Metode Pengumpulan Data Asumsi Dasar yang Digunakan

investasi Payback Period, Net benefit and Cost Ratio Net BC Ratio atau angka perbandingan antara present value dari net benefit yang positif dengan present value dari net benefit yang negatif, dan analisis switching value.

4.5.1 Analisis Aspek Finansial

Analisis aspek finansial digunakan untuk mengetahui kelayakan usaha pembuatan kerupuk rambak. Analisis aspek finansial dilakukan dengan menggunakan kriteria investasi untuk mengetahui apakah suatu usaha tersebut layak atau tidak untuk dijalankan. Kriteria kelayakan investasi yang akan digunakan antara lain Net Present Value NPV, Internal Rate Return IRR, dan Net Benefit Cost Ratio Net BC dan Payback Period PBP.

4.5.1.1 Net Present Value NPV

Net Present Value NPV suatu proyek atau usaha adalah selisih antara nilai sekarang present value manfaat dengan arus biaya. NPV juga dapat diartikan sebagai nilai sekarang dari arus kas yang ditimbulkan oleh investasi. Perhitungan NPV perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan. Rumus menghitung NPV adalah sebagai berikut : Keterangan : B t = manfaat yang diperoleh tiap tahun C t = biaya yang dikeluarkan tiap tahun n = jumlah tahun i = tingkat suku bunga diskonto Kriteria kelayakan investasi berdasarkan NPV yaitu : • NPV 0, artinya suatu proyek sudah dinyatakan menguntungkan dan dapat dilaksanakan. • NPV 0, artinya proyek tersebut tidak menghasilkan nilai biaya yang dipergunakan. Dengan kata lain, proyek tersebut merugikan dan sebaiknya tidak dilaksanakan. NPV = ∑ = + − n t t t t i C B 1 1 Sumber : Kadariah et al 1999 • NPV = 0, artinya proyek tersebut mampu mengembalikan persis sebesar modal sosial Opportunities Cost faktor produksi normal. Dengan kata lain, proyek tersebut tidak untung dan tidak rugi. Namun, pada penelitian ini perhitungan NPV tidak dilakukan secara manual. Perhitungan NPV dilakukan dengan menggunakan formula yang telah tersedia pada software Microsoft Excel 2007.

4.5.1.2 Net Benefit and Cost Ratio Net BC Rasio

Net benefit and cost ratio Net BC Rasio merupakan angka perbandingan antara jumlah nilai sekarang yang bernilai positif dengan jumlah nilai sekarang yang bernilai negatif. Rumus untuk menghitung Net BC adalah : Keterangan : B t = manfaat yang diperoleh tiap tahun C t = biaya yang dikeluarkan tiap tahun n = jumlah tahun i = tingkat bunga diskonto Kriteria investasi berdasarkan Net BC Rasio adalah : • Net BC 0, maka NPV 0, proyek menguntungkan • Net BC 0, maka NPV 0, proyek merugikan • Net BC = 1, maka NPV = 0, proyek tidak untung dan tidak rugi Namun, pada penelitian ini perhitungan Net BC rasio tidak dilakukan secara manual. Perhitungan Net BC rasio dilakukan dengan menggunakan formula yang telah tersedia pada software Microsoft Excel 2007.

4.5.1.3 Internal Rate of Return IRR

IRR adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan bagi perusahaan yang melakukan investasi dan dinyatakan dalam satuan persen. Tingkat IRR mencerminkan tingkat suku bunga maksimal yang dapat dibayar oleh proyek untuk sumberdaya yang digunakan. IRR juga merupakan nilai discount rate yang Net BC = ∑ ∑ = = + − + − n t t t t n t t t t i C B i C B 1 1 1 1 Dimana − − t t t t C B C B Sumber: Kadariah et al 1999 membuat NPV proyek sama dengan nol. Suatu investasi dianggap layak apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku dan tidak layak jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan. Rumus untuk menghitung IRR adalah : Keterangan : i = Discount rate yang menghasilkan NPV positif = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif NPV = NPV yang bernilai positif NPV = NPV yang bernilai negatif Namun, pada penelitian ini perhitungan IRR tidak dilakukan secara manual. Perhitungan IRR dilakukan dengan menggunakan formula yang telah tersedia pada software Microsoft Excel 2007.

4.5.1.4 Tingkat Pengembalian Investasi Diskonto Discounted Payback

Period Untuk melihat jangka waktu pengembalian suatu investasi dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode payback period yang menunjukkan jangka waktu kembalinya investasi yang dikeluarkan melalui pendapatan bersih tambahan yang diperoleh dari usaha pembuatan kerupuk rambak. Pada perhitungan discounted payback period ini telah memasukkan unsur faktor diskonto sehingga telah mencakup nilai waktu uang. Rumus yang digunakan untuk menghitung jangka pengembalian investasi adalah : Keterangan : I = besarnya investasi yang dibutuhkan A b = benefit bersih diskonto yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya IRR = i i NPV NPV NPV i − − + Sumber: Kadariah et al 1999 Payback period = b A I Sumber : Husnan dan Muhammad, 2000 Pada dasarnya semakin cepat payback period menandakan semakin kecil risiko yang dihadapi oleh investor.

