60
2.7 Defenisi Konsep
Konsep merupakan sejumlah pengertian atau ciri-ciri yang berkaitan dengan peristiwa, objek, kondisi, situasi, dan hal-hal yang sejenisnya. Konsep diciptakan
dengan mengelompokkan objek-objek atau peristiwa-peristiwa yang mempunyai ciri- ciri yang sama. Definisi konsep bertujuan untuk merumuskan sejumlah pengertian
yang digunakan secara mendasar dan menyamakan persepsi tentang apa yang akan diteliti serta menghindari salah pengertian yang dapat mengaburkan tujuan penelitian
Silalahi, 2009: 112.
Untuk menghindari salah pengertian atas makna konsep–konsep yang dijadikan obyek penelitian, maka seorang penelti harus menegaskan dan membatasi
makna–makna konsep yang diteliti. Proses dan upaya penegasan dan pembatasan makna konsep dalam suatu penelitian disebut dengan defenisi konsep. Secara
sederhana defenisi disini diartikan sebagai batasan arti. Defenisi konsep adalah pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian
Siagian, 2011: 138.
Adapun batasan konsep dalam penelitian ini adalah a.
Faktor dalam penelitian ini adalah sesuatu yang mempengaruhi atas terjadinya hal tertentu.
b. Anak dalam penelitian ini adalah seseorang yang belum berusia 18 delapan
belas tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan. c.
Anak korban kekerasan dalam penelitian ini adalah anak yang berusia 13 sampai 18 delapan belas tahun yang menjadi korban kekerasan baik
kekerasan fisik, psikis, seksual dan penelantaran. d.
Kekerasan terhadap anak dalam penelitian ini adalah perlukaan fisik, psikis atau seksual hingga penelantaran yang umumnya dilakukan oleh orang-
61 orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap kesejahteraan anak, yang
di indikasikan dengan kerugian dan ancaman terhadap kesehatan dan kesejateraan anak.
e. Keluarga dalam penelitian ini adalah unit terkecil dalam masyarakat yang
disebut juga rumah tangga yang terdiri dari suamiayah, isteriibu dan anak- anak.
f. Faktor individu dalam penelitian ini adalah kondisi sang anak meliputi
adanya kenakalan pada anak, ketidakpatuhan anak serta anak yang sulit diatur tingkah lakunya.
g. Faktor ekonomi dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki
ekonomi yang rendah sehingga memiliki ketidakmampuan secara finansial yang menyebabkan anak tidak dapat mendapatkan hak-haknya secara layak.
h. Faktor pola asuh dalam penelitian ini adalah pola perilaku orangtua dalam
memperlakukan anak seperti mendidik, membimbing, melindungi anak. i.
Faktor masalah keluarga dalam penelitian ini adalah ketidakharmonisan hubungan antar anggota keluarga.
j. Faktor pendidikan dalam penelitian ini adalah pendidikan orangtua yang
rendah dan cenderung berpikiran sempit terhadap masa depan anak sehingga tidak mendidik dan mengasuh anak secara benar sehingga hak-hak anak
terabaikan. k.
Faktor permasalahan jiwa atau psikis orangtua dalam penelitian ini adalah kondisi emosional orangtua yang belum matang dan dalam situasi
kecemasan dan tertekan mengalami gangguan depresi dan stres.
62 l.
Kekerasan fisik dalam penelitian ini adalahpenyiksaan, pemukulan dan penganiayaan terhadap anak dengan atau tanpa mengunakan benda-benda
tertentu yang menimbulkan luka-luka fisik, atau kematian pada anak. m.
Kekerasan psikis dalam penelitian ini adalah tindakan penyiksaan, pemukulan dan penganiayaan terhadap anak dengan atau tanpa
mengunakan benda-benda tertentu yang menimbulkan luka-luka fisik, atau kematian pada anak
n. Kekerasan seksual dalam penelitian ini adalahtindakan yang muncul dalam
bentuk paksaan atau mengancam untuk melakukan hubungan seksual. o.
Penelantaran dalam penelitian ini adalahadalah sikap orangtua yang tidak memberikan perhatianyang layak seperti anak dikucilkan, di asingkan dari
keluarga, atau tidak diberikan pendidikan dan perawatan kesehatan yang layak.
63
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tipe penelitian