Uji Korelasi Pearson Uji Korelasi Spearman

H= REM – FEM M FEM - M REM - 1 REM - FEM ~ χ 2 k ……..γ.12 Dimana M = matriks kovarians untu k parameter k= derajat bebas Sebagai dasar penolakan Ho, digunakan statistik Hausman dibandingkan dengan chi square.Jika H χ 2 tabel maka komponen error mempunyai korelasi dengan peubah bebas dan artinya model yang valid digunakan adalah FEM. Sedangka n jika H χ 2 tabel maka error tidak berkorelasi dengan peubah bebas sehingga model yang valid digunakan adalah REM.Penduga REM dapat diestimasi dengan Between Estimator atau Generalized Least Square GLS.

3.4. Model Determinan Investasi Swasta di Jawa Timur

Dalam menganalisis hubungan antar variabel determinan investasi swasta di Jawa Timur digunakan model umum: PMDN = f GROWTH, PUB,PMA, TKED PMA = f GROWTH, PUB,PMDN, TKED Salah satu alternatif modelnya adalah modifikasi model Agosin dan Machado 2005 diacu dalam Morissey dan Udomkerdmongkol 2010. Adapun variabel-variabel dalam model ini ditransformasikan ke dalam bentuk logaritma natural untuk mempermudah dalam melihat perubahan relatif elastisitas antara variabel dependen dan independen serta untuk memperkecil standar deviasi antar variabel. Model yang dimaksud adalah sebagai berikut: LPMDN it = + α i + t + 1 LPUB it + 2 LPMA it + 3 GROWTH it + ∑ j DTKB it + it LPMA it = + α i + t + 1 LPUB it + 2 LPMDN it + 3 GROWTH it + ∑ ρ j DTKB it + it ket: PMDN it =Penanaman Modal Dalam Negeri pada kabupatenkota ke- i tahun ke- t Rupiah PUB it =Belanja modal pada kabupatenkota ke- i tahun ke-t Rupiah PMA it =Penanaman Modal Asing pada kabupatenkota ke- i tahun ke- tRupiah DTKB it = Variabel dummy tata kelola ekonomi daerah kabupatenkota ke-i 1= baik, 0=buruk GROWTH it =Pertumbuhan output riil pada kabupatenkota ke- i tahun ke t β + α i + t = intersep β 1, β 1……, j =parameter yang diestimasi i = 38 kabupatenkota di provinsi Jawa Timur t = 2 periode 2005-2007 dan 2008- 2010 ε it =error term

BAB IV. GAMBARAN UMUM

4.1. Kondisi Geografis

Provinsi Jawa Timur adalah sebuah provinsi yang terletak di ujung timur Pulau Jawa yang beribukota Surabaya. Dengan luas wilayah 47,963 km 2 atau 2.51 dari keseluruhan luas Indonesia, Jawa Timur merupakan provinsi dengan urutan ke-12 terluas di Indonesia. Sedangkan untuk wilayah pulau Jawa, Jawa Timur memiliki wilayah terluas di antara 6 provinsi di Pulau Jawa. Gambar 7 Peta wilayah Provinsi Jawa Timur Sumber: http:www.beacukai.blogdetik.com Wilayah Provinsi Jawa Timur terletak pada posisi geografis 111 o 0’ hingga 114 o 4’ Bujur Timur dan 7 o 1β’ hingga 8 o 48’ δintang Selatan. Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat. Wilayah Jawa Timur juga meliputi Pulau Madura, Pulau Bawean, Pulau Kangean serta sejumlah pulau-pulau kecil di Laut Jawa dan Samudera Hindia Pulau Sempu dan Nusa Barung. Secara umum, wilayah Jawa Timur terbagi menjadi dua bagian besar yaitu Jawa Timur daratan, hampir mencakup 90 dari seluruh luas wilayah Provinsi Jawa Timur, dan wilayah kepulauan yang sekitar 10 dari luas wilayah Jawa Timur. 4.2. Kondisi Topografis dan Iklim 4.2.1. Kondisi Topografis Secara topografi, wilayah Provinsi Jawa Timur dapat dikelompokkan dalam tiga zona: zona selatan plato, zona tengah gunung berapi, dan zona utara lipatan. Dataran rendah dan dataran tinggi pada bagian tengah dari Ngawi, Blitar, Malang, hingga Bondowoso memiliki tanah yang cukup subur. Pada bagian utara dari Bojonegoro, Tuban, Gresik, hingga Pulau Madura terdapat Pegunungan Kapur Utara dan Pegunungan Kendeng yang relatif tandus. Rangkaian gunung berapi menandai relief wilayah tengah provinsi Jawa Timur. Di perbatasan dengan Jawa Tengah terdapat Gunung Lawu 3,265 meter. Di sebelah Tenggara Madiun tedapat Gunung Wilis 2,169 meter dan Gunung Liman 2,563 meter. Pada koridor tengah terdapat kelompok Anjasmoro dengan puncak-puncaknya Gunung Arjuno 3,239 meter, Gunung Welirang 3,156 meter, Gunung Anjasmoro 2,277 meter, Gunung Wayang 2,198 meter, Gunung Kawi 2,681 meter, dan Gunung Kelud 1,731 meter. Adapun pegunungan-pegunungan tersebut terletak di sebagian Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Jombang. Kelompok pegununganTengger memiliki puncak Gunung Bromo 2.192 meter dan Gunung Semeru 3.676 meter. Semeru, dengan puncaknya yang disebut Mahameru adalah gunung tertinggi di Pulau Jawa. Di daerah Tapal Kuda terdapat dua kelompok pegunungan yaitu pegunungan Iyang dengan puncaknya Gunung Argopuro 3.088 meter dan Pegunungan Ijen dengan puncaknya Gunung Raung 3.332 meter.Di bagian selatan Jawa Timur terdapat rangkaian perbukitan, yakni dari pesisir pantai selatan Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, hingga Malang. Pegunungan Kapur Selatan merupakan kelanjutan dari rangkaian Pegunungan Sewu di Yogyakarta. Dua sungai terpenting di Jawa Timur adalah Sungai Brantas 290 km dan Bengawan Solo. Sungai Brantas memiiki mata air di daerah Malang. Sesampai di Mojokerto, Sungai Brantas pecah menjadi dua yaitu Kali Mas dan Kali Porong yang keduanya bermuara di Selat Madura. Aliran Bengawan Solo berasal dari Jawa Tengah, dan bermuara di Gresik. Di lereng Gunung Lawu di dekat perbatasan dengan Jawa Tengah terdapat Telaga Sarangan, sebuah danau alami. Bendungan utama di Jawa Timur antara lain Bendungan Sutami dan Bendungan Selorejo, yang digunakan untuk irigasi, pemeliharaan ikan, dan pariwisata.

