yang terdapat di kawasan Gunung Merapi diantaranya ular sowo Dytas coros, ular gadung Trimeresurus albobabris dan bunglon Goneochepalus sp.
Departemen Kehutanan 2007.
3.1.4 Rancangan Zonasi Taman Nasional Gunung Merapi
Sistem zonasi TNGM mengacu pada RPTN yang sekarang ini masih dalam proses usulan. Adapun zona-zona yang terdapat di Taman Nasional
Gunung Merapi sebelum dilakukan evaluasi zonasi adalah sebagai berikut : a. Zona khusus : zona ini merupakan bagian yang terbentuk secara alami
karena sifat gunung merapi yang masih aktif. b. Zona inti I : zona ini adalah kawasan rumput alami yang merupakan
daerah transisi antara daerah pasir ke hutan daerah ecoton c. Zona inti II : zona ini berupa kawasan ekosistem merapi yang utuh dan
mutlak dilindungi dan tidak diperkenankan adanya perubahan apapun oleh aktivitas manusia. Kriteria fisiknya antara lain : memiliki jenis tumbuhan
lebih dari 100 spesies per hektar, memiliki jenis tumbuhan endemik, memiliki ekosistem khas, merupakan habitat dan atau daerah jelajah satwa
yang dilindungi, dan memiliki jenis tumbuhan langkadilindungi. Aspek utama zona inti ini adalah perlindunganpengawetan keanekaragaman jenis
flora, fauna beserta ekosistemnya. d. Zona rimba : zona ini merupakan kawasan hutan sekunder dan hutan
tanaman lainnya. Kawasan zona ini merupakan buffer. Di dalam zona ini masih diperkenankan adanya aktivitas manusia secara terbatas, seperti
pendidikan, penelitian, rekreasi, dan pariwisata alam secara terbatas. Kriteria dari zona rimba antara lain memiliki kerapatan jenis kurang dari
100 spesies per hektar, memiliki tegakan dengan kerapatan lebih dari 100 pohon per hektar, merupakan habitat dan atau daerah jelajah satwaliar.
Memungkinkan untuk dikembangkan bagi kepentingan rekreasi terbatas. Dalam kondisi lapangan tertentu dengan kemiringan lereng lebih besar
dari 45 sangat peka terhadap erosi sehingga dapat dipertimbangkan sebagai zona rimba. Fasilitas yang diperkenankan di dalam zona ini hanya
berupa jalan setapak untuk keperluan penelitian dan pariwisata alam.
e. Zona pemanfaatan wisata alam : zona ini merupakan bagian dari kawasan yang diperuntukkan bagi pusat kegiatan rekreasi, kunjungan wisata dan
kegiatan-kegiatan pemanfaatan lain. Kriteria fisik untuk dijadikan zona pemanfaatan wisata alam antara lain : memiliki objek wisata yang menarik
dan memungkinkan untuk dikembangkan sebagai pusat kegiatan pariwisata alam. Oleh sebab itu di dalam zona pemanfaatan diperkenankan
adanya pembangunan
fasilitas konstruksi
namun tetap
harus memperhatikan konsep serasi dan seimbang dengan alam sekitarnya.
f. Zona pemanfaatan pasir : zona ini merupakan bagian dari kawasan yang berada di sepanjang sungai dan bantaran sungai dimana keberadaan
pasirnya diperkenankan ditambang secara terbatas dengan pertimbangan bahwa volumetrik pengambilannya disesuaikan dengan produksi pasir
yang terjadi secara alamiah di kawasan tersebut. g. Zona tanaman rumput bawah tegakan : zona ini merupakan bagian dari
kawasan taman nasional dimana juga berada di kawasan tanah milik masyarakat selebar sekitar 100 meter di bawah tegakan hutan. Zona ini
secara fisik merupakan bagian dari zona pemanfaatan yang berupa areal batas kawasan, dengan batas-batas panjang mengikuti batas kawasan
sebagai batas luar dan batas dalam sejauh-jauhnya 100 meter dari luar kawasan yang disesuaikan dengan kondisi lapangan. Zona ini difungsikan
sebagai batas hidup sekaligus dimungkinkan adanya kegiatan masyarakat untuk menunjang kebutuhan berupa pengambilan kayu bakar, bambu,
rumput, madu, dan lain-lain. h. Zona budaya labuhan merapi : zona ini merupakan daerah untuk
melaksanakan budaya labuhan di bulan Muharram Suro sebagai bentuk ekspresi proses simbolik filosofik dari Laut Selatan dan Gunung Merapi.
i. Zona rehabilitasi : zona ini merupakan kawasan yang mengalami degradasi dan umumnya berupa lahan terbuka. Zona ini diupayakan usaha-usaha
rehabilitasi kawasan sehingga fungsinya dapat kembali seperti semula. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Zonasi TNGM sebelum diakukan evaluasi zonasi.
Dalam perhitungan luas, maka total kawasan TNGM termasuk luas cagar alam yang berada di dalamnya dihitung berdasarkan SK Menteri No.134Menhut-
II2004, sedangkan untuk fungsi kawasan lain di luar kawasan tersebut luasnya dihitung secara proporsional. Luas masing-masing zona di TNGM seperti terlihat
pada Tabel 3.
Tabel 3. Luas masing-masing rancangan zonasi Taman Nasional Gunung Merapi
No. Zona Luas Ha
1. Zona Khusus
868,85 2.
Zona Inti I 651,68
3. Zona Inti II
209,19 4.
Zona Rimba 3512,05
5. Zona Pemanfaatan Wisata Alam Plawangan-Turgo
141,69 6.
Zona Pemanfaatan Wisata Alam New Selo 27,03
7. Zona Pemanfaatan Wisata Alam Deles
27,43 8.
Zona Pemanfaatan Wisata Alam Musuk 18,17
9. Zona Pemanfaatan Wisata Alam Tambang Pasir Srumbung
14,39 10.
Zona Pemanfaatan Lainnya : Pasir 146,87
11. Zona Pemanfaatan Lainnya : Tanaman Rumput di Bawah
Tegakan 486,05
12. Zona Pemanfaatan Lainnya : Budaya Labuhan
15,82 13.
Zona Rehabilitasi 290,78
Jumlah 6410,00
3.1.5 Hubungan Sosial Ekonomi Penduduk dengan Gunung Merapi