Pemilihan Metrik Pengukuran Kinerja Rantai Pasok dengan AHP

56 produk oleh kosumen. Pada umumnya, semakin singkat siklus cash to cash perusahaan maka semakin cepat pula mendapatkan return uang hasil penjualan. Sementara itu, metrik inventory days of supply mengukur mencukupi persediaan dengan satuan waktu hari yang berarti lamanya rata-rata dalam hari suatu pelaku rantai pasok bisa bertahan dengan jumlah persediaan yang dimilikinya. Kinerja rantai pasok dikatakan baik jika mampu memutar asset dengan cepat.

5. Pemilihan Metrik Pengukuran Kinerja Rantai Pasok dengan AHP

Pemilihan metrik kinerja rantai pasok sutera alam dilakukan dengan pendekatan AHP. Struktur hierarki pemilihan metrik pengukuran kinerja rantai pasok sutera alam terdiri atas level 1 yaitu Proses Bisnis, level 2 terdiri atas Parameter Kinerja, level 3 terdiri atas Atribut Kinerja, dan level 4 terdiri atas Metrik Kinerja. Sama halnya seperti model 3, pembobotan AHP di model 4 ini juga dilakukan dengan menggunakan bantuan aplikasi expert choice 2000. Langkah-langkah pengerjaannya juga sama seperti pada model 3. Setelah pembobotan dilakukan pada setiap level, maka diperoleh struktur hierarki pemilihan metrik kinerja yang telah disatukan dengan masing-masing bobot yang dimilikinya, seperti ditunjukkan pada Gambar 28. Gambar 28. Bobot akhir hasil analisa dengan pendekatan AHP metrik kinerja rantai pasok Pada level proses bisnis, aspek budidaya memiliki bobot terbesar, yaitu 0.520. Berdasarkan hasil tersebut budidaya menjadi prioritas utama dalam proses bisnis sutera alam, karena budidaya ulat sutera menjadi kunci utama yang menentukan kualitas akhir produk yang dihasilkan. Pada level parameter kinerja, yang memliki bobot terbesar yaitu aspek kualitas, yaitu sebesar 0,5. Dengan demikian kualitas menjadi prioritas pertama dalam level parameter kinerja. Pakar menilai kualitas merupakan salah satu faktor penting dalam manajemen rantai pasok sutera alam. Kualitas produk menjadi pertimbangan penting dalam sekaligus menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kontrak kerjasama antar masing-masing pelaku rantai pasok sutera alam. 57 Pada level atribut kinerja, reliabilitas menjadi prioritas utama karena mempunyai bobot terbesar, yaitu 0,294. Pakar menilai bahwa semakin baik citra reliabilitas para pelaku rantai pasok yang dibangun, semakin baik pula tingkat kepercaan atau trust building yang diberikan oleh pelanggan. Sementara pada level metrik kinerja, pemenuhan pesanan memiliki bobot 0,168, aspek kesesuaian dengan standar mutu mempunyai bobot 0,279, aspek kinerja pengiriman 0,067, aspek siklus pemenuhan pesanan memiliki bobot 0,178, aspek biaya SCM 0,135, aspek siklus cash-to-cash dan inventory days of supply berturut-turut mempunyai bobot 0,135 dan 0,111. Pada sistem, tampilan pada model 4 tidak berbeda dengan tampilan model 3, seperti ditunjukkan pada Gambar 29. Pengisian bobot tidak dilakukan langsung oleh user, tetapi user harus mendownload terlebih dahulu software expert choice yang tersedia pada interface model 4. Langkah-langkah pengisian bobot pada expert choice juga ditampilkan pada model 4. Gambar 29. Tampilan model 4 pada sistem Pada model pengukuran kinerja perusahaan juga dilengkapi dengan tabel penilaian kinerja, dimana aspek penilaian berdasarkan tiga metrik kinerja hasil pembobotan AHP yang mempunyai tiga bobot terbesar, yaitu aspek kesesuaian standar mutu, siklus pemenuhan pesanan, dan aspek pemenuhan pesanan. Ketiga metrik kinerja ini diharapkan mampu mewakili pengukuran kinerja suatu perusahaan agroindustri sutera alam. Tabel penilaian dapat dilihat pada Gambar 30. User dapat menginput nilai ketiga aspek tersebut sesuai dengan range nilai yang diberikan. Gambar 30. Tampilan tabel pengukuran kinerja rantai pasok pada sistem 58 Kisaran nilai untuk masing-masing metrik kinerja diperoleh dari pustaka dan hasil wawancara. Pada metrik kesesuaian dengan standar mutu, ukuran nilai yang diberikan yaitu berasal dari bobot kokon kering sesuai dengan SNI dan dalam satuan gram. Standar mutu kokon kering juga dapat dilihat pada Lampiran 4. Pada metrik siklus pemenuhan pesanan, ukuran nilai yang diberikan berasal dari lamanya proses budidaya ulat hingga panen kokon dilaksanakan, dengan satuan berupa hari. Nilai ini juga diambil berdasarkan pustaka dan hasil wawancara dengan pakar. Sementara untuk metrik pemenuhan pesanan, ukuran nilai berasal dari pihak perusahaan sesuai dengan tanggung jawabnya dalam memenuhi pesanan dari pihak penenun sebagai konsumen, dengan satuan berupa persentase. Kisaran nilai yang diberikan dalam sistem dapat dilihat lebih jelas pada Tabel 7. Tabel 7. Kisaran nilai yang diberikan sistem pada tabel pengukuran kinerja Bobot kokon Lama pemenuhan Pemenuhan pesanan kering satuan g pesanan satuan hari konsumen satuan Baik 1.7-2 32-34 80-100 Cukup 1.4-1.6 35-37 60-79 Kurang 1-1.3 38-40 40-59

C. VERIFIKASI DAN VALIDASI MODEL