76 paribus. Pernyataan tersebut sesuai dengan hipotesis sebelumnya yang
menyatakan bahwa penambahan mineral sebanyak satu satuan akan meningkatkan produksi sapi perah. Elastisitas produksi berada antara 1 dan 0 0Ep1
menujukkan bahwa faktor produksi pemberian mineral berada pada daerah rasional.
Sapi laktasi membutuhkan asupan mineral dalam tubuhnya yang bermanfaat untuk pembentukan jaringan tulang dan urat, menggantikan mineral
yang habis terpakai atau terbuang. Mineral biasanya diberikan pada sapi setelah melahirkan hingga beberapa bulan setelah melahirkan, hal ini juga untuk
mencegah sapi terkena Milk fever. Menurut Girisonta 1995 menjelaskan bahwa kebutuhan mineral pada sapi laktasi adalah sebanyak 15 – 20 gram setiap 100
kilogram bobot tubuhnya. Namun, pada kenyataan dilapangan peternak kurang memahami sepenuhnya berapa sebenarnya kebutuhan mineral untuk sapi laktasi.
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan diketahui bahwa peternak responden dalam memberikan mineral tidak sesuai dengan jumlah yang ditentukan,
pemberian mineral hanya secara perkiraan saja. Rata-rata pemberian mineral oleh responden adalah sebanyak 17,63 grekorhari dan diberikan satu kali sehari yaitu
pada pagi hari setelah pemerahan. Responden memperoleh mineral dari KUD Giri Tani dengan harga Rp 11.000 per kilogram.
6. Faktor Air X6
Air merupakan salah satu bahan makanan yang diperlukan sapi dalam jumlah besar disamping energi. Maka dari itu kebutuhan akan air tidak boleh
dilupakan, sebab 70 persen dari tubuh sapi terdiri dari air. Berdasarkan nilai P- value variabel air mempunyai nilai sebesar 0,001. Jika taraf nyata sebesar 20
persen maka variabel air mempunyai pengaruh nyata terhadap produksi susu sapi perah. Sedangkan berdasarkan koefisien regresi variabel air mempunyai nilai
sebesar 0,7283. Nilai koefisien regresi tersebut mengandung arti bahwa apabila terjadi penambahan faktor produktivitas berupa pemberian air sebesar satu persen
maka akan meningkatkan produksi sapi perah sebanyak 0,7283 persen dengan menganggap faktor lain tetap cateris paribus. Pernyataan tersebut sesuai dengan
hipotesis sebelumnya yang menyatakan bahwa penambahan air sebanyak satu satuan akan meningkatkan produksi sapi perah. Elastisitas produksi berada antara
77 1 dan 0 0Ep1 menujukkan bahwa faktor produksi pemberian air berada pada
daerah rasional. Didalam tubuh sapi, air berfungsi sebagai pengatur suhu dalam tubuh,
membantu proses pencernaan, metabolisme, pelepas kotoran serta sebagai pelumas pada persendian. Kebutuhan air bagi sapi tergantung pada berbagai faktor
seperti umur, ukuran tubuh, jenis makanan, iklim dan jumlah produksi. Sapi yang diberi pakan berupa konsentrat dengan kondisi tubuh besar dan memproduksi susu
dalam jumlah banyak maka membutuhkan air yang lebih banyak. Kebutuhan air bagi sapi perah dapat diperoleh dari dalam bentuk air minum dan air yang
terkandung dalam makanan. Bahan makanan kasar berupa hijauan segar mengandung kadar air mencapai 85 persen begitu pula pada ampas tahu. Namun,
kebutuhan air bagi sapi perah tidak cukup bila hanya berasal dari air yang terkandung dalam makanan, maka dari itu perlu diberikan tambahan air dalam
jumlah yang cukup setiap hari. Sapi perah memerlukan 2 – 2,5 kilogram air minum untuk memproduksi air susu sebanyak 0,5 kilogram. Karena air mutlak
dibutuhkan sapi untuk memproduksi susu maka dari itu, dengan adanya peningkatan atau penurunan dalam pemberian air sebesar satu persen pada sapi
laktasi akan mengakibatkan perubahan yang signifikan terhadap produksi susu. Rata-rata pemberian air oleh responden 27,16 literekorhari dan air selalu dalam
keadaan tersedia ditempat minum ternak. Air yang diberikan merupakan air bersih yang berasal dari air sumur maupun mata air dari gunung.
7. Faktor Tenaga Kerja X7