Keamanan dan Penyelesaian Konflik
dengan median durasi pengurusan status tanah tercepat adalah Kabupaten Gresik, yaitu dari 23 minggu menjadi 6 minggu di tahun 2010.
Penggusuran yang biasanya dialami para pelaku usaha kecil dan menengah juga tidaklah mejadi hambatan utama,terbukti dari kenaikan rata-rata persepsi
pelaku usaha yang berkeyakinan bahwa kecil kemungkinan lokasi usaha mereka akan digusur, sebesar 3.2 poin dari tahun 2007. Hal ini menunjukkan semakin
baiknya kualitas tata kelola pemerintahan daerah dalam sub indikator akses lahan.
Tabel 13 Uji Beda Berpasangan Variabel Penyusun Sub Indikator Izin Usaha Survei TKED 2007 dan 2010 di Provinsi Jawa Timur
Variabel Mean
Sig 2 tailed
Persentase Perusahaan Yang Memiliki TDP Q38aR1
39.714 0.000
Kemudahan perolehan TDP Q40cR1
0.905 0.731
Rata-rata waktu perolehan TDP Q40dR1
-1.684 0.29
Biaya perizinan tidak memberatkan usaha Q41dR1
3.550 0.051
Pelayanan izin usaha efisien Q43R1
5.148 0.043
Pelayanan izin usaha bebas pungli Q43R2
4.834 0.27
Pelayanan izin usaha bebas KKN Q43R3
6.269 0.152
Persentase pelaku usaha yang mengetahui keberadaan mekanisme pengaduan Q45
3.167 0.52
Izin usaha kecil hambatannya terhadap kinerja perusahaan Q46
2.560 0.094
ket:
Variabel signifikan pada tingkat 0.05 2-tailed. Variabel signifikan pada tingkat 0.1 2-tailed.
Sumber: data olahan
Pada sub indikator izin usaha Tabel 13, ternyata hanya ada 4 variabel yang berbeda nyata. Variabel pertama adalah persentase perusahaan yang
memiliki TDP. Persentase perusahaan yang memiliki TDP naik sebesar rata-rata 39,714 dari tahun 2007 dengan kabupaten Blitar sebagai kabupaten yang
tertinggi kenaikan persentasenya. Sementara itu pelaku usaha juga berpersepsi bahwa biaya yang dikeluarkan pada saat mengurus izin usaha tidak memberatkan
dunia usaha, terbukti dengan naiknya rata-rata indeks sebesar 3.55 poin dari tahun 2007. Pelaku usaha juga berpersepsi bahwa pelayanan izin usaha selama ini sudah
cukup efisien, dilihat dari kenaikan rata-rata sebesar 5.1 poin. Secara umum pun para pelaku usaha di Jawa Timur beranggapan bahwa izin usaha makin kecil
hambatannya terhadap kinerja perusahaan, dengan kenaikan rata-rata sebesar 2.5 poin.
Tabel 14 Uji Beda Berpasangan Variabel Penyusun Sub Indikator Interaksi Pemda Dengan Pelaku Usaha Survei TKED 2007 dan 2010 di Provinsi
Jawa Timur
Variabel Mean
Sig 2 tailed
Persentase pelaku usaha yang menyadari keberadaan forum komunikasi pemda dengan pelaku usaha Q48
5.180 .100
Kepala Daerah memberikan pemecahan masalah yang nyata pada pelaku usaha Q49R1
2.805 .509
Pemecahan masalah oleh Pemda sesuai harapan pelaku usaha Q49R2
1.327 .743
Instansi Pemda selalu menindaklanjuti langkah-langkah pemecahan masalah oleh Kepala Daerah Q49R3
-0.620 .891
Pemda memiliki pengertian akan kebutuhan dunia usaha Q50R1
-1.350 .709
Pemda melakukan konsultasi publik Q50R2
2.534 .564
Pemda mengadakan pertemuan dengan pelaku usaha dlm membahas permasalahan dunia usaha Q50R3
4.318 .256
Pemda tidak membentuk perusahaan daerah yang merugikan kegiatan usaha Q50R4
-1.234 .678
Pemda memberikan fasilitas yang mendukung perkembangan dunia usaha
Q50R5
1.186 .779
Kebijakan pemda berorientasi untuk mendorong iklim investasi Q51
-10.03 .033
Kebijakan Pemda bersifat non-diskriminatif Q52
0.556 .907
Pengaruh kebijakan pemda tidak meningkatkan pengeluaran dunia usaha Q53R1
5.195 .146
Kebijakan Pemda menjamin kepastian hukum dari pelaku usaha Q54
6.258 .097
Interaksi pemda dengan pelaku usaha kecil hambatannya terhadap kinerja perusahaan Q55
-11.82 .000
ket:
Variabel signifikan pada tingkat 0.05 2-tailed. Variabel signifikan pada tingkat 0.1 2-tailed.
Sumber: data olahan
Interaksi Pemda dengan Pelaku Usaha di Jawa Timur ternyata belum sepeuhnya dirasakan oleh para pelaku usaha. Terbukti dari nilai variabel persepsi
bahwa kebijakan yang ditetapkan Pemda berorientasi untuk mendorong iklim investasi turun rata-rata sebesar 10.03 poin dari tahun 2007 Tabel 14. Demikian
pula, persepsi bahwa interaksi pemda dengan pelaku usaha kecil hambatannya terhadap kinerja perusahaan , turun sebesar rata-rata 11.8 poin dari tahun 2007.
Namun persepsi bahwa kebijakan Pemda menjamin kepastian hukum dari pelaku usaha naik sebesar 6.258 poin. Hal ini mengindikasikan, para pelaku usaha masih
merasa kebijakan Pemda belum mendorong peningkatan iklim investasi namun di satu sisi kebijakan Pemda telah menjamin kepastian hukum bagi para pelaku
usaha dalam melakukan kegiatan usahanya.