Pemanfaatan Sumberdaya Hutan setelah menjadi Taman Nasional

Dari data yang diperoleh, semua masyarakat responden memanfaatkan sungai sebagai sumber air yaitu dari Sungai Blongkeng yang melewati Desa Ngargomulyo. Air yang berasal dari sungai tersebut dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti untuk memasak, minum, mencuci, mandi, minum ternak, dan untuk penyiraman tanaman pertanian. Khusus air yang digunakan untuk penyiraman tanaman pertanian atau untuk mengairi sawah-sawah berasal dari parit-parit kecil yang mengalir dari sungai. Kebutuhan akan air dari mata air Gunung Merapi ini merupakan sumber utama bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat Desa Ngargomulyo. Pemanfaatan air yang dilakukan oleh masyarakat ini semata-mata untuk kepentingan sendiri dan tidak untuk kepentingan komersialdijual. Bagi masyarakat Desa Ngargomulyo, keberadaan sumber air tersebut merupakan anugerah dari Tuhan yang harus dijaga, sehingga masyarakat tidak berani melakukan kegiatan yang merusak atau mencemari sungai. d Pemanfaatan Bambu Di dalam kawasan hutan pinus di Desa Ngargomulyo juga terdapat tegakan bambu yang tumbuh menyebar. Bambu tersebut ada yang tumbuh alami, tetapi sebagian besar marupakan hasil budidaya oleh masyarakat desa. Masyarakat desa memanfaatkan bambu untuk dijadikan sebagai keterampilan masyarakat yaitu dibuat kepang dan gedheg yang kemudian dapat dijual kepada konsumen. Kepang digunakan masyarakat untuk tempat menjemur hasil-hasil panen, sedangkan gedheg digunakan untuk membangun rumah.

5.3.2 Pemanfaatan Sumberdaya Hutan setelah menjadi Taman Nasional

Taman Nasional Gunung Merapi TNGM ditunjuk berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 134Menhut-II2004 beserta perubahan fungsi kawasannya. Hutan tanaman pinus yang terletak di Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang merupakan salah satu kawasan hutan yang masuk ke dalam kawasan TNGM yang dulunya merupakan hutan lindung. Walaupun telah ditunjuk menjadi taman nasional pada tahun 2004, namun TNGM baru aktif pada tahun 2006. Hal ini disebabkan karena pada awal penunjukkannya menimbulkan banyak pertentangan, ada yang mendukung dan ada yang menentang. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan usaha-usaha sosialisasi yang dilakukan pihak pengelola TNGM, masyarakat menerima dan menyadari bahwa dengan ditetapkannya taman nasional ini kawasan hutan Gunung Merapi akan lebih terjaga. Karena pengelolaannya yang baru berjalan kurang lebih 5 tahun, sebagian besar masyarakat belum merasakan perbedaannya berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya yang diambil dari kawasan hutan sebelum dan sesudah menjadi taman nasional. Demikian pula halnya dengan masyarakat Desa Ngargomulyo, masih memanfaatkan rumput, kayu bakar dan sumber air dari dalam kawasan hutan seperti sebelum menjadi taman nasional. Karena masuk dalam zona tradisional, kegiatan-kegiatan tersebut sampai saat ini masih dilakukan oleh masyarakat. Masyarakat hanya berharap dengan ditetapkannya kawasan hutan pinus menjadi taman nasional, mereka masih diperbolehkan untuk memanfaatkan sumberdaya hutannya. Sumberdaya hutan yang dimanfaatkan masyarakat hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, yaitu pengambilan rumput untuk pakan ternak, pengambilan rencek ranting-ranting pohon yang telah kering untuk kayu bakar, dan pemanfaatan sumber air. 5.4 Penyadapan Getah Pinus oleh Masyarakat 5.4.1 Kharakteristik Kelompok Tani Sadap Kelompok tani sadap yang melakukan penyadapan di Desa Ngargomulyo bernama Kelompok Tani Sadap Getah Pinus KTSGP Argo Makmur Desa Ngargomulyo, Kec. Dukun, Kab. Magelang yang beranggotakan 8 orang. Kelompok tani sadap ini dibentuk setelah hutan pinus masuk ke dalam kawasan TNGM yaitu pada tanggal 2 Maret 2009. Adapun susunan kepengurusan dari kelompok tani sadap tersebut adalah sebagai berikut : Ketua : Bp.Wagimin Sekretaris : Bp.Suwandi Bendahara : Bp.Maryono Anggota : 1. Bp.Ponijo 2. Bp.Trubus 3. Bp.Basilliyus 4. Bp.Gimah 5. Bp.Jual Rapat pembentukan pengurus KTSGP Argo Makmur diselenggarakan di kantor desa Ngargomulyo pada tanggal 11 Februari 2009, dengan stakeholders yang datang pada acara tersebut antara lain yaitu pihak Perhutani yang diwakili oleh KRPH Bpk Sulipan, kepala Desa Ngargomulyo Bpk Yatin, Kepala Desa Keningar, Ketua Paguyuban LMDH Kecamatan Dukun dan Kecamatan Srumbung, serta Yayasan Widya Pramasta WP Cabang Yogyakarta. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan penyadapan getah pinus di Desa Ngargomulyo antara lain : 1. Taman Nasional Gunung merapi sebagai pemangku kawasan hutan 2. Penyuluh Kehutanan dari Dinas kehutanan dan Perkebunan kab Magelang sebagai pihak yang membina teknis penyadapan 3. Yayasan Widya Pramasta cabang Yogyakarta sebagai LSM dan mitra Balai TNGM menyiapkan prakondisi penguatan kelembagaan 4. Koperasi setempat yang akan segera dibentuk bersama Yayasan Widya Pramasta cabang Yogyakarta akan melakukan penanganan pasca produksi

5.4.2 Penyadapan Getah Pinus Sebelum dan Setelah menjadi Taman