Umum Skala Penilaian Sistem penunjang keputusan manajemen rantai pasok sutera alam berbasis web: studi kasus di Rumah Sutera Alam Ciapus, Bogor

72 PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER

I. Umum

1. Isi kolom indentitas yang terdapat di halaman depan kuisioner. 2. Berikan penilaian terhadap Hirarki Penentuan Strategi Pemilihan Plasma Unggul dengan cara mengisi Lembar Penilaian. 3. Penilaian yang dilakukan dengan membandingkan tingkat kepentingan atau peran komponen-komponen dalam 1 level hirarki yang berkaitan dengan komponen-komponen level sebelumnya menggunakan Skala Penilaian yang terdapat pada petunjuk bagian II. 4. Lembar Penilaian berisi penjelasan masing-masing elemen yang diperbandingkan, pertanyaan, dan kolom-kolom untuk menuliskan hasil penilaian. 5. Penilaian dilakukan dengan mengisi titik-titik pada kolom yang telah disediakan.

II. Skala Penilaian

Skala yang digunakan adalah 1, 3, 5, 7, dan 9 serta 2, 4, 6, dan 8 untuk penilaian diantara skala tersebut. Apabila hasil penilaian menunjukkan sebaliknya maka yang digunakan adalah 1, ½, 13, ... dan 19. Contoh penerapannya adalah sebagai berikut: • Jika A sama pentingnya dengan B 1 • Jika A sedikit lebih penting daripada B 3 Jika sebaliknya B sedikit lebih penting daripada A 13 • Jika A jelas lebih penting daripada B 5 Jika sebaliknya B jelas lebih penting daripada A 15 • Jika A sangat lebih penting daripada B 7 Jika sebaliknya B sangat lebih penting daripada A 17 • Jika A mutlak lebih penting daripada B 9 Jika sebaliknya B mutlak lebih penting daripada A 19 • Nilai skala 2, 4, 6, 8 atau ½, ¼, 16, 18 diberikan apabila terdapat sedikit saja perbedaan dengan patokan tersebut di atas. 73 Penentuan strategi pemilihan plasma unggul dalam agroindustri sutera alam menggunakan Analytical Hierarchy Process AHP, dengan struktur AHP sebagai berikut :

1. Penentuan Bobot FAKTOR dalam Penentuan Strategi Pemilihan Plasma

Unggul Faktor yang dipertimbangkan dalam rangka penentuan strategi pemilihan plasma unggul adalah sebagai berikut :

a. Lokasi Pemeliharaan LP

Lokasi pembesaran ulat dan produksi kokon sangat menentukan hasil akhir dari produk turunan sutera ini. Kondisi lingkungan yang baik dalam pemeliharaan ulat besar adalah pada suhu 22-25 o C dan kelembapan 70-75 pada daerah dengan ketinggian 400-900 m dpl. Sementara, murbei yang merupakan pakan utama ulat, tumbuh di ketinggian 200-1200 m dpl dan suhu 24-28 o C.

b. Sarana dan Prasarana SP

Titik pemeliharaan ulat instar IV yaitu diitekankan pada pemeliharaan lingkungan yang bebas penyakit dan cukup pakan daun murbei segar serta bergizi tinggi sehingga ulat sutera akan tumbuh dengan baik dan sehat. Sementara pada instar V, pemberian pakan menjadi kunci utama pemeliharaan. Ruang pemeliharaan juga harus mendapatkan cahaya dan aliran udara yang baik serta tidak berdekatan dengan bau-bau yang menyengat seperti bau kandang sapi atau kambing, dan bau sampah.

c. Jumlah Anggota Plasma JAP

Sebuah mitra plasma biasanya terdiri atas beberapa orang anggota. Mereka yang tergabung menjadi satu kelompok plasma biasanya mempunyai hubungan kekerabatan atau hubungan jarak rumah yang berdekatan.

d. Kualitas Kokon KK

Kualitas kokon merupakan salah satu factor penentu untuk menghasilkan benang sutera yang baik disamping peralatan produksi dan kualitas air yang digunakan serta keterampilan tenaga yang mengolahnya. Baik buruknya kualitas kokon ditentukan oleh beberapa 74 factor, antara lain jenis ulat sutera, teknologi, dan peralatan yang digunakan, kondisi lingkungan, dan penanganan pasca panen.

e. Teknologi dan Keuletan TK

Teknologi yang digunakan dalam pembesaran ulat dan produksi kokon serta keuletan dari tenaga yang menanganinya, juga merupakan salah satu hal terpenting yang dapat meningkatkan kualitas kokon yang dihasilkan. Faktor LP SP JAP KK TK LP 12 3 15 13 SP 5 13 15 JAP 14 15 KK 2 TK

