28 perlu dirancang dengan tampilan menarik agar pengguna mudah mengerti dengan
alur kerja penggunaan program serta membuat pengguna tidak merasa bosan. Selain itu, sistem LETULET ini menggunakan bahasa Indonesia sehingga akan
lebih memudahkan dalam pengoperasiannya.
3. Sistem Manajemen Basis Data
Sistem manajemen basis data terdiri dari dua bagian yaitu sistem manajemen basis data statis dan dinamis. Manajemen basis data merupakan salah
satu komponen penting dari suatu sistem karena adanya perbedaan kebutuhan data. Sistem manajemen basis data statis LETULET merupakan bagian sistem
yang didalamnya terdiri dari basis data yang bersifat statis tetap. Basis data ini digunakan untuk memberikan informasi yang bersifat tetap dan tidak dapat
mengalami perubahan. Sementara, sistem manajemen basis data dinamis berisikan basis data yang dibutuhkan sebagai nilai input bagi sistem manajemen basis
model. Sistem manajemen basis data dinamis harus memiliki kemampuan terhadap perubahan struktur dan isi elemen data. Dalam Letulet, hanya basis data
statis saja yang digunakan karena pengguna tidak dapat mengubah, baik menambah, mengurangi, atau menghapus data secara langsung.
Gambar 8. Konfigurasi SPK Rantai Pasok Sutera Alam
MODEL PEMILIHAN PLASMA UNGGUL
MODEL PEMILIHAN PASAR POTENSIAL
MODEL PEMILIHAN PRODUK PROSPEKTIF
MODEL PENGUKURAN KINERJA RANTAI PASOK
PERUSAHAAN
SISTEM MANAJEMEN BASIS MODEL
DATA PROFIL DAN BUDIDAYA SUTERA ALAM
SISTEM MANAJEMEN BASIS DATA
DATA TEKNOLOGI PROSES DATA PRODUK DAN PASAR
METRIK KINERJA RANTAI PASOK PERUSAHAAN
KRITERIA PETANI ULAT PLASMA UNGGUL
DATA KINERJA PERUSAHAAN
SISTEM PENGOLAHAN
TERPUSAT SISTEM MANAJEMEN
DIALOG PENGGUNA USER
29
4. Sistem Manajemen Basis Model
Sistem Manajemen Basis Model merupakan bagian dari sistem dalam Sistem Penunjang Keputusan Rantai Pasok Sutera Alam yang memberikan
fasilitas pengelolaan model untuk mengkomputasikan pengambilan keputusan dan meliputi semua aktivitas yang tergabung dalam pemodelan. Sistem ini meliputi
berbagai formulasi matematika sebagai penunjang dalam pengambilan keputusan decision making. Sistem Manajemen Basis Model yang dikembangkan terdiri
dari : 1
Model Produk Olahan Sutera Alam Prospektif Model produk prospektif merupakan model yang digunakan untuk
menentukan jenis olahan sutera alam yang akan diprioritaskan produksinya sehingga mengurangi resiko memproduksi produk yang tidak memberikan
keuntungan. Metode yang digunakan adalah Metode Perbandingan Eksponensial MPE. Hasil daripada sub model ini adalah jenis produk
olahan sutera alam yang patut dipertimbangkan dan diprioritaskan produksinya. Kriteria yang digunakan untuk model ini adalah adalah
potensi produk di pasaran, ketersediaan sarana produksi, ketersediaan SDM, keuntungan, dan nilai tambah. Semua nilai yang diperoleh
dimasukkan ke dalam rumus MPE dan dijumlahkan untuk setiap alternatif. Diagram alir deskripsi Model Pemilihan Produk Prospektif dapat dilihat
pada Gambar 9.
30 Gambar 9. Diagram Alir Deskripsi Model Pemilihan Produk Prospektif
2 Model Pasar Potensial
Model pasar potensial merupakan model yang digunakan untuk menentukan pasar tujuan yang akan diprioritaskan penjualannya sehingga
mengurangi resiko menjual produk di tempat yang tidak strategis. Sama seperti model sebelumnya, metode yang digunakan adalah Metode
Perbandingan Eksponensial MPE. Hasil daripada sub model ini adalah pasar penjualan produk olahan sutera alam yang patut dipertimbangkan.
Kriteria yang digunakan untuk model ini adalah adalah potensi pasar, kemudahan menjangkau pasar, ketersediaan sarana dan prasarana,
penawaran harga, dan biaya distribusi. Semua nilai yang diperoleh dimasukkan ke dalam rumus MPE dan dijumlahkan untuk setiap alternatif.
Diagram alir deskripsi Model Pemilihan Pasar Alternatif dapat dilihat pada Gambar 10.
31 Gambar 10. Diagram Alir Deskripsi Model Pemilihan Pasar Potensial
3 Model Strategi Pemilihan Plasma Unggul
Model ini digunakan untuk memilih strategi-strategi untuk memilih plasma unggul. Model ini menggunakan Analitical Hierarchy Process AHP.
Metode ini digunakan untuk menganalisis alternatif-alternatif pemilihan plasma unggul berdasarkan :
a Level Faktor : lokasi pemeliharaan, sarana dan prasarana, jumlah
anggota plasma, kualitas kokon, teknologi dan keuletan b
Level Aktor : petani ulat, perusahaan inti, RLPS lokasi pemeliharaan yang sesuai dengan topografi, memiliki sarana
dan prasarana yang memadai, jumlah anggota mitra yang efisien, memberikan penyuluhan, memelihara sesuai prosedur
Adapun keluaran dari model ini adalah urutan alternatif strategi pemilihan plasma unggul dapat dilihat pada Gambar 11.
32 +
Gambar 11. Diagram Alir Deskripsi Model Strategi Pemilihan Plasma Unggul 4
Model Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Perusahaan Model ini digunakan untuk memilih metrik-metrik yang akan digunakan
untuk mengukur kinerja rantai pasok perusahaan. Model ini menggunakan Analitical Hierarchy Process AHP. Metode ini digunakan untuk
menganalisis alternatif-alternatif pemilihan plasma unggul berdasarkan : a
Level Faktor : pengadaan, budidaya, pengolahan, pengiriman b
Level Parameter Kinerja : nilai tambah, kualitas, resiko c
Level Atribut Kinerja : reliabilitas, responsivitas, biaya, aset Diagram alir deskripsi model pengukuran kinerja rantai pasok perusahaan
dapat dilihat pada Gambar 12.
33
,
+
-
,-
, -
Gambar 12. Diagram Alir Deskripsi Model Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Perusahaan
34 Model LETULET mengintegrasikan sistem dengan memasukkan pendapat pakar
yang keluarannya akan menjadi komponen sistem penunjang keputusan. Keluaran dari pengolahan data merupakan hasil dari pengkombinasian sistem dan nilai yang didapat
dari pakar. LETULET secara umum dapat digambarkan dengan sebuah diagram alir deskriptif yang terdiri dari bentuk masukan dan keluaran program serta alur program
secara keseluruhan. Secara garis besar program LETULET mengolah dengan menggunakan beberapa metode, untuk pemilihan produk prospektif dan pasar
potensial menggunakan metode MPE, untuk pemilihan plasma unggul menggunakan AHP, dan untuk menganalisa kinerja menggunakan SCOR AHP.
B. DIAGRAM ALIRAN DATA DATA FLOW DIAGRAMDFD