Alih Fungsi Kawasan Hutan Lindung Kondisi Tegakan Pinus di TNGM

36 10 9 34 5 4 77 6 85 33 35 62 3 54 2 7 1 56 72 8 86 67 83 60 68 58 65 63 84 59 80 55 61 78 79 75 57 76 81 66 73 70 71 74 64 69 Kabupaten Magelang Propinsi DIY kabupaten Boyolali Kabupaten Klaten Propinsi Jawa Tengah 430 000 430 000 432 000 432 000 434 000 434 000 436 000 436 000 438 000 438 000 440 000 440 000 442 000 442 000 444 000 444 000 9 1 6 9 1 6 9 1 6 2 9 1 6 2 9 1 6 4 9 1 6 4 9 1 6 6 9 1 6 6 9 1 6 8 9 1 6 8 Batas Luar TNGM Batas Administrasi Tegakan Pinus TNGM Petak Perhutani yang masuk Kawasan TNGM Kawasan TNG M U PETA KAWASAN TNGM BERDASARKAN PERUBAHAN FUNGSI HUTAN Keterangan : Peta Situasi Prop Jateng dan DIY Skala 1 : 500.000 V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identifikasi Tegakan Pinus di Taman Nasional Gunung Merapi TNGM

5.1.1 Alih Fungsi Kawasan Hutan Lindung

Dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.134, pada tanggal 4 Mei 2004 telah terjadi perubahan fungsi kawasan hutan lindung yang terletak di KPH Kedu Utara Kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten Provinsi Jawa Tengah yang semula dibawah pengelolaan Perum Perhutani menjadi Hutan Konservasi Taman Nasional Gunung Merapi dibawah pengelolaan Departemen Kehutanan. Setelah adanya serah terima kawasan hutan tersebut terbentuk kesepakatan bersama pengelolaan kawasan TNGM antara pihak Balai TNGM, KPH Kedu Utara dan juga LMDH Kecamatan Srumbung dan Kecamatan Dukun. Perubahan kawasan hutan lindung yang semula dikelola oleh Perum Perhutani yang masuk ke dalam kawasan TNGM dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Peta perubahan fungsi hutan dari hutan lindung menjadi hutan Konservasi TNGM. Setelah dilakukan evaluasi zonasi pada tahun 2009, kawasan tegakan pinus di Kecamatan Dukun yang semula termasuk dalam zona rimba kini dimasukkan ke dalam zona tradisional TNGM, sehingga masyarakat masih bisa melakukan kegiatan pemanfaatan sumberdaya hutan di kawasan tersebut secara terbatas. Adapun bentuk pemanfaatan kawasan hutan pinus di Kecamatan Dukun oleh masyarakat digunakan sebagai tempat penyadapan getah pinus oleh Kelompok Tani Sadap Getah Pinus KTSGP, pengambilan rumput sebagai pakan ternak, pengambilan rencek untuk kayu bakar, bahkan telah terjadi penyerobotan lahan untuk ladang cabe.

5.1.2 Kondisi Tegakan Pinus di TNGM

Kawasan hutan pinus yang disadap oleh masyarakat Desa Ngargomulyo terletak pada Petak 34a Resort Dukun Seksi Pengelolaan Taman Nasional SPTN Wilayah I seluas 46,50 Ha lebih lengkapnya tertulis dalan lampiran Blok Gemer. Luas keseluruhan hutan pinus di TNGM adalah seluas 903,35 Ha yang terdapat di SPTN Wilayah I dan Wilayah II, antara lain yaitu petak 33, 34, 35, 36, 77, 79, 80, 84, 85 seperti dapat dilihat pada Gambar 4. Berdasarkan rancangan zonasi TNGM setelah dilakukan evaluasi zonasi pada tahun 2009, kawasan hutan pinus tersebut masuk di zona tradisional taman nasional. Tegakan Pinus di wilayah ini ditanam pada tahun 1990 oleh Perum Perhutani dengan jarak tanam 3x2 m. Selain tegakan pinus juga terdapat tumbuhan perdu dan jenis rumput-rumputan. Jenis satwaliar yang dapat ditemui di kawasan hutan pinus ini antara lain yaitu berbagai jenis burung, babi hutan Sus scrofa, monyet ekor panjang Macaca fascicularis, kadal terbang, berbagai jenis katak, ular, dan lain sebagainya. Pemanfaatan yang terjadi di kawasan hutan pinus Petak 34a ini berupa kegiatan perumputan, perencekan, pengambilan bambu, dan penyadapan getah pinus.

5.1.3 Potensi Tegakan Pinus di Desa Ngargomulyo