53 dengan menjalin kerjasama dengan petani baik secara individu maupun
kelompok yang dipercaya dapat memasok produk yang dibutuhkan sesuai dengan standar mutu. Manajemen pengadaan mencakup penentuan harga,
dan pengiriman, pembayaran kepada pemasok dan menjaga hubungan baik.
3 Produksi Make
Produksi merupakan faktor penentu terhadap kelangsungan rantai pasok. Budidaya merupakan proses produksi sutera alam yang membutuhkan
ketersediaan sarana produksi baik rumah ulat, pakan, desinfektan, dan lain-lain.
4 Distribusi Deliver Pengiriman merupakn sebuah proses bisnis yang melibatkan pergerakan
fisik dari produk sutera alam yang berada dalam satu jalur rantai pasok. Manajemen pengiriman barang didahului komunikasi pendahuluan
terutama informasi mengenai harga, jumlah, kualitas, dan frekuensi yang harus dikirimkan. Proses tawar menawar dan negosiasi sering dilakukan
melalui telepon. 5
Pengolahan Process Kegiatan pengolahan mencakup kegiatan pemanenan, sortasi, produksi,
pengemasan, dan persiapan pengiriman.
3. Faktor Peningkatan Kinerja
a. Nilai Tambah Nilai tambah masing-masing produk pada masing-masing pelaku rantai
pasok sutera alam berbeda-beda, bergantung pada aktivitas pengolhan yang dilakukan. Sebagai gambaran, nilai tambah produk kain sutera di galeri
perusahaan berbeda dengan nilai tambah produk kain sutera para penenun di Tasikmalaya yang bahan bakunya di ambil dari perusahaan Rumah Sutera Alam
karena diberikan proses tambahan seperti tenun berpola. Besarnya nilai tambah produk menjadi salah satu faktor penentu tingkat kesejahteraan para pelaku rantai
pasok. b. Resiko
Resiko merupakan hal penting untuk diperhitungkan agar dalam rantai pasok tidak menanggung kerugian hanya di satu pihak. Pada plasma, resiko yang
dihadapi adalah kokon yang gagal panen yang disebabkan oleh pakan murbei yang diberikan. Resiko tersebut sepenuhnya masih ditanggung oleh plasma.
c. Kualitas Kualitas merupakan salah satu faktor penting dalam manajemen rantai
pasok sutera alam untuk mendukung strategi akan diferensiasi, biaya rendah, dan respon cepat. Peningkatan kualitas membantu pelaku rantai pasok sutera alam
meningkatkan penjualan dan mengurangi biaya, yang keduanya akan meningkatan keuntungan.
54
4. Atribut dan Metrik Pengukuran Kinerja Rantai Pasok
Metrik adalah sebuah standart untuk mengukur performa dan memberikan basis evaluasi yang dapat dipercaya dan valid di setiap proses pada rantai pasok.
Suatu metrik dapat dignakan sebagai kriteria atau indikator yang menggambarkan suatu kondisi atau performa suatu manajemen rantai pasok perusahaan. Metrik
merupakan ukuran derajat kuantitatif dari atribut tertentu pada suatu sistem, komponen, atau proses. Melalui proses pengukuran, dapat memberikan indikasi
dari pengembangan secara kuantitaif mengenai jumlah, dimensi, kapasitas, atau ukuran dari beberapa atribut produk atau proses Sudaryanto, 2007.
Dalam menentukan daftar metrik, beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu bahwa metrik harus komplit, berhubungan dengan variable bebas, praktis,
dan metrik merupakan criteria yang popular untuk perbandingan di pasar. Selain itu, merupakan proses yang dapat diulang repeatable dan harus sesuai dengan
aktivitas proses yang dilakukan oleh perusahaan. Oleh sebab itu, tidak semua metrik yang diberikan, digunakan untuk pengembangan SCOR perusahaan.
Dalam metode SCOR versi 8.0, metrik-metrik untuk mengukur performa perusahaan merupakan kesepakatan yang telah ditetapkan oleh Supply Chain
Council. Metrik tersebut terbagi ke dalam dua tujuan. Tujuan pertama menerangkan metrik yang dihadapi oleh pasar atau konsumen eksternal,
sedangkan tujuan kedua menerangkan metrik yang dihadapi oleh perusahaan serta pemilik saham internal. Uraian metrik dalam metode SCOR, disajikan pada
Tabel 6. Tabel 6. Metrik Level 1 dan Atribut Performa SCOR
.
