Kondisi Geografis GAMBARAN UMUM

Data laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Timur tahun 2001-2010 yang diperoleh dari BPS Propinsi Jawa Timur dapat dilihat padaGambar 8. Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur sejak periode 2001 sampai 2010 cenderung mengalami kenaikan, namun pada saat terjadi krisis global di tahun 2008-2009, ternyata pertumbuhan ekonomi turut terkena imbasnya, sehingga turun menjadi 4.95 di tahun 2009. Namun di Tahun 2010 provinsi Jawa Timur bangkit sehingga pertumbuhan ekonominya mencapai 6.60. Sumber: BPS 2011, diolah Gambar 8 Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur 2001-2010

4.6.2 Inflasi

Tingkat inflasi di Jawa Timur relatif stabil yaitu berkisar antara 6.54- 7.33 Tabel 9 . Jika dibandingkan dengan tingkat inflasi nasional tahun 2010 yang mencapai6.96 , tingkat inflasi di Jawa Timur relatif moderat. Tingkat inflasi tahun 2010 tertinggi sebesar 7.33 di kota Surabaya. 3.88 3.83 4.78 5.84 5.84 6.01 6.05 5.90 4.95 6.60 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 5.00 5.50 6.00 6.50 7.00 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Tabel 7 Tingkat inflasi beberapa kabupatenkota Jawa Timur Tahun 2010 KabupatenKota Tingkat Inflasi Surabaya 7.33 Malang 6.70 Kediri 6.80 Jember 7.09 Kab. Probolinggo 6.68 Kab. Madiun 6.54 Kab. Sumenep 6.75 Sumber: Jawa Timur dalam Angka, 2011

4.7. Investasi

Provinsi Jawa Timur dikenal sebagai lumbung pangan nasional, dengan produk pertanian, perkebunan dan perternakan menyumbang sekitar 47 stok pangan nasional. Namun pembangunan ekonomi Jawa Timur yang berbasis pertanian juga harus dikembangkan sehingga tidak hanya on farm tetapi jugaoff farm , melalui pengembangan modal, penerapan teknologi dan peningkatan kapasitas sumberdaya manusianya. Peningkatan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang cukup pesat tidak terlepas dari keberhasilan meningkatnya realisasi investasi, baik realisasi PMA maupun PMDN. Hal ini terlihat dari terbitnya Surat Izin Prinsip Investasi dan realisasi dilapangan.Realisasi izin prinsip investasi ini merupakan indikasi besarnya minat berinvestasi di Jawa Timur, terutama minat investasi asing. Nilai Realisasi Izin prinsip PMA telah mencapai Rp 34.74 trilyun, meningkat 173 dari periode yang sama di tahun 2010. Sedangkan total nilai realisasi investasinya mencapai Rp 83.83 trilyun, meningkat 39 persen dari tahun 2010 pada periode yang sama. Realisasi investasi tersebutterdiri dari realisasi PMA dan PMDN sebesar Rp 29.87 trilyun dan realisasi PMDN non fasilitas Rp 53.96 trilyun. Luar biasanya, realisasi PMDN non fasilitas sebesar 64 persen dari total realisasi investasi tersebut, merupakan realisasi kegiatan investasi kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah UMKM dan Koperasi yang lebih dominan dibandingkan investasi PMA dan PMDN BPM Jatim, 2011. Derasnya investasi yang masuk ke Jawa Timur seharusnya juga dapat mengurangi disparitas antar kabupatenkota di Jawa Timur, dengan memprioritaskan proyek pembangunan infrastruktur yang memadai untuk