Jumlah penduduk Kecamatan Pegandon adalah sebesar 36.575 jiwa dengan pembagian jumlah penduduk perempuan adalah 18.532 jiwa dan jumlah
penduduk laki-laki adalah sebanyak 18.043 jiwa. Kepadatan penduduk di Kecamatan Pegandon adalah 1.175 jiwakm
2
. Pada tahun 2007 perkembangan penduduk Kecamatan Pegandon adalah sebesar 1,09 persen.
5.3 Gambaran Umum Usaha Pembuatan Kerupuk Rambak
Usaha pembuatan kerupuk rambak terletak di Desa Penanggulan, Kecamatan Pegandon. Saat ini tercatat ada empat perusahaan yang bergerak
dalam usaha pembuatan kerupuk rambak yaitu Citra Rasa, Putra Jaya, Dwi Joyo dan Dwi Djaya. Usaha ini berawal karena di Kecamatan Pegandon terdapat
tempat pemotongan hewan jagalan sapi untuk memasok daging sapi ke pasar tradisional di sekitar Kecamatan Pegandon. Pada saat itu, kulit sapi hanya menjadi
limbah dan menimbulkan bau yang mengganggu ketika kulit membusuk. Hal ini sangat mengganggu masyarakat sekitar. Pada saat itu, belum ada yang berpikir
untuk mengolah kulit. Pada tahun 1990, usaha pembuatan kerupuk rambak dipelopori oleh Bapak
Chaeroman. Bapak Chaeroman terinspirasi pada kerupuk kulit yang ada di daerah Jawa Timur. Kemudian, beliau mendirikan usaha pembuatan kerupuk rambak.
Pada awal pendirian usaha tersebut, usaha masih bersifat rumah tangga dan belum ada merek dagang pada usaha yang didirikan. Usaha yang digeluti ternyata
berkembang dengan pesat. Bapak Chaeroman melakukan inovasi dengan cara membuat kemasan yang menarik sehingga nilai jual dapat ditingkatkan karena
selama ini kerupuk produksinya hanya dibungkus plastik saja. Kemudian pemilik memberi nama Dwijoyo pada kerupuk produksinya dan kerupuk mulai dikemas
ke dalam kardus dan diberi merek. Usaha pembuatan kerupuk rambak Bapak Chaeroman berkembang dengan
baik dan mulai menarik para pengusaha baru untuk masuk ke dalam industri. Proses produksi yang relatif mudah dipelajari sehingga mendukung tumbuhnya
pembuatan kerupuk rambak ini. Pada tahun 1993, ada enam usaha pembuatan kerupuk rambak dengan bahan baku kulit sapi.
Pada saat itu juga terjadi penutupan tempat pemotongan hewan yang ada di Kecamatan Pegandon sehingga pengusaha mengalami kesulitan dalam
memenuhi bahan baku kulit sapi. Beberapa pengusaha berhasil mendapatkan pemasok dari luar kota. Namun, sebagian tidak dapat bertahan. Mereka menutup
usaha pembuatan kerupuk rambak dengan alasan kesulitan dalam mendapat bahan baku. Selain itu, para pengusaha yang menutup usaha juga dikarenakan mereka
kurang telaten dalam proses pembuatan kerupuk. Hal ini dikarenakan walaupun proses pembuatan mudah namun butuh ketelatenan yang tinggi terutama dalam
proses pengungkepan kulit. Walaupun menyatakan sudah tutup, namun terdapat dua pengusaha yang masih memproduksi kerupuk walaupun produksinya tidak
kontinu dan tidak bersifat komersial. Pada tahun 2005, ada perusahaan kerupuk rambak yang masuk ke dalam
industri. Namun, ada perbedaan dengan perusahaan yang terlebih dahulu masuk ke dalam industri. Perusahaan baru tersebut membuat kerupuk rambak dengan
menggunakan bahan baku kulit kerbau. Alasan perusahaan tersebut menggunakan bahan baku kulit kerbau dikarenakan kulit kerbau memiliki daya mengembang
yang lebih baik dan rasa yang lebih gurih. Padahal perusahaan lain menggunakan campuran kulit kerbau saat pasokan kulit sapi mengalami penurunan. Kulit kerbau
memiliki harga yang relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan kulit sapi. Kerupuk rambak yang dihasilkan oleh perusahaan di dalam industri
memiliki karakteristik yang sama dan dipasarkan dengan bentuk kemasan dan berat yang sama. Harga yang berlaku juga sama yaitu sebesar Rp 30.000,00 untuk
kemasan 250 gram dan Rp 60.000,00 untuk kemasan 500 gram dan dikemas dengan menggunakan kardus yang telah diberi label masing-masing perusahaan
yang memproduksinya. Perkembangan usaha pembuatan kerupuk rambak sangat didukung oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal. Berdasarkan wawancara dengan Wakil Bupati Kendal dan staff Disperindag Kabupaten Kendal, diperoleh informasi
bahwa kerupuk rambak akan dijadikan komoditas khas daerah yang nantinya akan menjadi cinderamata dari Kabupaten Kendal.
Perhatian Pemerintah Kabupaten Kendal terhadap usaha pembuatan kerupuk rambak juga diakui oleh para pengusaha. Menurut para pengusaha,
Pemerintah Kabupaten melalui dinas terkait yaitu Dinas Koperasi dan UKM dan