BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS
8.1. Rancangan Program Peningkatan Peran LSM dalam Program PHBM
Peran LSM dalam pelaksanaan program PHBM belum sepenuhnya diikuti dengan terciptanya suatu sistem penilaian dan pengukuran perannya yang
menyeluruh. LSM sebagai lembaga pendorong sekaligus sebagai lembaga penekan atas kebijakan pemerintah, seringkali menetapkan tujuan lembaga beserta
program yang dijalankan bersifat jangka panjang yang sulit untuk dicapai dalam waktu yang singkat. Sementara kebutuhan terhadap ukuran keberhasilan
pencapaian tujuan dan kinerja lembaga mempunyai peran yang sangat penting bagi keberlanjutan lembaga dan keberterimaan publik.
Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam menjalankan program PHBM, LSM mempunyai keragaman metode, pendekatan, dan sebaran wilayah yang
berbeda-beda. Berdasarkan pengalaman LSM, pendampingan yang mengangkat isu konservasi melalui pendekatan ekologis memiliki tingkat kesulitan yang lebih
besar dibandingkan dengan isu pendampingan teknis dan advokasi. Hal ini disebabkan isu konservasi masih sulit dimengerti dan diterima oleh masyarakat
karena manfaat dan dampaknya baru dapat dirasakan dalam jangka panjang. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa masih adanya kesenjangan gap
kapasitas atas pengetahuan dan pemahaman tentang teknis kehutanan dan advokasi, termasuk juga tentang konservasi, baik di tingkat masyarakat maupun di
tingkat LSM sendiri. Hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan dan pemahaman serta pengalaman yang dimiliki baik oleh masyarakat dampingan
maupun oleh tim pelaksana program. Sehingga hal ini akan menghambat proses pendampingan dalam program PHBM.
Kebutuhan dan permasalahan yang terjadi yang berkaitan dengan pelaksanaan program PHBM di beberapa wilayah tidak adakan semua dapat
terpenuhi dan terpecahkan oleh pihak pemerintah maupun swasta. Oleh karena itu di kalangan masyarakat perlu ditumbuhkembangkan institusi lokal yang murni
muncul dari inisiatif masyarakat sendiri untuk memenuhi dan memecahkan berbagai kebutuhan dan permaslahan yang mereka hadapi sendiri. LSM, dalam
konteks ini, hadir dan berperan untuk mengisi kekosongan institusional yang dapat memenuhi dan memecahkan kebutuhan dan permasalahan masyarakat yang
memang belum dapat dipenuhi dan dipecahkan oleh pemerintah dan pihak swasta. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa masyarakat cenderung tidak
dilibatkan dalam proses pembuatan keputusan publik. Peran aktif dari LSM untuk senantiasa mendampingi masyarakat agar kebijakan terkait dengan publik public
policy selalu berorientasi pada masyarakat serta mendukung terciptanya
pemerintahan yang baik good governance. Berdasarkan permasalahan diatas, maka diperlukan suatu rancangan
program strategis dengan tujuan utama untuk meningkatkan peran LSM dalam menjalankan program PHBM. Rancangan program strategis yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan peran LSM dalam pelaksanaan program PHBM diantaranya adalah:
5. Pengembangan Kapasitas dan Kelembagaan LSM
6. Pengembangan Pemberdayaan Kapasitas dan Kelembagaan Masyarakat
Dampingan 7.
Pengembangan Advokasi pada Pemerintah Daerah 8.
Pengembangan Usaha Masyarakat Dampingan bersama Pihak Swasta
8.2. Prioritas Program Strategis 8.2.1. Perencanaan dan Pelaksanaan Program