Legitimasi Sosial dalam Program PHBM

90 pelaksana proyek. Evaluasi kinerja dilakukan tidak hanya pada proyek UNDP namun dilakukan secara menyeluruh dan sifatnya tidak mengikat.

5.1.6. Legitimasi Sosial dalam Program PHBM

Legitimasi merupakan pengakuan masyarakat yang valid bahwa LSM yang bersangkutan benar-benar merupakan organisasi yang menjalankan mandat dari masyarakat, memberi manfaat serta diakui oleh masyarakat. Legitimasi bisa dilihat dari dua elemen yaitu sosial dan hukum legal. Untuk elemen sosial, legitimasi dapat dilihat pada bagaimana, LSM yang bersangkutan mendisseminasikan gagasan dan pemikirannya, serta pengakuan dan dukungan dari masyarakat dalam berbagai bentuknya. Prinsip-prinsip legitimasi adalah responsibilitas cepat, tanggap, dan peka terhadap dinamika yang berkembang di masyarakat serta aktif memfasilitasi memfasilitasi kasus-kasus publik, dan komposisi alokasi sumber daya, baik itu sumber daya manusia ataupun anggaran harus lebih besar untuk masyarakat atau target group daripada alokasi untuk LSM itu sendiri Tifa, 2006. Kebijakan dan strategi untuk menyebarluaskan rencana, pelaksanaan dan hasil pelaksanaan program kepada publik perlu dilakukan oleh LSM sebagai upaya untuk menyebarluaskan gagasannya kepada publik. Penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar LSM yaitu 7 LSM telah memiliki kebijakan dan strategi untuk menyebarluaskan rencana, pelaksanaan, dan hasil pelaksanaan proyek UNDP kepada publik namun belum dilakukan secara konsisten Tabel 16. Penyebaran informasi ini dilakukan melalui berbagai media, misalnya melalui media buletin dan radio komunitas. Hanya sebagain kecil LSM yaitu 2 LSM yang menyatakan telah mempunyai kebijakan dan strategi untuk menyebarluaskan rencana, pelaksanaan dan hasil pelaksanaan proyek UNDP kepada publik dan telah dilakukan secara konsisten. Persepsi, misalnya, telah memiliki kebijakan untuk melakukan perluasan dampak terhadap program ini yang akan dilakukan pada lokasi yang berbeda dan telah memiliki komitmen dengan pihak lain untuk pendanaannya. 91 Tabel 16. Penilaian Kinerja Elemen Legitimasi Jumlah Nilai Elemen Legitimasi No Indikator Baik Cukup Kurang Total L.1 Kebijakan dan strategi untuk menyebarluaskan rencana, pelaksanaan dan hasil pelaksanaan program kepada publik 2 7 0 9 L.2 Tingkat kepercayaan dan pengakuan masyarakat dampingan terhadap keberadaan lembaga 5 4 0 9 L.3 Peran pemerintah dalam mendukung proyek UNDP 4 5 0 9 Total 11 16 27 Sumber: Hasil pengolahan data Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap LSM sebagai lembaga pendamping pada dasarnya terletak pada keberlanjutan mandat yang diberikan kepada lembaga tersebut. Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar LSM yaitu 5 menyatakan telah sepenuhnya mendapatkan dukungan dari masyarakat dan beragam bentuk, yaitu dukungan tenaga, dana, dan barang. Prinsip keterbukaan dan keberpihakan yang jelas serta tidak memiliki motif-motif lain, misalnya, ambisi politik dan ekonomi, membuat kepercayaan dari masyarakat tumbuh dengan sendirinya. Namun sejumlah 3 LSM belum sepenuhnya mendapatkan dukungan dari masyarakat sehingga sebagai bentuk respon terhadap mandat yang diberikan kepada LSM, maka LSM tersebut akan berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi mandat itu melalui dukungan peningkatan kapasitas, tenaga serta sumberdaya lainnya. Dalam pelaksanaan program PHBM melalui proyek UNDP ini, LSM juga berusaha untuk memberikan dukungan penuh terhadap masyarakat melalui berbagai program. Setiap LSM mempunyai metode dan pendekatan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi geografis dan sosial budaya masyarakat setempat. LSM menggunakan berbagai instrumen untuk memperoleh pengakuan dari para pihak, khususnya dari pemerintah. LSM yang mengusung konservasi menggunakan instrumen hutan mangrove dan satwa endemik sebagai basis instrumen untuk melakukan advokasi Tabel 17. 92 Tabel 17. Instrumen yang digunakan LSM untuk Masyarakat dalam Memperoleh Pengakuan No Nama LSM Wilayah Kerja Instrumen untuk Memperoleh Pengakuan 1 LSM 1 Jawa Tengah Hutan Mangrove 2 LSM 2 Jawa Timur Satwa Endemik 3 LSM 3 Lampung Hutan Mangrove 4 LSM 4 Jawa Tengah Sertifikasi Ekolabel 5 LSM 5 Jawa Timur Kemitraan 6 LSM 6 Lampung Ekowisata 7 LSM 7 Jawa Tengah Tanah Simpen 8 LSM 8 Jawa Barat Wewengkon Kasepuhan 9 LSM 9 Lampung Hutan Kemasyarakatan HKm Sumber: Hasil pengolahan data Persepsi, Paramitra, dan SHK Lestari mesing-masing menggunakan instrumen sertifikasi ekolabel, kemitraan, dan ekowisata sebagai sebuah gagasan yang diusung untuk memperoleh dukungan dari berbagai pihak, khususnya dari pemerintah. Sementara Masta, RMI dan Watala masing-masing mengunakan instrumen tanah simpen, wewengkon adat, dan HKm sebagai landasan untuk memperjuangkan hak-hak masyarakat untuk memproleh pengakuan dari pemerintah. Meskipun setiap LSM mempunyai instrumen yang berbeda-beda namun pada dasarnya semua fokus pada kegiatan tujun advokasi untuk memperoleh dukungan dari semua pihak. Dukungan ini diperlukan untuk meningkatkan akuntabilitas dan legitimasi yang lebih besar bagi semua pihak, secara khusus bagi pemerintah. 5.2. Penilaian Kinerja LSM dalam Program PHBM 5.2.1. Penilaian Kinerja untuk Setiap Elemen