2. Penentuan Bobot AKTOR dalam Penentuan Strategi Pemilihan Plasma

Unggul Aktor yang dipertimbangkan dalam rangka penentuan strategi pemilihan plasma unggul adalah sebagai berikut :

a. Badan Litbang atau Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial

RLPS Pihak pemerintah yang melakukan pembinaan terhadap pelaku budidaya persuteraan alam dan penyuluhan dalam rangka penyebaran informasi dan peningkatan pengetahuan untuk mengembangkan kegiatan persuteraan alam.

b. Kelompok Petani Ulat Plasma

Pihak yang melakukan serangkaian kegiatan mulai dari membesarkan ulat pada instar IV dan V, memproduksi kokon, melakukan penanganan pasca panen sampai pada menjual hasil produksi kepada perusahaan inti. 75

c. Perusahaan Inti

Pihak yang menjalin mitra dengan kelompok plasma dalam membantu kegiatan agroindustri persuteraan alam. Pihak ini bertanggung jawab dalam mendistribusikan ulat-ulat kepada plasma untuk dipelihara, membeli hasil produksi plasma berupa kokon, dan mengontrol kinerja kelompok plasma. 1 Dalam kaitannya dengan faktor Lokasi Pemeliharaan, bandingkanlah besarnya peranan aktor-aktor berikut ini : Aktor RLPS Kelompok Plasma Perusahaan Inti RLPS 2 15 Kelompok Plasma 14 Perusahaan Inti 2 Dalam kaitannya dengan faktor Sarana dan Prasarana, bandingkanlah besarnya peranan aktor-aktor berikut ini : Aktor RLPS Kelompok Plasma Perusahaan Inti RLPS 2 15 Kelompok Plasma 14 Perusahaan Inti

3. Dalam kaitannya dengan faktor Jumlah Anggota Plasma, bandingkanlah

besarnya peranan aktor-aktor berikut ini : Aktor RLPS Kelompok Plasma Perusahaan Inti RLPS 13 13 Kelompok Plasma 2 Perusahaan Inti 76

4. Dalam kaitannya dengan faktor Kualitas Kokon, bandingkanlah

besarnya peranan aktor-aktor berikut ini : Aktor RLPS Kelompok Plasma Perusahaan Inti RLPS 15 13 Kelompok Plasma 3 Perusahaan Inti

5. Dalam kaitannya dengan faktor Teknologi dan Keuletan, bandingkanlah

besarnya peranan aktor-aktor berikut ini : Aktor RLPS Kelompok Plasma Perusahaan Inti RLPS 13 2 Kelompok Plasma 5 Perusahaan Inti

3. Penentuan Bobot STRATEGI dalam Penentuan Strategi Pemilihan

Plasma Unggul Strategi yang dipertimbangkan dalam rangka penentuan strategi pemilihan plasma unggul adalah sebagai berikut :

a. Memilih Lokasi Produksi sesuai Topografi Terbaik LPT

Lokasi pembesaran ulat dan produksi kokon sangat menentukan hasil akhir dari produk turunan sutera ini. Kondisi lingkungan yang baik dalam pemeliharaan ulat besar adalah pada suhu 22-25 o C dan kelembapan 70-75 pada daerah dengan ketinggian 400-900 m dpl. Sementara, murbei yang merupakan pakan utama ulat, tumbuh di ketinggian 200- 1200 m dpl dan suhu 24-28 o C.

b. Memiliki Sarana dan Prasarana yang Memadai SPM

Titik pemeliharaan ulat instar IV yaitu diitekankan pada pemeliharaan lingkungan yang bebas penyakit dan cukup pakan daun murbei segar serta bergizi tinggi sehingga ulat sutera akan tumbuh dengan baik dan sehat. Sementara pada instar V, pemberian pakan menjadi kunci utama pemeliharaan. Ruang pemeliharaan juga harus mendapatkan cahaya dan aliran udara yang baik serta tidak berdekatan dengan bau-bau yang menyengat seperti bau kandang sapi atau kambing, dan bau sampah. 77

c. Memiliki Jumlah Anggota Mitra yang Riil JMR

Sebuah mitra plasma biasanya terdiri atas beberapa orang anggota. Mereka yang tergabung menjadi satu kelompok plasma biasanya mempunyai hubungan kekerabatan atau hubungan jarak rumah yang berdekatan.

d. Mengikuti Pelatihan MP

Pelatihan mengenai budidaya sutera biasanya diberikan oleh RLPS yang bekerja sama dengan perusahaan inti untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan kinerja yang dimiliki oleh petani plasma.

e. Membesarkan Ulat dan Memproduksi Kokon sesuai Prosedur

MMP Dalam membesarkan ulat dan memproduksi kokon, plasma sebaiknya menggunakan prosedur yang telah ditetapkan, karena tidak sedikit plasma yang beranggapan bahwa kondisi dalam prosedur pemeliharaan berbeda dengan kondisi nyata di lapangan sehingga banyak plasma yang mengambil tindakan sendiri.

