Akses Lahan TATA KELOLA PEMERINTAHAN DAERAH 1. Gambaran Umum Survei Tata Kelola Ekonomi Daerah

Pemerintah menunjukkan political will yang tegas melalui sejumlah peraturan perundang-undangan. Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi serta UU No. 31 Tahun 1999 jo UU No. 20 Tahun 2001 mengenai Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah bukti keseriusan pemerintah. Kebijakan tersebut juga dilengkapi dengan UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi KPK.

4.8.9. Biaya Transaksi

Biaya transaksi adalah pembayaran yang harus dikeluarkan oleh pelaku usaha yang dicatat dalam laporan keuangan sebagai beban biaya dalam menjalankan operasi perusahaannya. Biaya transaksi ini meliputi biaya resmi maupun tidak resmi. Biaya resmi meliputi pembayaran sejumlah nilai nominal tertentu dalam satuan rupiah oleh perusahaan kepada Pemda dengan disertai bukti tertulis yang jumlahnya sesuai antara yang tertera di bukti pembayaran tersebut dengan peraturan resmi yang ada. Sedangkan biaya tidak resmi atau biaya illegal meliputi biaya yang dibayarkan kepada oknum polisi, tentara, organisasi kemasyaratakan dan preman. Beberapa jenis pungutan resmi daerah diantaranya: 1. Pajak Daerah Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh pribadi atau badan dalam hal ini perusahaan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah Peraturan Pemerintah RI Nomor 65 Tahun 2001. Contoh pajak daerah yaitu: pajak penerangan jalan, pajak reklame, pajak kendaraan bermotor. 2. Retribusi daerah Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan dalam hal ini perusahaan Peraturan Pemerintah RI Nomor 66 Tahun 2001. Contoh retribusi daerah, yaitu retribusi sewa tempat di pasar milik Pemda, retribusi kebersihan dipasar milik Pemda, retribusi parkir di tepi jalan umum yang disediakan oleh Pemda, dan retribusi sejenis lainnya. 3. Sumbangan Pihak Ketiga SP3 Sumbangan Pihak Ketiga SP3 yang resmi adalah sejumlah pembayaran yang diberikan oleh perusahaan kepada Pemda atas dasar adanya Peraturan Daerah atau Surat Keputusan BupatiWalikota. Contoh sumbangan pihak ketiga yaitu: sumbangan wajib pengusaha sektor perkebunan, sumbangan wajib pengusaha sektor industri seperti nilai tertentu pada setiap unit hasil produksi: Rp 5,00 per kg buah sawit segar dan sumbangan wajib pengusaha sektor jasa. Keberatan yang sering dikemukakan oleh kalangan bisnis adalah tingginya pajak dan retribusi daerah yang harus mereka bayar. Bentuknya pajak dan retribusi inipun bermacam-macam. Pemerintah daerah biasanya membebankan pajak listrik daerah, juga pajak hotel dan restoran. Di samping itu, mereka berhak menarik retribusi pengguna untuk sejumlah besar layanan peraturan daerah, bahkan ketika kadangkala tidak ada layanan yang sungguh-sungguh diberikan.

4.8.10. Infrastruktur Daerah

Ketersediaan dan kualitas infrastruktur merupakan faktor penentu bagi keputusan bisnis pelaku usaha karena sangat menentukan biaya distribusi faktor input dan faktor output produksinya. Kehadirannya dapat menjadi faktor pendorong tingkat produktivitas di suatu daerah. Ketersediaan infrastruktur jalan, misalnya, akan memungkinkan orang, barang dan jasa diangkut dari satu tempat ke tempat lain. Apabila tidak ada akses transportasi yang baik tentunya akan sulit bagi suatu perusahaan untuk melakukan aktivitas usahanya. Karena itu, ketersediaan infrastruktur terutama kualitas jalan yang baik, sangat diperlukan untuk kelancaran proses produksi. Infrastruktur sangat menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi. Beberapa studi menunjukkan bahwa ketersediaan infrastruktur dengan