4.5.2 Analisis Switching Value

Analisis switching value merupakan variasi dari analisis sensitivitas. Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat dampak dari suatu keadaan yang berubah-ubah terhadap hasil suatu analisis. Tujuan analisis ini adalah untuk melihat kembali hasil analisis suatu kegiatan investasi atau aktivitas ekonomi, apakah ada perubahan dan apabila terjadi kesalahan atau adanya perubahan di dalam perhitungan biaya atau manfaat. Analisis sensitivitas ini perlu dilakukan karena dalam kegiatan investasi, perhitungan didasarkan pada proyek-proyek yang mengandung ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di waktu mendatang Gittinger 1986 Pada analisis switching value secara langsung memilih sejumlah nilai yang dengan nilai tersebut dapat dilakukan perubahan terhadap masalah yang dianggap penting pada analisis proyek dan kemudian dapat menentukan pengaruh perubahan tersebut terhadap daya tarik proyek. Dalam penelitian ini, digunakan analisis kepekaan apabila terjadi perubahan pada kenaikan harga input dan penurunan penjualan.

4.6 Asumsi Dasar yang Digunakan

Analisis usaha pembuatan kerupuk rambak ini menggunakan beberapa asumsi dasar yaitu: 1. Usaha dilakukan dengan modal sendiri 2. Tingkat diskonto yang digunakan merupakan tingkat suku bunga deposito BRI pada bulan Januari 2009 yaitu sebesar 8,38 persen. Pemilihan ini didasarkan atas bank yang terdekat dengan pengusaha adalah BRI serta modal usaha pemilik semuanya modal sendiri dan bukan berasal dari pinjaman. 3. Keadaan ekonomi selama proyek berlangsung diasumsikan tetap. 4. Umur proyek adalah 10 tahun, penentuan umur proyek ini didasarkan pada umur ekonomis investasi yang terlama yaitu bangunan, timbangan, lemari, pompa air, tungku api, tempat penjemuran dan tabung gas. 5. Harga bahan baku kulit kerbau adalah Rp 17.000,00 per kilogram. 6. Harga bahan baku kulit sapi adalah Rp 12.000,00 per kilogram. 7. Rendemen lemak baik pada kulit sapi basah dan kulit kerbau basah adalah sebesar 10 persen dari berat total. 8. Skala produksi pada kedua usaha adalah 25 kilogram kerupuk rambak matang dalam satu periode produksi. 9. Kulit sapi basah dan kulit kerbau basah yang digunakan untuk produksi adalah jantan. 10. Total produksi adalah jumlah kemasan yang dihasilkan selama satu tahun. Nilai total penjualan adalah hasil kali antara produksi dan harga jual. Harga jual yang produk adalah Rp 30.000,00 untuk kerupuk rambak kemasan 250 gram dan Rp 60.000,00 untuk kerupuk rambak kemasan 500 gram. 11. Perbandingan penjualan melalui agen adalah sebesar 35 persen dari total produksi dan penjualan sendiri ke konsumen adalah sebesar 65 persen dari total produksi. 12. Kerupuk rambak ukuran 250 gram disebut kemasan kecil dan kerupuk rambak ukuran 500 gram disebut kemasan besar. 13. Tidak ada produk yang cacat atau gagal dan hasil produksi semuanya habis terjual. 14. Biaya variabel pada kemasan besar, nilainya diasumsikan sebesar dua kali dari biaya variabel kemasan kecil. 15. Proses produksi dilakukan setiap tiga hari sekali maka dalam satu bulan dilakukan sepuluh kali proses produksi. Sehingga dalam satu tahun terdapat 120 kali proses produksi. 16. Biaya yang dikeluarkan untuk usaha pembuatan kerupuk rambak ini terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi dikeluarkan pada tahun ke-1 dan biaya reinvestasi dikeluarkan untuk peralatan yang telah habis umur ekonomisnya. 17. Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. 18. Nilai penyusutan dihitung berdasarkan perhitungan nilai sisa dengan menggunakan metode garis lurus di mana harga beli dikurangi dengan nilai sisa kemudian dibagi dengan umur ekonomis. 19. Pajak pendapatan yang digunakan adalah pajak progresif berdasarkan UU No. 17 tahun 2000 Tentang Tarif Umum PPh Wajib Pajak Dalam Negeri dan bentuk Usaha Tetap, yaitu: • Jika pendapatan Rp 50.000.000,00 maka pajak yang dibayarkan adalah 10 x pendapatan. • Jika Rp 50.000.000,00 pendapatan Rp 100.000.000,00 maka pajak yang dibayarkan adalah 10 x Rp 50.000.000,00+15 x pendapatan Rp 50.000.000,00 • Jika pendapatan Rp 100.000.000 maka pajak yang dibayarkan adalah 10 x Rp 50.000.000,00+ 15 x Rp 50.000.000,00 + 30 x pendapatan Rp 100.000.000,00.

