49
C. Model Penentuan Strategi Pemilihan Plasma Unggul
Model penentuan strategi pemilihan plasma unggul digunakan untuk menentukan strategi kunci yang dapat membuat sebuah plasma menjadi unggul, yakni
sebagai mitra perusahaan dalam memelihara ulat dan memproduksi kokon. Model ini menggunakan pendekatan metode Analytical Hierarchy Process AHP. Perbedaan
AHP dan MPE ini terletak pada cara penilainnya dimana pada MPE penilaian dilakukan hanya dengan melihat nilai dari faktor itu sendiri sedangkan pada AHP
penilaian dilakukan dengan membandingkan satu faktor dengan faktor yang lain dan dilihat dari tingkat kepentingan dari level sebelumnya. Oleh karena itu penilaian AHP
ini lebih terstruktur dan lebih menyeluruh. Penyusunan hierarki penentuan strategi pemilihan plasma unggul dilakukan
melalui beberapa tahapan yaitu studi literatur dan wawancara atau konsultasi dengan pakar terkait, dalam hal ini pakar yang diwawancarai adalah pihak perusahaan yang
berkaitan langsung dengan plasma. Tujuan dari penyusunan hirarki ini adalah memberikan informasi kepada pengguna mengenai alur proses yang akan ditempuh
dalam menentukan tujuan dari suatu masalah. Hirarki yang disusun terdiri dari lima level yaitu level pertama yaitu menentukan
goal yaitu menentukan plasma unggul yang dapat mempengaruhi pendapatan perusahaan, level kedua adalah faktor atau kriteria yang berperan dalam mencapai
tujuan yaitu lokasi pemeliharaan, sarana dan prasarana, jumlah anggota plasma, kualitas kokon, serta teknologi dan keuletan. Level ketiga adalah aktor-aktor yang
berperan yaitu Badan Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial, plasma, dan perusahaan inti. Level keempat adalah strategi dalam mencapai tujuan seperti memilih
lokasi pemeliharaan dengan topografi terbaik, memiliki sarana dan prasarana yang memadai, memiliki jumlah anggota plasma yang efisien, mengikuti pelatihan-
pelatihan, dan memproduksi kokon sesuai prosedur. Hierarki model pemilihan plasma unggul dapat dilihat pada Gambar 23.
Gambar 23. Hierarki model pemilihan plasma unggul
50 Hasil perhitungan dengan menggunakan metode analisa hirarki proses ini
berupa urutan prioritas dari tiap elemen di tiap level. Dalam program LETULET, pembobotan model 3 juga dilakukan dengan program aplikasi Expert Choice 2000
Expert Choice Inc. 2000 yang akan dipanggil. Namun untuk menggunakannya, user perlu menginstall program terlebih dahulu sehingga pengambilan keputusan yang
diambil tidak secara langsung, seperti tampak pada Gambar 24. Agar memudahkan pengguna dalam pengoperasian model, pada model ini juga akan ditampilkan gambar
penyusunan hierarki dan pengisian bobot kriteria dalam expert choice. Dalam Expert Choice, langkah pertama yang harus dibuat adalah penyusunan
hierarki berdasarkan struktur hierarki AHP yang telah dibuat sebelumnya sehingga diperoleh masing-masing tingkatan di setiap levelnya. Data tiap level diinput
kemudian sehingga didapat nilai total masing-masing elemen yang terdapat dalam masing-masing hirarki. Perhitungan bobot dari masing-masing level dibantu dengan
menggunakan program aplikasi Expert Choice 2000, seperti dapat dilihat pada Gambar 25. Setelah memasukkan skala kepentingan yang merupakan hasil studi
literatur dan wawancara, maka diperoleh bobot yang berbeda di setiap levelnya, seperti ditunjukkan pada Gambar 26.
Gambar 24. Tampilan model 3 pada menu pemilihan model
Gambar 25. Pengisian bobot pada expert choice
51 Gambar 26. Penyusunan hierarki dan pembobotan
Hasil keluaran bobot akhir pada level alternatif menunjukkan bahwa memproduksi
kokon sesuai prosedur merupakan
alternatif yang sangat
mempengaruhi sebuah mitra plasma unggul atau tidak, karena mempunyai bobot terbesar yaitu 0,350. Diikuti dengan alternatif memiliki sarana dan prasarana 0,256,
mengikuti pelatihan-pelatihan 0,168, memiliki lokasi pemeliharaan terbaik 0.152, dan memiliki jumlah anggota mitra yang efisien 0,074. Hirarki model pemilihan
plasma unggul dengan bobot di setiap levelnya dapat dilihat pada Gambar 27. Alternatif memproduksi kokon sesuai prosedur tersebut dianggap penting karena
kualitas kokon menjadi salah satu faktor penentu untuk menghasilkan benang sutera dan produk turunan lainnya. Kokon yang memenuhi standar akan mudah dipintal dan
mempunyai filamen yang kuat sehingga produk yang dihasilkan pun berkualitas dan mempunyai harga jual yang tinggi.
Gambar 27. Hierarki model pemilihan plasma unggul dengan bobot di setiap levelnya
52
D. Model Pengukuran Kinerja Rantai Pasok