4.2.2. Iklim

Jawa Timur memiliki iklim tropis basah. Dibandingkan dengan wilayah Pulau Jawa bagian barat, Jawa Timur pada umumnya memiliki curah hujan yang lebih sedikit. Curah hujan rata-rata 1.900 mm per tahun, dengan musim hujan selama 100 hari. Suhu rata-rata berkisar antara 21-34 °C. Suhu di daerah pegunungan lebih rendah, dan bahkan di daerah Ranu Pani lereng Gunung Semeru, suhu bisa mencapai minus 4 °C,yang menyebabkan turunnya salju.

4.3. Wilayah Administratif

Sampai dengan tahun 2000 Propinsi Jawa Timur secara administratif terbagi dalam 37 KabupatenKota, yang terdiri dari 29 Kabupaten dan 8 Kota. Namun pada tanggal 21 Juni 2001, seiring desentralisasi fiskal yang dicanangkan pemerintah pusat, wilayah Jawa Timur mengalami pemekaran. Kota Batu yang mulanya adalah kota administratif, menjadi wilayah kotamadya. Dengan demikian jumlah kabupaten tetap 29 kabupaten, dan jumlah kota menjadi 9. Dengan total 38 kabupatenkota, propinsi Jawa Timur merupakan propinsi dengan jumlah kabupatenkota terbanyak di Indonesia. Ke-38 kabupatenkota di Jawa Timur pun terbagi lagi menjadi 662 kecamatan dengan 8,506 desakelurahan 2,400 kelurahan dan 6,106 desa. Apabila diamati dari komposisi jumlah kecamatan dan desa, maka diketahui bahwa Kabupaten Malang memiliki jumlah kecamatan terbanyak, yaitu 33 kecamatan. Banyaknya jumlah kecamatan yang dimiliki tidak menjadikan kabupaten ini menjadi kabupaten dengan jumlah desakelurahan terbanyak pula. Kabupaten yang memiliki jumlah desakelurahan terbanyak adalah di Kabupaten Lamongan, yaitu sebesar 474 desakelurahan. Sementara itu, Kabupaten Banyuwangi adalah daerah dengan luas wilayah paling besar yaitu sebesar 3,599km 2 dan Kota Mojokerto adalah daerah dengan luas wilayah paling kecil sebesar 16 km 2 Lampiran 2 . 4.4. Kondisi Demografis 4.4.1 Penduduk Peran penting penduduk dalam pembangunan ekonomi adalah sebagai subjek maupun objek pembangunan. Sebagai subjek, penduduk turut serta sebagai motor penggerak pembangunan karena fungsinya sebagai penghasil sumber daya manusia yang produktif sehingga mampu memberikan nilai tambah dalam kegiatan ekonomi. Namun penduduk dapat pula menjadi penghambat manakala jumlah penduduk yang besar tidak diikuti dengan pengingkatan kualitas sumber daya manusianya. Sebagai objek pembangunan, penduduk merupakan sasaran utama pembangunan ekonomi, sehingga pertumbuhan ekonomi yang tinggi sudah seharusnya diikuti dengan pemerataan pendapatan dan penurunan kemiskinan serta pengangguran. Penduduk Jawa Timur terbanyak mendiami kota Surabaya dengan kepadatan penduduk yang tinggi yaitu sebanyak 8,474 orangkm 2 Lampiran 3. Kepadatan penduduk rata-rata di Jawa Timur adalah 834 jiwa per 1 km 2 . Dari Lampiran 3 ini pun dapat kita lihat bahwa penduduk Jawa Timur terkonsentrasi di kota daripada kabupaten. Hal ini patut dimaklumi karena ketersediaan lapangan pekerjaan, fasilitas umum, infrastruktur dan sarana hiburan yang lebih banyak tersedia di kota daripada di kabupaten. Sementara itu pertumbuhan penduduk 2010 tertinggi dicapai oleh kabupaten Sidoarjo 1.96 dan pertumbuhan penduduk negatif justru terjadi di Kabupaten Lamongan yaitu sebesar -0.08. Secara agregat, laju pertumbuhan penduduk Jawa Timur tahun 2010 adalah sebesar 0.65 Lampiran 3.

4.4.2 Angkatan kerja

Jumlah pencari kerja pada tahun 2010 sebesar 489,530 orang. Jumlah ini turun 8.82 dibanding tahun 2009. Yang sudah ditempatkan sebanyak 114,863 orang. Pemegang izin bekerja bagi WNA pada tahun 2010 sebanyak 1,508 orang, naik 3.01 dibandingkan tahun 2009 BPS, 2010.