memenuhi bahan baku kulit sapi. Beberapa pengusaha berhasil mendapatkan pemasok dari luar kota. Namun, sebagian tidak dapat bertahan. Mereka menutup
usaha pembuatan kerupuk rambak dengan alasan kesulitan dalam mendapat bahan baku. Selain itu, para pengusaha yang menutup usaha juga dikarenakan mereka
kurang telaten dalam proses pembuatan kerupuk. Hal ini dikarenakan walaupun proses pembuatan mudah namun butuh ketelatenan yang tinggi terutama dalam
proses pengungkepan kulit. Walaupun menyatakan sudah tutup, namun terdapat dua pengusaha yang masih memproduksi kerupuk walaupun produksinya tidak
kontinu dan tidak bersifat komersial. Pada tahun 2005, ada perusahaan kerupuk rambak yang masuk ke dalam
industri. Namun, ada perbedaan dengan perusahaan yang terlebih dahulu masuk ke dalam industri. Perusahaan baru tersebut membuat kerupuk rambak dengan
menggunakan bahan baku kulit kerbau. Alasan perusahaan tersebut menggunakan bahan baku kulit kerbau dikarenakan kulit kerbau memiliki daya mengembang
yang lebih baik dan rasa yang lebih gurih. Padahal perusahaan lain menggunakan campuran kulit kerbau saat pasokan kulit sapi mengalami penurunan. Kulit kerbau
memiliki harga yang relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan kulit sapi. Kerupuk rambak yang dihasilkan oleh perusahaan di dalam industri
memiliki karakteristik yang sama dan dipasarkan dengan bentuk kemasan dan berat yang sama. Harga yang berlaku juga sama yaitu sebesar Rp 30.000,00 untuk
kemasan 250 gram dan Rp 60.000,00 untuk kemasan 500 gram dan dikemas dengan menggunakan kardus yang telah diberi label masing-masing perusahaan
yang memproduksinya. Perkembangan usaha pembuatan kerupuk rambak sangat didukung oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal. Berdasarkan wawancara dengan Wakil Bupati Kendal dan staff Disperindag Kabupaten Kendal, diperoleh informasi
bahwa kerupuk rambak akan dijadikan komoditas khas daerah yang nantinya akan menjadi cinderamata dari Kabupaten Kendal.
Perhatian Pemerintah Kabupaten Kendal terhadap usaha pembuatan kerupuk rambak juga diakui oleh para pengusaha. Menurut para pengusaha,
Pemerintah Kabupaten melalui dinas terkait yaitu Dinas Koperasi dan UKM dan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan mulai memfasilitasi usaha baik dari segi pemasaran, bantuan teknis seperti perijinan dan bantuan kredit lunak.
BAB VI ANALISIS ASPEK NON FINANSIAL
Analisis aspek-aspek non finansial yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum dan aspek
sosial ekonomi dan lingkungan.
6.1 Aspek Pasar
Pengkajian aspek pasar penting untuk dilakukan karena tidak ada proyek yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang atau jasa yang dihasilkan oleh
suatu usaha. Pada penelitian ini aspek pasar yang dianalisis meliputi permintaan, penawaran, serta strategi pemasaran.
6.1.1 Permintaan
Permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat
harga Umar 2005. Potensi pasar untuk produk kerupuk rambak ini cukup tinggi. Tingginya potensi pasar untuk produk kerupuk rambak terlihat dari jumlah
permintaan untuk kerupuk rambak yang mengalami peningkatan. Jumlah permintaan kerupuk rambak ini dapat dilihat dari hasil produksi kerupuk yang
habis terjual. Kerupuk rambak yang dihasilkan oleh industri adalah sekitar 100- 120 kilogram kerupuk rambak matang dalam satu kali periode produksi. Selain
itu, usaha mengalami over demand atau kelebihan permintaan yang tidak mampu dipenuhi oleh pemilik usaha. Hal ini diperoleh berdasarkan keterangan dari
pemilik usaha bahwa produknya selalu habis terjual dan terjadi kekosongan produk di agen penjualan. Permintaan jumlah kerupuk rambak ini meningkat
tajam pada saat hari raya Lebaran dan liburan kenaikan kelas. Pada saat Lebaran dan liburan kenaikan kelas, jumlah permintaan kerupuk rambak meningkat dua
kali lipat. Peluang pasar akan kerupuk rambak juga didukung oleh nilai budaya
masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia menyukai produk kerupuk yang disajikan sebagai menu dalam makanan ataupun sebagai kudapan atau camilan
saja. Hampir seluruh lapisan masyarakat mengkonsumsi kerupuk.
Kerupuk kulit sudah menjadi bagian yang sulit dipisahkan dari lidah konsumen Indonesia. Konsumennya sangat banyak, yang berasal dari berbagai
kalangan. Konsumsi kerupuk kulit di Indonesia sangat besar. Walaupun secara statistik belum didapatkan angka pasti mengenai jumlah kuantitatif konsumsi
kerupuk kulit di Indonesia. Tetapi melihat minat masyarakat yang begitu besar dan keberadaannya yang tersebar luas, dapat diduga bahwa konsumsi kerupuk ini
sangat besar Tim LPPOM MUI 2009. Permintaan kerupuk rambak ini biasanya datang dari agen maupun dari
konsumen akhir. Jumlah permintaan juga meningkat tajam pada saat musim liburan kenaikan kelas dan hari raya Lebaran. Permintaan ini dikarenakan adanya
penambahan jumlah pendatang maupun pengguna jalan yang memasuki kota Kendal. Kota Kendal yang terletak di jalur Pantura ini memiliki letak yang
strategis untuk pemasaran kerupuk rambak. Peningkatan permintaan pada saat liburan kenaikan kelas maupun hari raya Lebaran membuat industri kewalahan
dalam memenuhi jumlah permintaan ini sehingga terjadi over demand.
6.1.2 Penawaran
Potensi pasar tidak hanya dilihat dari tingkat permintaan tetapi juga dari sisi penawaran. Penawaran diartikan sebagai berbagai kuantitas barang yang
ditawarkan di pasar pada berbagai tingkat harga Umar 2005. Penawaran kerupuk rambak ini dapat dikatakan masih rendah. Jumlah penawaran industri dapat dilihat
dari jumlah produksi perusahaan karena seluruh hasil produksi perusahaan dijual ke pasar. Jika diasumsikan masing-masing perusahaan memproduksi 125 kemasan
besar dan 750 kemasan kecil per bulan maka dapat disimpulkan bahwa penawaran industri setiap bulan sebesar 500 kemasan besar dan 3000 kemasan kecil.
Penawaran kerupuk rambak saat ini belum mampu memenuhi permintaan pasar terutama pada saat liburan kenaikan kelas dan hari raya Lebaran tiba.
Dalam industri kerupuk rambak di Kecamatan Pegandon ini hanya terdapat empat perusahaan yang mengusahakan kerupuk rambak secara komersial.