IMPLEMENTASI SISTEM PERANGKAT LUNAK

43 dan V dikenal dengan istilah ulat besar sampai terjadi pengokonan, kemudian petani ulat menjual hasil panen kokon ke perusahaan inti. Sementara itu, kemitraan yang terjalin diantara petani ulat plasma terjadi di dalam kelompok-kelompok kecil. Satu kelompok kecil biasanya terdiri atas 3-5 orang petani ulat yang mempunyai hubungan kekerabatan atau kedekatan tempat tinggal. Tidak semua petani ulat dalam satu kelompok memelihara ulat, biasanya hanya satu atau dua boks saja yang dipesan oleh satu kelompok plasma. Luas area pemeliharaan ulat yang dimiliki masing-masing kelompok berkisar antara 80 – 150 m 2 . Sementara luas kebun yang dimiliki yaitu sebesar 200-300 m 2 . Namun tidak sedikit pula kelompok plasma yang tidak mempunyai kebun murbei sendiri. Mereka biasanya menyewa lahan seseorang untuk dijadikan kebun murbei, dan lahan kebun teh yang biasanya menjadi sasaran mereka. Jika ingin memelihara ulat pada periode berikutnya, maka petani-petani ulat tersebut sudah harus menanam murbei sekitar 2-3 bulan sebelumnya. Jika ternyata jumlah daun murbei yang ada tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pakan ulat, maka plasma akan membeli daun murbei yang ditanam oleh petani murbei. Jumlah petani murbei sangat sedikit, biasanya di satu desa hanya ada satu orang yang menanam murbei namun bukan termasuk anggota kelompok plasma. Petani murbei biasanya menanam murbei enam bulan sekali. Harga jual yang ditawarkan oleh petani murbei pun sangat murah, hanya Rp 500,00 per karung, terdiri atas daun murbei dan pucuk daun tidak termasuk batang, serta sudah termasuk ongkos angkut dan kirim.

6. Resiko Rantai Pasok

Resiko rantai pasokan pada komoditas sutera alam ini dibagi menjadi dua, yaitu resiko operasional serta resiko lingkungan dan kebijakan. Resiko operasional merupakn resiko yang terjadi berupa masalah teknis, dan pada umumnya disebabkan oleh cuaca, penyakit tanaman dan ulat, serta kesalahan dari sumber daya manusia. Resiko operasional ini sangat mempengaruhi hasil produksi, seperti adanya penyakit pada daun murbei sehingga mempengaruhi kualitas ulat, kerusakan cacat pada kokon karena ulat sakit ketika mengokon, atau kualitas benang yang rendah akibat kesalahan pemintalan yang dilakukan pekerja. Di setiap tahapan kegiatan pemeliharaan dan pengolahan memang rentan dengan kesalahan dan kerugian, namun jika SDM yang menanganinya terampil dan teliti, hal itu dapat diminimalisir. Resiko kebijakan dan lingkungan merupakan faktor eksternal yang sifatnya tiak pasti. Resiko ini umumnya berasal dari Pemerintah sebagai penentu kebijakan Negara. Contoh dari resiko ini adalah kenaikan harga BBM atau TDL dan kebijakan pemerintah mengenai peraturan lalu lintas barang dan jasa.

