Analisis Finansial Usaha Pembuatan Kerupuk Rambak Menggunakan Bahan Baku Kulit Sapi

Kelayakan finansial usaha pembuatan kerupuk rambak dengan menggunakan bahan baku kulit sapi ini dapat dilihat dari beberapa kriteria penilaian investasi yaitu Net Present Value NPV, Net BC, Internal Rate of Return IRR dan Payback Period. Hasil cashflow pada usaha yang menggunakan kulit sapi menunjukkan hasil yang tertera pada Tabel 12. Rincian lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2. Tabel 12 . Hasil Analisis Finansial Usaha Pembuatan Kerupuk Rambak Kulit Sapi Kriteria Hasil NPV Rp 267.805.679 IRR 65,49 NET BC 4,88 PAYBACK PERIOD 2,89 tahun Berdasarkan analisis finansial di atas dapat dilihat bahwa usaha pembuatan kerupuk rambak dengan menggunakan bahan baku kulit sapi akan menghasilkan nilai NPV yang lebih besar dari nol, yaitu Rp 267.805.679,00. Hal ini menunjukkan usaha pembuatan kerupuk rambak dengan menggunakan bahan baku kulit sapi yang dilaksanakan akan memberikan manfaat bersih kini sebesar Rp 267.805.679,00 selama jangka waktu 10 tahun. Dengan demikian, berdasarkan kriteria NPV usaha ini layak untuk dilaksanakan. Nilai IRR yang diperoleh yaitu sebesar 65,49 persen di mana IRR tersebut lehih besar dari discount factor rate yang ditetapkan yaitu sebesar 8,38 persen. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ini mampu memberikan hasil sebesar 65,49 persen. Dengan demikian, berdasarkan kriteria IRR usaha pembuatan kerupuk rambak dengan menggunakan bahan baku kulit sapi layak untuk dilaksanakan. Nilai Net BC yang diperoleh yaitu sebesar 4,88. Hal ini berarti setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan akan menghasilkan manfaat bersih sebesar Rp 4,88. Nilai Net BC yang diperoleh lebih besar dari 1, sehingga usaha pembuatan kerupuk rambak dengan menggunakan bahan baku kulit sapi ini layak untuk dilaksanakan. Payback Period PBP yang diperoleh adalah 2,89 tahun atau sama dengan 2 tahun 10 bulan 20 hari. Nilai Payback Period ini cukup singkat sehingga berdasarkan kriteria Payback Period usaha ini layak untuk dijalankan karena masa pengembalian tidak melebihi umur proyek atau usaha.

7.1.4 Analisis Switching Value Usaha Pembuatan Kerupuk Rambak

Menggunakan Bahan Baku Kulit Sapi Analisis switching value digunakan untuk mengetahui seberapa besar perubahan maksimal pada harga output, produksi perusahaan dan harga input variabel yang paling berpengaruh yang dapat ditoleransi sehingga usaha masih layak dilaksanakan. Switching value atau nilai pengganti ditentukan dengan uji coba sehingga menghasilkan nilai NPV sama dengan nol, IRR sama dengan discount rate , dan nilai Net BC sama dengan satu. Variabel yang dibahas dalam analisis switching value adalah variabel yang dianggap signifikan mempengaruhi usaha atau proyek. Dalam penelitian ini variabel yang akan dibahas yaitu jumlah produksi kerupuk rambak dari sisi inflow dan biaya bahan baku yaitu kulit sapi basah dan lemak. Variabel tersebut digunakan karena berdasarkan data di lapangan yaitu adanya penurunan penjulan produk sebagai akibat kemungkinan penurunan produksi, usaha yang sangat bergantung pada kulit sapi sebagai bahan baku utama dan lemak sebagai bahan baku penolong yang memiliki harga fluktuatif di pasar. Variabel tingkat harga jual tidak digunakan untuk menganalisis nilai pengganti. Hal ini dikarenakan harga jual kerupuk rambak selalu mengalami peningkatan dan tidak pernah mengalami penurunan harga jual. Dasar pemikiran ini berdasarkan fakta yang ada di lokasi penelitian. Hasil analisis switching value usaha pembuatan kerupuk rambak dengan menggunakan bahan baku kulit sapi dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 . Hasil Analisis Switching Value Usaha Pembuatan Kerupuk Rambak Bahan Baku Kulit Sapi Perubahan Persentase Persen NPV Rp Net BC IRR persen Payback Period tahun Penurunan penjualan kerupuk rambak kemasan 250 gram 15,49 1,00 8,38 10 Penurunan penjualan kerupuk rambak kemasan 500 gram 36,15 1,00 8,38 10 Penurunan penjualan dua kemasan secara serentak 10,84 1,00 8,38 10 Kenaikan harga kulit sapi basah 29,28 1,00 8,38 10 Kenaikan harga lemak 81,33 1,00 8,38 10 Berdasarkan hasil analisis switching value, dapat dilihat perubahan- perubahan variabel yang berpengaruh terhadap kelayakan usaha. Dengan asumsi cateris paribus , jika salah satu dari perubahan terjadi yaitu penurunan penjualan kerupuk rambak kemasan kecil sebesar 15,49 persen, penurunan penjualan kerupuk rambak kemasan besar sebesar 36,15 persen, penurunan penjualan kedua jenis kemasan secara serentak sebesar 10,84 persen, kenaikan harga kulit sapi basah sebesar 29,28 persen atau kenaikan harga lemak sebesar 81,33 usaha pembuatan kerupuk rambak dengan menggunakan bahan baku kulit sapi ini masih layak dilaksanakan dan memperoleh keuntungan normal. Perubahan terhadap penurunan penjualan kerupuk rambak kedua jenis kemasan secara serentak dikatakan berpengaruh paling besar diantara kondisi lainnya terhadap kelayakan usaha. Berdasarkan hasil analisis switching value, usaha pembuatan kerupuk rambak masih layak apabila besarnya penurunan penjualan kerupuk rambak dua jenis kemasan secara serentak tidak melebihi 10,84 persen. Jika penurunan yang terjadi lebih besar dari 10,84 persen, maka usaha pembuatan kerupuk rambak kulit sapi ini menjadi tidak layak. Sementara usaha pembuatan kerupuk rambak dengan menggunakan bahan baku kulit sapi ini masih layak untuk dilakukan apabila penurunan penjualan kerupuk rambak kemasan kecil tidak melebihi 15,49 persen, penurunan penjualan kemasan besar tidak melebihi 36,15 persen kenaikan harga kulit sapi basah tidak melebihi 29,28 persen atau kenaikan harga lemak tidak melebihi 81,33. Dengan demikian, dapat diihat bahwa usaha pembuatan kerupuk rambak kulit sapi ini sangat sensitif terhadap penurunan penjualan kedua jenis kemasan secara serentak. Sedangkan perubahan yang terjadi akibat kenaikan harga lemak menjadi variabel yang paling rendah pengaruhnya terhadap kelayakan usaha.

7.1.5 Laporan Rugi Laba Usaha Pembuatan Kerupuk Rambak Bahan Baku Kulit Sapi

Laporan rugi laba berguna untuk melihat berapakah keuntungan yang diperoleh usaha pembuatan kerupuk rambak yang menggunakan bahan baku kulit sapi setiap tahunnya dalam memproduksi kerupuk rambak. Pada perhitungan rugi laba perusahaan telah memperhitungkan pajak usaha, namun faktanya perusahaan tidak membayar pajak usaha kepada pemerintah. Lampiran 3 menunjukkan bahwa