Kapasitas Produksi Proses Produksi

2. Kemudian kulit direbus dengan air yang tidak begitu panas ±30 ° C dan diaduk- aduk atau dibolak-balik sampai rambut dari kulit kerbau yang hitam mudah dikerok. Jika sudah mudah dikerok maka kulit diangkat dari panci. 3. Kulit dikerok dengan pisau sampai bersih dan tidak ada bulunya lagi dan dipotong berukuran 20x30 cm 4. Kulit yang sudah dipotong-potong itu direbus sampai matang dengan suhu ±100 ° C. 5. Kulit yang sudah matang dipotong-potong berukuran 2x8 cm kemudian dijemur sampai kering. 6. Kulit yang setengah kering diglabati atau dibersihkan sampai bersih karena untuk membersihkan bulu yang belum bersih dengan menggunakan pisau kemudian dipotong-potong berukuran 1x1 cm dan dijemur sampai kering 100 persen. 7. Bahan kulit yang sudah kering kemudian direbus dengan menggunakan lemak sapi selama 20 sampai 22 jam dengan suhu 20 ° C, kulit yang sudah direbus kemudian dijemur selama dua hari. Bahan yang sudah dijemur ini disebut dengan kerupuk rambak mentah 8. Kerupuk rambak mentah digoreng dalam tiga tahap dengan suhu pada setiap penggorengan berbeda-beda. Adapun tahap penggorengan adalah penggorengan pertama dengan suhu 20 ° C, penggorengan kedua dengan suhu 45 ° C, dan penggorengan ketiga dengan suhu 100 ° C 9. Kerupuk rambak yang sudah digoreng kemudian diberi bumbu yang berupa garam dengan cara ditaburkan pada kerupuk-kerupuk yang sudah digoreng secara merata. 10. Kerupuk yang sudah diberi bumbu kemudian dikemas dengan menggunakan dua ukuran yaitu 250 gram dan 500 gram. Berikut ini adalah diagram alir pembuatan kerupuk rambak di industri kerupuk rambak Pegandon Kendal: Gambar 5 . Diagram Alir Pembuatan Kerupuk Rambak di Pegandon Dalam melakukan proses produksinya, usaha pembuatan kerupuk rambak ini memiliki strategi untuk mengatasi permintaan yang melonjak pada saat-saat khusus. Para produsen melakukan penimbunan kerupuk rambak yang masih mentah. Para produsen membeli bahan baku kulit untuk diolah menjadi kerupuk Kulit Basah Pencucian kulit dan pemotongan kulit menjadi dua atau tiga Kulit direbus dalam air dengan suhu 30 ° C sampai kulit mudah di kerok Pengerokan bulu pada kulit dan pemotongan kulit berukuran 20x30 cm Perebusan kulit dalam air dengan suhu 100 ° C Pemotongan kulit matang dengan ukuran 2x8 cm Penjemuran kulit Pembersihan sisa bulu Pemotongan kulit dengan ukuran 1x1 cm Penjemuran kulit hingga kering 100 Pengungkepan kulit dengan lemak sapi Penjemuran Penggorengan Pemberian bumbu Pengemasan rambak mentah proses 1-7. Namun, tidak semua kerupuk rambak mentah digoreng menjadi kerupuk rambak. Sebagian disimpan untuk mengantisipasi permintaan pada saat liburan kenaikan kelas dan Hari Raya Lebaran. Gambar 6 . Pembagian Produksi Usaha Pembuatan Kerupuk Rambak

6.2.5 Lay Out Usaha

Layout adalah keseluruhan proses penentuan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang dimiliki suatu perusahaan. Layout perusahaan disesuaikan dengan sifat proses produksi yang direncanakan untuk proyek yang dilaksanakan oleh perusahaan Husnan dan Suwarsono 2000. Usaha pembuatan kerupuk rambak memiliki luas bangunan antara 50 m 2 sampai dengan 55 m 2 . Lokasi produksi terletak menyatu dengan kediaman produsen dalam satu bangunan. Struktur ruangan untuk proses produksi ditata sesuai dengan alur proses produksi. Ruangan produksi terbagi menjadi empat yaitu ruang pencucian, ruang penjemuran, ruang pengungkepan dan penggorengan dan ruang pengemasan.

6.2.6 Hasil Analisis Aspek Teknis

Berdasarkan hasil analisis, usaha pembuatan kerupuk rambak dapat dikatakan layak jika dilihat dari aspek teknis. Hal ini mengingat bahwa lokasi usaha pembuatan kerupuk rambak menunjang keberlangsungan usaha dilihat dari kedekatan dengan bahan baku penolong, kedekatan dengan pasar dan utilitas serta kemudahan dalam transportasi. Sedangkan lokasi usaha yang jauh dari bahan baku tidak terlalu signifikan karena selama ini pemenuhan bahan baku tidak mangalami kendala dan para produsen telah memiliki supplier kulit dari kota lain. Para produsen juga telah memiliki spesifikasi pada bahan baku dan memiliki layout usaha yang mendukung alur produksi. Walaupun secara teknis telah layak namun Produksi kerupuk rambak setiap tiga hari sekali kerupuk rambak mentah Kerupuk rambak digoreng dan langsung dikemas Kerupuk rambak mentah disimpan dan digoreng pada saat permintaan naik usaha dinilai lebih layak secara teknis dengan menggunakan bahan baku kulit sapi karena ketersedian kulit sapi lebih banyak di pasar.

6.3 Aspek Manajemen

Usaha pembuatan kerupuk rambak merupakan bentuk usaha perorangan. Para produsen menjalankan usaha kerupuk rambak secara tradisional. Usaha pembuatan kerupuk rambak merupakan usaha keluarga. Hal ini membuat usaha dijalankan secara non formal dan belum memiliki struktur organisasi. Pemilik perusahaan merangkap sebagai pemimpin usaha yang memegang kendali atas semua keputusan perusahaannya masing-masing. Meskipun tanpa struktur perusahaan yang lengkap dan jelas, usaha pembuatan kerupuk rambak memiliki pembagian tugas yang sederhana dan jelas. Pemilik perusahaan bertugas melakukan tahap pengungkepan, pemberian lemak sapi serta pemberian garam agar kekonsistenan rasa dapat terjaga. Sementara itu para pegawainya bertugas pada tahap proses pembersihan bulu, penjemuran, pemotongan kulit, penggorengan dan pengemasan. Jumlah tenaga kerja yang digunakan sebanyak 3-5 orang. Dari segi administrasi, usaha pembuatan kerupuk rambak ini belum memiliki pembukuan usaha. Seluruh aktivitas usaha tidak dicatat secara terperinci. Para pemilik usaha hanya melakukan estimasi jumlah penjualan berdasarkan tren penjualan saja sehingga para pemilik tidak memiliki data penjualan yang tercatat dan pasti.

6.3.1 Hasil Analisis Aspek Manajemen

Usaha pembuatan kerupuk rambak ini kurang layak untuk diusahakan bila dilihat dari aspek manajemen. Usaha pembuatan kerupuk rambak memang belum memiliki struktur organisasi formal, tetapi telah memiliki pembagian tugas yang jelas antara pemimpin usaha dan karyawan. Hal ini dikarenakan usaha pembuatan kerupuk rambak ini memiliki skala usaha yang kecil serta merupakan usaha keluarga. Walaupun masih merupakan usaha keluarga sebaiknya para pemilik usaha memisahkan harta pribadi dan kekayaan usaha. Dari administrasi usaha ini juga belum layak karena belum memiliki pembukuan atas aktivitas usaha.