74 berada antara 1 dan 0 0Ep1 menujukkan bahwa faktor produksi berupa
pemberian pakan hijauan berada pada daerah rasional. Hijauan mengandung kadar air sebesar 70 persen hingga 80 persen,
sedangkan sisanya merupakan bahan kering. Pemberian pakan hijauan pada sapi perah milik peternak rata-rata sebesar 38,97 kgekorhari. Pemberian hijauan ini
mutlak dilakukan untuk menghasilkan energi pada ternak yang berguna untuk proses kelangsungan hidupnya. Pakan hijauan merupakan pakan utama bagi
ternak sapi perah sehingga kebutuhannya harus tercukupi namun, sebagian besar peternak belum paham mengenai kebutuhan pakan hijauan bagi sapi laktasi yaitu
10 persen dari bobot tubuhnya, hal diketahui dari hasil pengamatan peternak hanya secara perkiraan saja dalam memberikan pakan hijauan. Apabila pemberian
hijauan dikurangi maka energi yang seharusnya dibutuhkan oleh sapi menjadi berkurang, hal ini akan berakibat pada penurunan bobot badan sehingga produksi
susu juga akan berkurang. Penambahan pemberian pakan hijauan pada sapi produksi akan meningkatkan energi yang dibutuhkan oleh sapi sehingga
berdampak pada peningkatan produksi susu. Makanan hijauan diperoleh responden dengan cara membeli ke pedagang
rumput dengan harga Rp 150 per kilogram, biasanya jenis rumput yang dibeli adalah rumput gajah. Selain itu responden juga akan mencari rumput liar di sekitar
tempat tinggal atau tegalan yang memang sengaja ditanami rumput-rumputan. Pemberian pakan hijauan dilakukan tiga kali sehari yaitu pagi hari setelah
pemerahan, siang hari dan sore hari setelah pemerahan.
4. Faktor Ampas Tahu X4
Ampas tahu merupakan limbah yang berasal dari pembuatan tahu yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan tambahan bagi ternak sapi perah. Berdasarkan
nilai P-value faktor produksi ampas tahu mempunyai nilai sebesar 0,372. Jika taraf nyata sebesar 20 persen maka variabel ampas tahu tidak berpengaruh nyata
terhadap produksi susu sapi perah. Sedangkan berdasarkan nilai koefisien regresi faktor produksi ampas tahu mempunyai nilai positif yaitu sebesar 0,05208. Nilai
koefisien regresi tersebut mengandung arti bahwa apabila terjadi penambahan faktor produksi berupa ampas tahu sebesar satu persen maka akan meningkatkan
produksi sapi perah sebanyak 0,05208 persen dengan menganggap faktor lain
75 tetap cateris paribus. Pernyataan tersebut sesuai dengan hipotesis sebelumnya
yang menyatakan bahwa penambahan pakan berupa ampas tahu sebanyak satu satuan akan meningkatkan produksi sapi perah. Elastisitas produksi berada antara
1 dan 0 0Ep1 menujukkan bahwa faktor produksi berupa pemberian ampas tahu berada pada daerah rasional.
Ampas tahu merupakan jenis pakan tambahan bagi sapi perah, dimana dalam pemberiannya komposisinya paling sedikit yaitu 50 persen dari jumlah
pemberian konsentrat rasio 1:2 sebagai contoh satu kilogram ampas tahu berbanding dua kilogram konsentrat. Sehingga penambahan ataupun pengurangan
pemberian ampas tahu sebesar satu persen tidak akan mengakibatkan perubahan yang signifikan terhadap produksi susu. Ampas tahu bisanya berasal dari limbah
pembuatan tahu yang bahan utamanya berupa kacang-kacangan sehingga mempunyai kandungan protein yang cukup baik untuk sapi perah. Sapi pada masa
laktasi membutuhkan asupan protein yang cukup tinggi hal ini bermanfaat untuk pemeliharaan jaringan tubuh dan juga untuk memproduksi susu. Dengan adanya
penambahan pakan berupa ampas tahu maka asupan protein pada sapi juga akan terpenuhi.
Pemberian ampas tahu yang dilakukan oleh responden rata-rata sebanyak 8,59 kgekorhari dan diberikan sebanyak dua kali sehari yaitu pagi dan sore hari
setelah pemerahan, pemberian ampas tahu biasanya dicampur dengan konsentrat. Responden di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor
biasanya mendapatkan pasokan ampas tahu dari para produsen tahu disekitar Cisarua dan Ciawi dengan harga Rp 300 per kilogram.
5. Faktor Mineral X5