Laporan Rugi Laba Usaha Pembuatan Kerupuk Rambak Bahan Baku Kulit Kerbau
dibandingkan usaha pembuatan kerupuk rambak menggunakan bahan baku kulit kerbau. Nilai NPV usaha pembuatan kerupuk rambak dengan menggunakan bahan
baku kulit sapi yang diperoleh sebesar Rp 267.805.679,00 lebih besar dibandingkan usaha pembuatan kerupuk rambak dengan menggunakan kulit
kerbau sehingga usaha yang menggunakan bahan baku kulit sapi memberikan manfaat bersih yang lebih besar daripada usaha yang menggunakan bahan baku
kulit kerbau. Nilai Net BC yang diperoleh juga lebih tinggi yaitu sebesar 4,88. Tingkat pengembalian investasi juga berbeda cukup besar pada tingkat diskonto
8,38 persen. Nilai payback period usaha pembuatan kerupuk rambak dengan
menggunakan bahan baku kulit sapi memiliki nilai lebih kecil daripada usaha yang menggunakan kulit kerbau. Hal ini berarti waktu yang diperlukan untuk
menutupi pengeluaran lebih singkat yang berarti usaha dengan menggunakan kulit sapi lebih layak untuk diusahakan.
Hasil analisis switching value yang dilakukan terhadap kedua usaha
menunjukkan bahwa perubahan yang diakibatkan oleh penurunan jumlah penjualan kedua kemasan secara serentak merupakan variabel yang paling sensitif
terhadap proyeksi aliran kas. Sedangkan untuk perubahan yang terjadi karena kenaikan harga lemak menjadi variabel yang kurang berpengaruh terhadap
proyeksi aliran kas. Batas maksimal perubahan yang terjadi pada masing-masing usaha ditampilkan pada Tabel 21.
Tabel 21
. Perbandingan Nilai Switching Value pada Kedua Jenis Usaha
Perubahan Bahan Baku
Kulit Sapi Persen
Bahan Baku Kulit Kerbau
Persen
Penurunan penjualan kerupuk rambak kemasan 250 gram
15,49 4,41
Penurunan penjualan kerupuk rambak kemasan 500 gram
36,15 15,16
Penurunan penjualan dua kemasan secara serentak
10,84 3,41
Kenaikan harga kulit 29,28
7,32 Kenaikan harga lemak
81,33 25,62
Dari Tabel 21 diketahui bahwa usaha pembuatan kerupuk rambak yang menggunakan bahan baku kulit sapi memiliki kepekaan yang lebih tinggi terhadap
perubahan yang disebabkan oleh kelima variabel dibandingkan dengan usaha kerupuk rambak yang menggunakan bahan baku kulit kerbau. Jadi usaha
pembuatan kerupuk rambak dengan menggunakan bahan baku kulit kerbau lebih peka terhadap perubahan.
Perhitungan laba rugi dari kedua jenis usaha menunjukkan bahwa usaha
pembuatan kerupuk rambak yang menggunakan bahan baku kulit sapi menghasilkan keuntungan yang lebih besar jika dibandingkan dengan usaha yang
menggunakan kulit kerbau. Pada tahun pertama, keuntungan yang dihasilkan pada usaha pembuatan kerupuk rambak yang menggunakan bahan baku kulit sapi
sebesar Rp 2.577.525,00. Keuntungan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan keuntungan yang dihasilkan oleh usaha yang menggunakan bahan baku kulit
kerbau. Tahun pertama, usaha yang menggunakan bahan baku kulit kerbau menderita kerugian. Begitu pula dengan keuntungan pada tahun-tahun berikutnya,
keuntungan yang dihasilkan oleh usaha yang menggunakan bahan baku kulit sapi lebih besar daripada usaha yang menggunakan bahan baku kuit kerbau.
Pada tahun kedua, usaha pembuatan kerupuk rambak menggunakan kulit sapi menghasilkan keuntungan Rp 24.539.145,00. Pada tahun ketiga dan
selanjutnya, keuntungan yang dihasilkan dari usaha pembuatan kerupuk rambak kulit sapi adalah sebesar Rp 56.788.154,00. Keuntungan dari kedua usaha
ditampilkan pada Tabel 22.
Tabel 22 . Perbandingan Keuntungan yang Diperoleh dari Kedua Jenis Usaha
Keuntungan Rp Jenis Bahan Baku
Usaha Kerupuk Rambak Tahun ke-1 Tahun ke-2
Tahun ke-3 dan selanjutnya
Kulit Sapi 2.577.525
24.539.145 56.788.154
Kulit Kerbau -12.223.583
3.516.405 25.292.850