usaha dinilai lebih layak secara teknis dengan menggunakan bahan baku kulit sapi karena ketersedian kulit sapi lebih banyak di pasar.
6.3 Aspek Manajemen
Usaha pembuatan kerupuk rambak merupakan bentuk usaha perorangan. Para produsen menjalankan usaha kerupuk rambak secara tradisional. Usaha
pembuatan kerupuk rambak merupakan usaha keluarga. Hal ini membuat usaha dijalankan secara non formal dan belum memiliki struktur organisasi. Pemilik
perusahaan merangkap sebagai pemimpin usaha yang memegang kendali atas semua keputusan perusahaannya masing-masing.
Meskipun tanpa struktur perusahaan yang lengkap dan jelas, usaha pembuatan kerupuk rambak memiliki pembagian tugas yang sederhana dan jelas.
Pemilik perusahaan bertugas melakukan tahap pengungkepan, pemberian lemak sapi serta pemberian garam agar kekonsistenan rasa dapat terjaga. Sementara itu
para pegawainya bertugas pada tahap proses pembersihan bulu, penjemuran, pemotongan kulit, penggorengan dan pengemasan. Jumlah tenaga kerja yang
digunakan sebanyak 3-5 orang. Dari segi administrasi, usaha pembuatan kerupuk rambak ini belum
memiliki pembukuan usaha. Seluruh aktivitas usaha tidak dicatat secara terperinci. Para pemilik usaha hanya melakukan estimasi jumlah penjualan berdasarkan tren
penjualan saja sehingga para pemilik tidak memiliki data penjualan yang tercatat dan pasti.
6.3.1 Hasil Analisis Aspek Manajemen
Usaha pembuatan kerupuk rambak ini kurang layak untuk diusahakan bila dilihat dari aspek manajemen. Usaha pembuatan kerupuk rambak memang belum
memiliki struktur organisasi formal, tetapi telah memiliki pembagian tugas yang jelas antara pemimpin usaha dan karyawan. Hal ini dikarenakan usaha pembuatan
kerupuk rambak ini memiliki skala usaha yang kecil serta merupakan usaha keluarga. Walaupun masih merupakan usaha keluarga sebaiknya para pemilik
usaha memisahkan harta pribadi dan kekayaan usaha. Dari administrasi usaha ini juga belum layak karena belum memiliki pembukuan atas aktivitas usaha.
6.4 Aspek Hukum
Pendirian dan beroperasinya suatu usaha akan lebih diketahui serta diakui keberadaanya oleh pemerintah jika berbentuk badan usaha atau memiliki
perizinan usaha. Suatu perusahaan yang layak, perlu memenuhi persyaratan legalitas agar mempermudah hubungan ke luar perusahaan, memiliki kekuatan
hukum, diakui serta terikat hukum yang berlaku Utami 2008.
6.4.1 Bentuk Badan Usaha
Perusahaan-perusahaan yang ada di industri pembuatan kerupuk rambak memiliki bentuk badan usaha yaitu usaha perorangan. Modal usaha yang
digunakan berasal dari pemilik perusahaan. Keuntungan dari bentuk badan usaha perorangan adalah dapat menikmati seluruh keuntungan yang diperoleh dari
kegiatan usaha. Sedangkan kelemahannya adalah segala bentuk kerugian atau beban usaha harus ditanggung sendiri oleh pemilik perusahaan.
6.4.2 Izin Usaha
Dalam menjalankan aktivitas usaha, para produsen telah memiliki izin usaha dari pemerintah setempat. Izin usaha tersebut adalah izin usaha dari Kepala
Desa Penanggulan, izin usaha dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kendal dan izin usaha dari Dinas Kesehatan. Seluruh perusahaan
kerupuk rambak yang ada di Desa Penanggulan telah memiliki izin usaha dari institusi yang telah tersebut di atas.
Berdasarkan aspek hukum usaha pembuatan kerupuk rambak ini layak untuk diusahakan. Hal ini dikarenakan usaha telah memiliki perizinan sehingga
usaha memiliki kekuatan secara hukum.
6.5 Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Pembangunan suatu usaha atau perusahaan seharusnya memperhatikan kepentingan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan alam maupun lingkungan
sosial ekonomi. Pembangunan usaha yang baik adalah pembangunan yang berwawasan lingkungan. Pembangunan tersebut dapat berwujud apabila semua
komponen dalam perusahaan mengerti pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan dalam setiap tahapan produksinya Utami 2008.