77 1 dan 0 0Ep1 menujukkan bahwa faktor produksi pemberian air berada pada
daerah rasional. Didalam tubuh sapi, air berfungsi sebagai pengatur suhu dalam tubuh,
membantu proses pencernaan, metabolisme, pelepas kotoran serta sebagai pelumas pada persendian. Kebutuhan air bagi sapi tergantung pada berbagai faktor
seperti umur, ukuran tubuh, jenis makanan, iklim dan jumlah produksi. Sapi yang diberi pakan berupa konsentrat dengan kondisi tubuh besar dan memproduksi susu
dalam jumlah banyak maka membutuhkan air yang lebih banyak. Kebutuhan air bagi sapi perah dapat diperoleh dari dalam bentuk air minum dan air yang
terkandung dalam makanan. Bahan makanan kasar berupa hijauan segar mengandung kadar air mencapai 85 persen begitu pula pada ampas tahu. Namun,
kebutuhan air bagi sapi perah tidak cukup bila hanya berasal dari air yang terkandung dalam makanan, maka dari itu perlu diberikan tambahan air dalam
jumlah yang cukup setiap hari. Sapi perah memerlukan 2 – 2,5 kilogram air minum untuk memproduksi air susu sebanyak 0,5 kilogram. Karena air mutlak
dibutuhkan sapi untuk memproduksi susu maka dari itu, dengan adanya peningkatan atau penurunan dalam pemberian air sebesar satu persen pada sapi
laktasi akan mengakibatkan perubahan yang signifikan terhadap produksi susu. Rata-rata pemberian air oleh responden 27,16 literekorhari dan air selalu dalam
keadaan tersedia ditempat minum ternak. Air yang diberikan merupakan air bersih yang berasal dari air sumur maupun mata air dari gunung.
7. Faktor Tenaga Kerja X7
Tenaga kerja merupakan sekelompok penduduk yang berada dalam usia kerja. Berdasarkan nilai P-value variabel tenaga kerja mempunyai nilai sebesar
0,068. Jika taraf nyata sebesar 20 persen maka variabel ini mempunyai pengaruh nyata terhadap produksi susu sapi perah. Sedangkan berdasarkan nilai koefisien
regresi variabel tenaga kerja mempunyai nilai negatif yaitu sebesar -0,4889. Nilai koefisien regresi ini mengandung arti bahwa setiap penambahan tenaga kerja
sebesar satu persen maka produksi susu sapi akan menurun sebesar -0,4889 persen dengan menganggap faktor lain tetap cateris paribus. Pernyataan tersebut tidak
sesuai dengan hipotesis sebelumnya yang menyatakan bahwa penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi sapi perah. Elastisitas produksi yang lebih kecil
78 dari pada 0 Ep0 menunjukan bahwa penggunaan tenaga kerja berada pada
daerah irrasional. Tenaga kerja merupakan faktor penting dalam produksi karena berkaitan
dengan tatalaksana pemeliharaan dan penanganan ternak. Pada umumnya responden menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dalam melakukan kegiatan
pemeliharaan rutin seperti membersihkan kandang, memberi makan, memandikan ternak, mencari rumput dan memerah susu. Namun, terdapat beberapa responden
yang memperkerjakan tenaga kerja diluar keluarga apabila jumlah ternak yang dipelihara jumlahnya besar. Tenaga kerja sangat berpengaruh terhadap produksi
susu karena berkaitan dengan proses pemerahan. Pada proses pemerahan sapi memerlukan penanganan khusus misalanya pekerja yang melakukan pemerahan
tidak boleh diganti-ganti karena akan memberi dampak negatif pada ternak seperti sapi mudah stress dan berujung pada menurunnya produksi susu.
Dalam usahaternak sapi perah dikatakan efektif jika satu hari kerja pria dapat menangani tujuh sapi dewasa Sudono,1999. Apabila dilakukan
penambahan jumlah tenaga kerja untuk budidaya sapi perah, maka jumlah produksi susu akan menurun karena tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
menangani satu ekor sapi laktasi hanya satu orang, apabila ditambahkan tenaga kerja yang baru menjadi dua orang atau lebih untuk menangani satu ekor sapi
laktasi jelas akan menurunkan produktivitas ternak karena melebihi standar penggunaan tenaga kerja. Rata-rata penggunaan tenaga kerja oleh responden
adalah sebesar 24,09 HKP pada bulan Januari tahun 2012.
79
VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH
Pendapatan yang diperoleh peternak responden merupaka suatu kriteria dalam menentukan tingkat keuntungan serta keberhasilan peternak dalam
menjalankan usahanya. Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya yang dikeluarkan oleh peternak. Pendapatan usahaternak sapi perah ini
dibedakan menjadi dua, yaitu pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Dalam menghitung pendapatan usahaternak maka terlebih dahulu
perlu dilakukan perhitungan mengenai penerimaan dan biaya usahaternak.
7.1 Analisis Penerimaan Usahatani