Metrik pemenuhan pesanan, kinerja pengiriman, dan kesesuain dengan standar mutu adalah metrik yang menerangkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi permintaan konsumen. Pemenuhan pesanan secara sempurna tersebut meliputi ketepatan jenis produk yang dipesan, ketepatan waktu pengiriman,
ketepatan jumlah pengiriman, ketepatan tempat pengiriman, dan ketepatan Metrik Level 1
Atribut Performa Eksternal Customer
Internal Reliabilitas
Responsivitas Fleksibilitas
Biaya Aset
Pemenuhan Pesanan X
Kinerja Pengiriman X
Kesesuaian Standar Mutu
X Siklus
Pemenuhan Pesanan
X Lead
Time Pemenuhan Pesanan
X Fleksibilitas Rantai
Pasok x
Biaya SCM x
Siklus Cash-to-Cash x
Inventory Days of Supply
x
55 dokumentasi data pengiriman. Namun, atribut pemenuhan pesanan yang menjadi
penilaian di RSA hanya meliputi ketepatan jenis produk yang dipesan, ketepatan waktu pengiriman, dan ketepatan tempat pengiriman saja karena seperti sudah
dijelaskan sebelumnya bahwa produksi di RSA bukan berdasarkan permintaan, melainkan berdasarkan ketersediaan jumlah daun murbei, sehingga metrik
ketepatan jumlah permintaan tidak dapat dinilai. Untuk metrik ketepatan dokumentasi data, pihak perusahaan tidak pernah mendokumentasikan data
pesanan. Metrik kesesuaian dengan standar mutu merupakan metrik baru yang
ditambahkan dalam SCORcard level 1 ini karena karakteristik produk pertanian yang berbeda dengan produk manufaktur lainnya. Metrik kesesuaian dengan
standar mutu mencakup aspek-aspek seperti keamanan dan kesehatan produk, sensorik dan penampakan, serta keterandalan produk dan kenyamanan.
Bagi agroindustri sutera alam, performa metrik tersebut sangat penting untuk membangun kepercayaan reliabilitas pada pelanggan. Semakin baik citra
reliabilitas para pelaku rantai pasok yang dibangun, semakin baik pula tingkat kepercaan atau trust building yang diberikan oleh pelanggan. Manajemen rantai
pasok akan berlangsung baik dan lancar ketika trust building diantara rantai pasok terbangun dengan baik. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan metrik tersebut
sebagai salah satu acuan peningkatan manajemen rantai pasok perusahaan. Metrik siklus pemenuhan pesanan atau order fulfillment cycle time
menerangkan waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen, mulai dari memasok bahan baku dari supplier hingga
produk sampai ke tangan konsumen. Dengan demikian metrik tersebut meliputi siklus waktu dari supplier source dan siklus waktu produksi make. Semakin
cepat siklus pemenuhan pesanan, semakin responsif pula perusahaan dalam melayani permintaan konsumen dengan baik.
Metrik fleksibilitas rantai pasok atas atau upside supply chain flexibility, adalah metrik yang menerangkan kemampuan perusahaan dalam melayani
peningkatan pesanan yang tak terduga sebanyak 20. Fleksibilitas disini meliputi kemampuan pemasok untuk menyediakan tambahan bahan baku, kemampuan
produksi untuk meningkatkan kapasitas produksi, dan kemampuan untuk meningkatkan distribusi sebesar 20. Nilai 20 tersebut merupakan nilai rata-
rata tingkat fluktuasi perubahan permintaan pasar. Metrik fleksibilitas rantai pasok tidak dapat dinilai pada RSA karena produksi tidak berdasarkan permintaan.
Metrik biaya manajemen rantai pasok atau supply chain management cost menerangkan total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam melakukan
material handling mulai dari pemasok hingga ke konsumen. Setiap perusahaan tentu memiliki nilai yang berbeda pada metrik ini. Namun metrik tersebut dapat
dibandingkan dengan perusahaan lain jika biaya SCM yang dikeluarkan dibagi dengan jumlah RSS yang diproduksi. Tingginya biaya SCM yang dikeluarkan
mempengaruhi harga benang dan kain sutera yang dijual. Untuk itu, efisiensi material handling sangat penting agar RSA dapat meminimalkan biaya produksi
sehingga meningkatkan pendapatan. Metrik siklus cash to cash menerangkan perputaran uang perusahaan mulai
dari pembayaran bahan baku ke pemasok, hingga pembayaran atau pelunasan
56 produk oleh kosumen. Pada umumnya, semakin singkat siklus cash to cash
perusahaan maka semakin cepat pula mendapatkan return uang hasil penjualan. Sementara itu, metrik inventory days of supply mengukur mencukupi persediaan
dengan satuan waktu hari yang berarti lamanya rata-rata dalam hari suatu pelaku rantai pasok bisa bertahan dengan jumlah persediaan yang dimilikinya.
Kinerja rantai pasok dikatakan baik jika mampu memutar asset dengan cepat.
5. Pemilihan Metrik Pengukuran Kinerja Rantai Pasok dengan AHP