1. Dalam kaitannya dengan aktor RLPS, bandingkanlah besarnya

peranan strategi-strategi berikut ini : Strategi LPT SPM JMR MP MMP LPT 15 3 12 ¼ SPM 5 2 13 JMR 12 13 MP 14 MMP

2. Dalam kaitannya dengan aktor Perusahaan Inti, bandingkanlah

besarnya peranan strategi-strategi berikut ini : Strategi LPT SPM JMR MP MMP LPT 3 7 2 13 SPM 5 3 12 JMR 15 17 MP 15 MMP 78

3. Dalam kaitannya dengan aktor Plasma, bandingkanlah besarnya

peranan strategi-strategi berikut ini : Strategi LPT SPM JMR MP MMP LPT 13 13 2 14 SPM 5 5 12 JMR 2 14 MP 15 MMP 62 Lampiran 3. Produksi kokon dan raw silk di wilayah Indonesia dalam waktu lima tahun terakhir 62 63 Lampiran 4. Standar mutu kokon kering berdasarkan SNI Kokon adalah materi yang dibuat oleh alat sutera Bombyx Mori L.. Pada fase metamorfosa proses pembentukan pupa, yang terdiri dari kulit kokon dan pupa. Kulit kokon merupakan materi lapisan serat sutera alam yang terdiri dari seirisin dan fibroin yang berfungsi sebagai pembungkus pupa. Adapun klasifikasi kokon segar dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu kokon normal dan kokon tidak normal cacat. Kokon normal adalah kokon yang bersih, sehat, dan tidak cacat dan pada umumnya berbentuk telur. Kokon tidak normal adalah kokon cacat yang bentuk dan warna fisiknya tidak normal, terdiri atas : 1. Kokon yang berbentuk aneh adalah kokon yang bentuknya tidak wajar seperti kerucut, besar sebelah atau tidak beraturan. 2. Kokon bertekuk adalah kokon yang bagian tengah atau tepinya bertekuk. 3. Kokon berlubang adalah kokon yang kulit kokonnya berlubang. 4. Kokon tercetak adalah kokon yang yang mempunyai noda disebabkan teretak oleh alat pengokon. 5. Kokon ujung tipis adalah kokon yang kulit bagian ujungnya tipis. 6. Kokon kembar merupakan kokon yang berisi dua pupa atau lebih. 7. Kokon kotor dalam adalah kokon yang kulit bagian dalamnya mengandung kotoran. 8. Kokon kotor luar adalah kokon yang kulit bagian luarnya terkena kotoran yang berasal dari ulat lain atau ulat mati. 9. Kokon lembek adalah kokon yang sebagian besar kulitnya tipis. Untuk berat kokon kering, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : No Parameter yang Diuji Satuan Utama Pertama Kedua Ketiga 1 Berat kokon grbutir -2.0 1.7-1.9 1.3-1.6 1.3 2 Kulit kokon -23.0 20.0-22.9 17.0-19.9 17.0 3 Kokon cacat -2.0 2.0-5.0 5.1-8.0 8.0 Kelas mutu 64 KUISIONER Penggunaan Analytical Hierarchy process AHP untuk STRATEGI PEMILIHAN ATRIBUT PENILAIAN KINERJA RANTAI PASOK SUTERA ALAM Hasil pengisian kuisioner ini akan digunakan untuk keperluan memenuhi tugas akhir skripsi oleh Kusuma Ratih F34062004 di Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor Nama Responden : Jabatan : Tanggal Pengisian : Tandatangan : 65 PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER I. Umum 1. Isi kolom indentitas yang terdapat di halaman depan kuisioner. 2. Berikan penilaian terhadap Hirarki Penentuan Strategi Pemilihan Atribut Penilaian Kinerja Rantai Pasok Sutera Alam dengan cara mengisi Lembar Penilaian. 3. Penilaian yang dilakukan dengan membandingkan tingkat kepentingan atau peran komponen-komponen dalam 1 level hirarki yang berkaitan dengan komponen-komponen level sebelumnya menggunakan Skala Penilaian