BAB V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 Kabupaten Kendal 5.1.1 Keadaan Wilayah Kabupaten Kendal merupakan kabupaten yang terletak di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Kendal memiliki luas wilayah sebesar 1002,23 km 2 . Posisi astronomis Kabupaten Kendal terletak pada 109 ° 40 -110 ° 18 Bujur Timur dan 6 ° 32 -7 ° 24 Lintang Selatan. Di sebelah utara wilayah Kabupaten Kendal berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara. Di sebelah timur berbatasan dengan Kota Semarang, sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Temanggung. Sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Batang. Topografi Kabupaten Kendal terbagi dalam tiga jenis yaitu daerah pegunungan yang terletak di bagian paling selatan dengan ketinggian antara 0- 2.579 meter dari permukaan laut. Suhu udara berkisar antara 25 ° C. kemudian daerah perbukitan di sebelah tengah dan dataran rendah di sebelah utara dengan ketinggian 0-10 meter dari permukaan laut dengan suhu berkisar 27 ° C. Kabupaten Kendal merupakan kabupaten yang memiliki wilayah agraris. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya luas lahan yang ada di Kabupaten Kendal yang digunakan untuk mengusahakan pertanian. Luas wilayah yang digunakan untuk usaha pertanian sawah, tegalan, tambak dan kolam, hutan serta perkebunan adalah sebesar 75,83 persen. Sedangkan sisanya digunakan untuk pekarangan lahan untuk bangunan dan halaman sekitarnya, padang rumput dan lahan yang sementara tidak diusahakan.

5.1.2 Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten Kendal pada tahun 2007 tercatat sebanyak 937.420 jiwa terdiri dari 462.612 49,35 persen laki-laki dan 474.808 50,65 persen perempuan. Pertumbuhan penduduk Kabupaten Kendal pada tahun 2007 sebesar 2,06 persen. Jumlah penduduk menurut kelompok umur terbanyak berada pada kelompok usia 10-14 tahun, dengan jumlah 100.916 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk terendah berada pada kelompok umur 60-64 tahun berjumlah 32.501 jiwa. Dilihat dari piramida penduduk Kabupaten Kendal maka kelompok umur usai produktif lebih besar jika dibandingkan dengan kelompok usaia tidak produktif. Persebaran penduduk di Kabupaten Kendal tidak merata. Beberapa kecamatan mengalami kepadatan penduduk yang cukup tinggi seperti Kecamatan Weleri dan Kota Kendal. Kepadatan penduduk di Kecamatan Weleri mencapai 1.965 jiwa per kilometer persegi dan di Kecamatan Kendal mencapai 1.896 jiwa setiap kilometer persegi.

5.1.3 Pertanian

Proporsi terluas penggunaan tanah di Kabupaten Kendal adalah untuk tanah sawah yaitu 262,13 km 2 atau sebesar 26,15 persen dari seluruh luas tanah yang ada. Hasil utama pertanian adalah padi, palawija dan kacang-kacangan. Komoditas tanaman buah-buahan yang ada di Kabupaten Kendal adalah pisang, mangga, nangka, rambutan dan durian. Produksi tanaman buah-buahan tersebut mengalami fluktuasi setiap tahun. Produksi tanaman sayuran yang diusahakan di Kabupaten Kendal adalah tanaman buncis, bawang, dan wortel, bawang merah, kubis, kacang-kacangan dan ketimun. Komoditas yang diusahakan pada perkebunan adalah tebu, tembakau rakyat, kopi, kayu manis, panili, kemukus dan kakao. Komoditas lain yang dihasilkan dari sektor perkebunan ini adalah tanaman karet, tanaman pala, dan tanaman teh. Sektor kehutanan di Kabupaten Kendal menghasilkan kayu jati, kayu rimba dan lainnya. Peternakan di Kabupaten Kendal terbagi menjadi dua yaitu ternak besar dan ternak kecil. Ternak besar yaitu sapi perah atau sapi potong, kerbau dan kuda. Populasi terbesar untuk ternak besar ini adalah sapi potong. Ternak kecil meliputi kambing, domba dan babi. Populasi terbesar untuk ternak kecil ini adalah kambing. Sedangkan untuk unggas yang diusahakan adalah ayam ras pedaging, ayam petelur, burung puyuh dan itik. Perikanan di Kabupaten Kendal juga diusahakan meliputi perikanan darat dan perikanan laut.

5.1.4 Perekonomian Daerah

Nilai Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kabupaten Kendal pada tahun 2007 atas dasar harga konstan tahun 2000 mencapai 4,62 triliun rupiah. PDRB Kabupaten Kendal mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini