasi
Asumsi
[3] Peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam program PHBM
a.
Melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah Dinas
Kehutanan, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Bupati, Gubernur, dan
DPRD
b. Melakukan public hearing dan seri
dialog dengan pemerintah daerah terkait dengan program PHBM,
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kelestarian
sumberdaya hutan
c. Lokakarya penyusunan model
PHBM yang lestari berbasis pola kemitraan
• Aparat pemerintah daerah • Fasilitator
• Perlengkapan fasilitasi ATK • Transportasi
• Tempat pertemuan • Konsumsi pertemuan
• Inisiatif kegiatan didukung dan dipahami secara positif oleh
pemerintah daerah • Kesadaran pemerintah daerah
untuk menerima proses peningkatan kapasitas dalam
program PHBM
[4] Peningkatan kapasitas pihak swasta dalam program PHBM
a. Melakukan kemitraan kerjasama
yang saling menguntungkan dalam pengembangan usaha masyarakat;
b. Melakukan advokasi kepada pihak
swasta untuk turut serta dalam mengembangkan kelestarian
sumberdaya alam • Para pengusaha
• Fasilitator • Perlengkapan fasilitasi ATK
• Transportasi • Tempat pertemuan
• Konsumsi pertemuan • Inisiatif kegiatan didukung dan
dipahami secara positif oleh pihak swasta
• Adanya kesadaran pihak swasta untuk menerima proses
peningkatan kapasitas dalam program PHBM
Tabel 24. Rencana Kegiatan Program
Bulan ke- No
Kegiatan 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 1
Peningkatan kapasitas LSM dalam program PHBM
a. Pelatihan strategi advokasi
x b.
Pelatihan mobilisasi sumberdaya x
c. Pelatihan strategi penggalangan dana
x d.
Pelatihan teknis kehutanan x
e. Pelatihan pengembangan kawasan konservasi
x f.
Pelatihan pengembangan PHBM x
g. Kajian kebijakan terkait dengan PHBM
x h.
Lokalatih penyusunan peraturan daerah x
i. Pembentukan jaringan kerja antar LSM
x
2 Peningkatan kapasitas masyarakat dampingan dalam program PHBM
a. Sosialisasi teratur terhadap visi, misi dan prinsip-prinsip LSM
kepada mayarakat x x x x x x x
b. Lokakarya pengembangan unit usaha ekonomi masyarakat
x c.
Pelatihan pengembangan PHBM x
x d.
Pelatihan penguatan kelembagaan masyarakat x
x x
3 Peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam program PHBM
a. Melakukan kerjasama dengan pemerintah daerah Dinas
Kehutanan, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Bupati, Gubernur, dan DPRD
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x b.
Melakukan public hearing dan seri dialog dengan pemerintah daerah terkait dengan program PHBM, peningkatan
kesejahteraan masyarakat dan kelestarian sumberdaya hutan x x x x x x
x x x x c.
Lokakarya penyusunan model PHBM yang lestari berbasis x
Bulan ke- No
Kegiatan 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20
pola kemitraan
4 Peningkatan kapasitas pihak swasta dalam program PHBM
a. Melakukan kemitraan kerjasama yang saling menguntungkan
dalam pengembangan usaha masyarakat; X
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x b.
Melakukan advokasi kepada pihak swasta untuk turut serta dalam mengembangkan kelestarian sumberdaya alam
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
5 Monitoring dan Evaluasi
Monev manajemen
dan kunjungan
lapangan x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
BAB IX KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN
9.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian peran LSM dalam program PHBM melalui proses pengolahan data dan dengan analisis hasil yang diperkuat dengan referensi yang ada, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut: 1.
Pada prinsipnya peran LSM dalam proyek UNDP adalah untuk membantu masyarakat dalam memperoleh pengakuan dalam bentuk terbukanya akses terhadap sumberdaya hutan dari
pemerintah, 2.
Peran LSM dalam mengusung program di bidang konservasi lebih sulit diterima oleh masyarakat dari pada program di bidang ekonomi,
3. Masih adanya gap pengetahuan dan pemahaman tentang teknis kehutanan dan advokasi baik
di tingkat masyarakat maupun di tingkat LSM, 4.
Sebagian besar 5 LSM mempunyai kinerja yang baik dalam pelaksanaan program PHBM yang didanai UNDP dan sebanyak 2 LSM masing-masing memiliki kinerja yang cukup baik
dan kurang baik, 5.
Pengembangan institusi lokal dipengaruhi oleh faktor kondisi sumberdaya lokal, faktor ekonomi-politik internasional, nasional dan lokal, serta faktor sosial-politik lokal
6. Keberhasilan atau kegagalan kinerja LSM tidak hanya dipengaruhi oleh kinerja LSM-nya
saja, namun juga oleh kinerja pihak lainnya, terutama pemerintah. 7.
Strategi peningkatan peran LSM dalam pelaksanaan PHBM dalam konteks pembangunan daerah dapat dilakukan melalui beberapa hal, yaitu pengembangkan kapasitas dan
kelembagaan LSM, pengembangan pemberdayaan kapasitas dan kelembagaan masyarakat dampingan, pengembangan advokasi pada pemerintah daerah, dan pengembangan usaha
masyarakat dampingan bersama pihak swasta. 9.2. Implikasi Kebijakan
Untuk mengimplementasikan strategi peningkatan peran LSM dalam program PHBM, maka dapat dirumuskan implikasi kebijakan sebagai berikut:
1. Kebijakan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi aparat pemerintah daerah yang
terkait dengan program PHBM yang relevan dengan kondisi sosial, budaya, dan ekonomi daerahnya masing-masing,
2. Kebijakan untuk mendukung implementasi program PHBM melalui peningkatan anggaran
pemerintah daerah untuk program PHBM dengan tujuan unutk melestarikan sumberdaya hutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
3. Kebijakan untuk melibatkan stakeholder lainnya masyarakat, LSM, dan pihak swasta
dalam setiap penyusunan kebijakan yang menyangkut program PHBM dan pengembangan masyarakat,
4. Kebijakan untuk melakukan sosialisasi terhadap kebijakan yang terkait dengan program
PHBM secara terus menerus dalam rangka mempromosikan pengelolaan sumberdaya hutan secara adil dan berkelanjutan.
9.3. Rekomendasi
Berdasarkan analisis dan kesimpulan yang diuraiakn diatas, maka dapat dirumuskan rekomendasi sebagai berikut:
1. Bagi LSM
a. perlu meningkatkan basis pengetahuan dasar, pemahaman, dan kompetensi dalam
program PHBM, b.
perlu mengembangkan jaringan networking yang lebih luas, c.
perlu memperluas dampak positif dari pelaksanaan program PHBM, d.
perlu mengembangkan sumber dana mandiri untuk mengurangi ketergantungan pada lembaga donor, dan
e. perlu menyusun dan mengembangkan instrumen evaluasi kinerja dari pelaksanaan
program-programnya 2.
Bagi Pemerintah a.
perlu meningkatkan kualitas pelayanan, kompetensi dan partisipasi, b.
perlu membuat kebijakan mendukung hutan lestari masyarakat sejahtera c.
perlu memberikan akses ke hutan bagi masyarakat yang terbukti lestari 3.
Bagi Lembaga Donor a.
perlu meningkatkan perhatian pada peran LSM dan pemerintah daerah dan b.
perlu membuat strategi keberlanjutan program