B. IMPLEMENTASI SISTEM PERANGKAT LUNAK

Sistem penunjang keputusan manajemen rantai pasokan sutera alam berbasis Web dirancang dalam sebuah paket program komputer yang diberi nama LETULET. Model LETULET dirancang untuk dijadikan sebagai alat bantu dalam menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan rantai pasok agroindustri sutera alam. Pengguna program ini adalah pihak perusahaan inti yang menjadi prosesor dalam rantai 44 pasok. Selain itu, pihak-pihak yang terkait langsung ataupun tidak dapat memanfaatkan program ini, diantaranya para petani ulat dan pemerintah. Keluaran yang dihasilkan dari program ini adalah rekomendasi bagi para pengambil keputusan dalam memilih produk, pasar dan plasma terbaik. Selain itu, pengguna program ini akan mendapatkan gambaran mengenai teknologi proses dan aliran rantai pasok agroindustri sutera alam. Ruang lingkup analisis permasalahan disajikan dalam bentuk sub model. LETULET menyediakan model analisis diantaranya analisis produk prospektif, analisis pasar potensial, analisis penentuan strategi pemilihan plasma terbaik, dan analisis pemilihan atribut untuk pengukuran kinerja. Analisis-analisis tersebut bertujuan untuk mempermudah pengguna melakukan pengambilan keputusan dalam memperbaiki rantai pasok untuk mengefisienkan waktu dan biaya sehingga diperoleh keuntungan maksimal. LETULET terbagi ke dalam 5 bagian utama, yaitu Sistem Pengolahan Terpusat, Sistem Manajemen Dialog, Sistem Manajemen Basis Data Statis, Sistem Manajemen Basis Data Dinamis, dan Sistem Manajemen Basis Model. Sistem pengolah terpusat merupakan sentral dari proses yang ada di dalam sistem. Ketika program LETULET dijalankan, maka program akan memasuki menu home beranda, dimana terdapat informasi awal mengenai sutera secara keseluruhan dan menu-menu utama yang digunakan untuk mengakses halaman lain di dalam sistem. Tampilan menu beranda dapat dilihat pada Gambar 18. Gambar 18. Tampilan halaman beranda pada sistem Untuk menuju halaman pemilihan model, para pengguna akan memasuki menu login yang meminta nama dan status pengguna sebagai user atau administrator. Administrator dapat melakukan perubahan pada sistem dan dapat mengakses model-model tertentu, sedangkan user tidak. Sehingga perlu adanya pengaman untuk menjaga keamanan dan validitas data. Pengguna yang masuk dengan status administrator, maka sistem akan meminta kata sandi password pada menu login ini. Pengguna yang masuk dengan status user perlu melakukan registrasi sign up untuk dapat masuk ke dalam program. Tampilan menu login LETULET dapat dilihat pada Gambar 19. 45 Gambar 19. Tampilan login menuju halaman pemilihan model pada sistem Setelah melalui menu login, selanjutnya pengguna akan masuk ke dalam tampilan utama program. Menu pemilihan model dari program LETULET didesain untuk memudahkan pengguna dalam pengoperasiannya, menjadikan program ini lebih user friendly, dan tidak merasa bosan selama berinteraksi dengan paket program ini. Tampilan menu pemilihan model dapat dilihat pada Gambar 20. Sistem Manajemen Basis Data LETULET terdiri dari Sistem Manajemen Basis Data Statis dan Sistem Manajemen Basis Data Dinamis. Sistem Manajemen Basis Data Statis LETULET merupakan bagian sistem yang terdiri dari data-data yang bersifat statis tetap. Data-data ini digunakan untuk memberikan informasi yang bersifat tetap, tidak dapat diubah ataupun dimanipulasi dan berperan sebagai input bagi pengembangan sistem. Informasi yang terdapat pada basis data ini adalah : 1 profil sutera alam definisi dan sejarah, 2 budidaya tanaman murbei, 3 budidaya ulat sutera 4 teknologi proses pengolahan produk, 5 standar mutu, dan 6 produk-produk olahan sutera alam, dan 7 rantai pasok agroindustri sutera. Sistem Manajemen Basis Data Statis bertujuan untuk memberikan informasi guna mendukung paket program LETULET. Contoh tampilan basis data statis yang disediakan oleh program LETULET. Sistem Manajemen Basis Data Dinamis merupakan bagian dari sistem berisi data-data yang dibutuhkan sebagai input bagi Sistem Manajemen Basis Model. Sistem Manajemen Basis Data Dinamis menyediakan fasilitas-fasilitas untuk memanipulasi data dalam pengolahan data, seperti menambah data, menghapus data, mengedit data, dan menyimpan data. Penanganan data ini dibantu dengan menggunakan MySQL sebagai akses penempatan basis data. 46 Gambar 20. Tampilan menu pemilihan model pada sistem

A. Model Pemilihan Produk Prospektif