Karakteristik Responden Jawa Timur

Sumber: Badan Penanaman Modal Provinsi Jawa Timur, 2011 Gambar 13 Mekanisme Pelayanan Perizinan di KP2T

4.8.6. Interaksi Pemerintah Daerah Pemda dengan Pelaku Usaha

Interaksi Pemda dengan pelaku usaha merupakan hal yangyang penting , dimana forum komunikasi merupakan media interaksi dan komunikasi yang banyak diperkenalkan di daerah. Namun dalam kenyataannya, terdapat beberapa masalah interaksi Pemda dengan pelaku usaha. Beberapa masalah dalam IPPU ini adalah pengusaha merasa mereka tidak dilibatkan dalam merumuskan suatu kebijakan sehingga suatu kebijakan bersifat distortif dan memberatkan dunia usaha. Pemda juga seringkali kurang optimal dalam penyediaan pelayanan publik, berorientasi hanya pada peningkatan PAD melalui pajak dan retribusi daerah serta seringkali bersikap diskriminatif pada kelompok dunia usaha tertentu.

4.12. Program Pengembangan Usaha Swasta PPUS

Program pengembangan usaha swasta merupakan pelayanan pengembangan bisnis yang dilakukan oleh Pemda, yang terutama ditujukan kepada pelaku usaha kecil dan menengah. Masalah utama yang dihadapi kelompok usaha ini adalah keterbatasan modal, akses modal yang minim ke lembaga keuangan formal, dan kurangnya keahlian dalam bidang manajemen usaha. Namun demikian bentuk usaha kecil ini merupakan bentuk usaha yang paling dominan terdapat di kabupaten dan kota di Indonesia. Program pengembangan usaha swasta oleh Pemda adalah pelayanan pengembangan bisnis yang disediakan Pemda dengan dukungan dana APBD. Kegiatan tersebut diadakan tanpa adanya pungutan dari Pemda kepada pelaku usaha. Meskipun demikian, pada prakteknya ada beberapa daerah yang melakukan kegiatan tersebut dengan melibatkan keikutsertaan pendanaan aktif dari pihak swasta. Sampai saat ini telah dirumuskan beberapa kebijakan pemerintah Daerah dan pemerintah Pusat yang mendorong percepatan tercitanya ruang usaha yang berpihak kepada kelompok usaha kecil diantaranya adalah UU No. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian, UU No. 202008 tentang Usaha Kecil, UU No, 51999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Inpres no. 62007 tentang Kebijakan Percepatan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah No. 022008 tentang Pemberdayaan Business Development Service Provider untuk Pengembangan Koperasi dan UMKM. Ada lima kegiatan pengembangan bisnis yang diperlukan untuk pelaku usaha kecil dan menengah , yang diharapkan dilakukan olah masing- masing Pemda kabupatenkota yaitu: 1 Pelatihan manajemen bisnis untuk meningkatkan kemampuan perusahaan dalam hal administrasi keuangan, manajemen pemasaran, dan manajemen produksi yang baik. 2 Pelatihan peningkatan kualitas tenaga kerja untuk tenaga kerja yang telah lulus sekolah namun belum bekerja berupa pelatihan administrasi kantor, pengenalan dunia kerja, etika bekerja, kemampuan bahasa asing. 3 Promosi produk lokal kepada investor melalui exhibition, trade fair promosi perdaganganinvestasipotensi ekonomi yang dilakukan di tingkat nasional, di kabupaten dan kota lain, dan di kabupaten dan kota sendiri. 4 Menghubungkan pelaku usaha kecil, sedang, besar untuk mempertemukan mata rantai kegiatan bisnis perusahaan daerah dengan perusahaan besar yang ada di daerah kabupaten dan kota, di daerah kabupaten dan kota lain, dan di tingkat nasional. 5 Pelatihan pengajuan aplikasi kredit bagi UKM untuk mengatasi salah satu hambatan besar bagi pelaku bisnis kecil dan menengah terhadap kredit formal yang disediakan bank umum yang ada di kabupaten dan kota. Pelatihan ini meliputi pelatihan pengenalan jenis-jenis kredit, pengenalan jenis lembaga keuangan formal yang ada, pengenalan dan pelatihan prosedur pengajuan aplikasi kredit syarat-syarat yang harus dipenuhi, hak dan kewajiban kreditur dan debitur.

4.8.8. Kapasitas dan Integritas Kepala Daerah

Kinerja suatu pemerintahan, selain dipengaruhi oleh institusi, juga sangat dipengaruhi oleh pejabat pemerintah yang menjalankannya. Sistem yang sudah terlembaga dengan baik sangat mungkin memberikan batas rambu-rambu yang kuat untuk meminimalisir penyimpangan para pejabat pelaksananya. Namun dalam suatu sistem yang lemah, para pejabat yang melaksanakannya bisa sangat dominan mengabaikan sistem yang ada. Beberapa studi menunjukkan temuan tentang pentingnya peran Kepala Daerah BupatiWalikota dalam tata kelola pemerintahan. KPPOD 2005, menunjukkan bahwa integritas Kepala Daerah cukup penting pengaruhnya terhadap daya tarik investasi daerah. Pemilihan Kepala Daerah langsung Pilkada dengan disertai keberimbangan informasi menjadi salah satu mekanisme kontrol masyarakat untuk menilai secara langsung kinerja pemimpin tertinggi di daerahnya masing masing. Kapasitas Kepala Daerah juga diyakini mempengaruhi kemampuannya untuk menciptakan iklim yang kondusif kepada dunia usaha. Mengenai hal ini terdapat peraturan perundangan yang mensyaratkan pendidikan minimal SMA bagi Kepala Daerah. Demikian juga persyaratan usia Kepala Daerah yang minimal 30 tahun memberikan estimasi tingkat kemampuan menangani urusan pemerintahan. Pemerintah menunjukkan political will yang tegas melalui sejumlah peraturan perundang-undangan. Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi serta UU No. 31 Tahun 1999 jo UU No. 20 Tahun 2001 mengenai Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah bukti keseriusan pemerintah. Kebijakan tersebut juga dilengkapi dengan UU No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi KPK.

4.8.9. Biaya Transaksi

Biaya transaksi adalah pembayaran yang harus dikeluarkan oleh pelaku usaha yang dicatat dalam laporan keuangan sebagai beban biaya dalam menjalankan operasi perusahaannya. Biaya transaksi ini meliputi biaya resmi maupun tidak resmi. Biaya resmi meliputi pembayaran sejumlah nilai nominal tertentu dalam satuan rupiah oleh perusahaan kepada Pemda dengan disertai bukti tertulis yang jumlahnya sesuai antara yang tertera di bukti pembayaran tersebut dengan peraturan resmi yang ada. Sedangkan biaya tidak resmi atau biaya illegal meliputi biaya yang dibayarkan kepada oknum polisi, tentara, organisasi kemasyaratakan dan preman. Beberapa jenis pungutan resmi daerah diantaranya: 1. Pajak Daerah Pajak daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh pribadi atau badan dalam hal ini perusahaan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang berdasarkan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah Peraturan Pemerintah RI Nomor 65 Tahun 2001. Contoh pajak daerah yaitu: pajak penerangan jalan, pajak reklame, pajak kendaraan bermotor. 2. Retribusi daerah Retribusi daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan dalam hal