SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN TINJAUAN PUSTAKA
11 mengorganisasikan tujuan organisasi ke fungsi-fungsi pada rantai pasok, iii mengetahui dimana
posisi suatu organisasi relatif terhadap pesaing maupun terhadap tujuan yang ingin dicapai; dan vi menentukan arah perbaikan untuk menciptakan keunggulan dalam bersaing.
Suatu sistem pengukuran kinerja biasanya memiliki beberapa tingkatan dengan cakupan yang berbeda-beda. Menurut Melynk et al. 2004, suatu sistem pengukuran kinerja biasanya
mengandung : i metrik individual; ii serangkaian metrik kinerja dan iii sistem pengukuran kinerja yang menyeluruh.
Metrik individual berada pada tingkat paling bawah dengan cakupan paling sempit. Metrik adalah ukuran yang dapat diverifikasi, diwujudkan dalam bentuk kuantitatif ataupun kualitatif,
dan didefinisikan terhadap suatu titik acuan tertentu. Menurut Pujawan 2005, ada beberapa hal yg harus dipenuhi agar suatu metrik bisa efektif, yaitu : i mudah dimengerti, ii value-based, iii
dapat menangkap karakteristik atau hasil dalam bentuk numerik maupun nominal, iv tidak menciptakan konflik antar fungsi pada suatu organisasi, dan v dapat melakukan distilasi data.
Menurut Gunasekaran et al. 2001, 2004, pengukuran kinerja pada rantai pasok bertujuan untuk mendukung tujuan, evaluasi, kinerja, dan penentuan aksi di masa depan pada strategi,
taktik, dan tingkatan operasional. Metrik pengukuran kinerja SCM perlu diklasifikasikan dalam level strategi, taktik, dan opersional manajemen. Jumlah metrik pada suatu sistem pengukuran
kinerja bisa cukup banyak. Untuk menghindari kerancuan, tiap metrik harus didefinisikan dengan jelas. Menurut Melynk et al. 2004, metrik bisa diklarifikasikan berdasarkan fokus dan
waktu. Metrik bisa berfokus pada kinerja operasional maupun finansial. Metrik operasional mengukur kinerja dalam satuan waktu, output, dan sebagainya. Banyak proses-proses dalam
rantai pasok memang dimonitor dalam satuan non-finansial.