9 Gambar 2. Proses produksi pembuatan benang sutera Atmosoedarjo et al. 2000
B. MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
Manajemen rantai pasokan atau supply chain management merupakan serangkaian pendekatan yang diterapkan untuk mengintegrasikan pemasok, pengusaha, gudang, dan tempat
penyimpanan lainya secara efisien sehingga produk yang dihasilkan dapat didistribusikan dengan kuantitas yang tepat, lokasi yang tepat, dan waktu yang tempat untuk memperkecil biaya
dan memuaskan kebutuhan konsumen. Manajemen rantai pasokan bertujuan untuk membuat seluruh sistem menjadi efisien dan efektif, meminimalisasi biaya dari transportasi dan distribusi
sampai dengan inventori bahan baku, bahan dalam proses, dan barang jadi. Ada beberapa pemain utama yang memiliki kepentingan dalam rantai pasokan, yaitu pemasok, manufaktur,
distributor, retailer, dan konsumen David et al. 2000 dalam Indrajit dan Djokopranoto 2002. Rantai pasok terdiri atas seluruh organisasi yang terlibat, baik secara langsung maupun
tidak langsung, dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Rantai pasok tidak hanya meliputi manufaktur dan pemasok, tetapi juga transportasi, penggudangan, retailer, dan kosumen sendiri.
Tujuan utama dari rantai pasok adalah memuaskan kebutuhan pelanggan, dan bagi perusahaan adalah untuk mendapatkan keuntungan. Aktivitas rantai pasok dimulai dari permintaan kosumen
consumer order dan berakhir ketika pelanggan atau konsumen telah terpuaskan Chopra dan Meindl 2004
Menurut Indrajit dan Djokopranoto 2002, hubungan organisasi dalam rantai pasok adalah sebagai berikut :
1. Rantai 1 adalah pemasok. Jaringan bermula dari sini, yang merupakan sumber
penyedia bahan pertama, dimana mata rantai penyaluran barang akan dimulai. Bahan pertama ini dapat berbentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan
10 dagangan, dan suku cadang. Jumlah pemasok untuk setiap perusahaan tentunya
berbeda-beda. 2.
Rantai 1-2 adalah pemasok manufaktur. Manufaktur yang melakukan pekerjaan, membuat, mempabrikasi, meng-assembling, merakit, mengkonversi, ataupun
menyelesaikan barang. Hubungan dengan mata rantai pertama ini sudah mempunyai potensi untuk melakukan penghematan. Misalnya, inventori bahan baku, bahan
setengah jadi, dan barang jadi yang berada di pihak pemasok, manufaktur, dan tempat transit merupakan target penghematan ini. Penghematan sebesar 40-60 bahkan
lebih dapat diperoleh dengan menggunakan konsep supplier partnering. 3.
Rantai 1-2-3 adalah pemasok – manufaktur – distributor. Barang yang sudah jadi dari manufaktur disalurkan kepada pelanggan. Walaupun tersedia banyak cara untuk
menyalurkan barang kepada pelanggan, yang umum dilakukan adalah melalui distributor dan ini biasanya merupakan bagian dari rantai pasokan. Barang yang akan
disalurkan biasanya ditempatkan pada gudang untuk dibawa ke gudang distributor atau pedagang besar dalam jumlah besar dan pada waktunya nanti pedagang besar
nanti menyalurkan dalam jumlah yang lebih kecil kepada pengecer. 4.
Rantai 1-2-3-4 adalah pemasok – manufaktur – distributor – ritel. Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri atau dapat juga menyewa dari pihak
lain. Gudang ini digunakan untuk menimbun produk sebelum disalurkan. Pada rantai ini bisadilakukan penghematan dalam bentuk inventori dan biaya gudang, dengan
cara melakukan desain kembali pola-pola pengiriman barang 5.
Rantai 1-2-3-4-5 adalah pemasok – manufaktur – distributor – ritel - konsumen. Pengecer menawarkan barangnya kepada pelanggan atau konsumen. Mata rantai
pasok baru benar-benar berhenti ketika barang tiba pada pemakai langsung. Rantai pasokan harus saling mendukung diantara organisasi yang saling berhubungan agar
kegiatan pengadaan dan penyaluran bahana baku dan produk akhir terintegrasi secara baik dan benar, sehingga mereka menjadi sama, yaitu “to gets the right goods or services to the right
place, at the right time, and in the desired condition, while making the greatest contribution to the firm” Siagian 2007.
Berdasarkan konsep rantai pasok, terdapat tiga tahapan dalam aliran material. Bahan mentah didistribusikan ke manufaktur membentuk suatu sistem physical supply, manufaktur
mengolah bahan mentah, dan produk jadi didistribusikan kepada konsumen akhir membentuk sistem physical distribution. Bahan mentah didistribusikan oleh pemasokdan manufaktur
melakukan pengolahan sehingga menjadi barang jadi dan siap didistribusikan kepada konsumen melalui distributor. Aliran produk terjadi mulai dari pemasok hingga ke konsumen, sedangkan
arus balik aliran ini adalah aliran permintaan dan informasi. Dimana, permintaan dari konsumen, diterjemahkan oleh distributor, dan distributor menyampaikan pada manufaktur.
Selanjutnya manufaktur menyalurkan informasi tersebut pada pemasok.
C. PENGUKURAN KINERJA SUPPLY CHAIN