85
b. Mediasi
Proses mediasi merupakan proses dimana merespon pengaduan pelapor yang datang. Mediasi bertujuan untuk memberikan jalan penengah dibalik permasalahan
yang diperuntukkan bagi para orang tua atau keluarga yang mempunyai masalah terhadap anaknya guna untuk mendapatkan hasil yang terbaik bagi anak. Keinginan
pelapor akan dilakukannya mediasi karena tidak mendapatkan hasil yang maksimal dari putusan pengadilan sehingga diharapkan kepada lembaga ini untuk dapat
membantu dalam menemukan jalan tengah dari permasalahan tersebut. Dalam mediasi ini juga para pihak pelapor dan terlapor akan dipertemukan dan duduk
bersama dalam satu ruangan, ini dilakukan agar masing-masing pihak dapat saling
mendengar dan menyimak secara seksama dengan apa yang diinginkan pelapor.
Proses mediasi ini dilakukan sebanyak 3 kali pemanggilan kepada pihak terlapor, apabila dalam setiap undangan pihak terlapor tidak menghadiri proses
mediasi maka akan dinyatakan tidak berhasil dalam menempuh hasil bersama yang telah dibuat oleh pihak KPAID Sumut, maka terlapor akan dinyatakan sebagai klien
yang tidak kooperatif. Hasil yang didapat dari proses mediasi ini adalah adanya
kesepakatan tertulis terkait dengan keinginan masing-masing pihak.
c. Pemantauan atau rekam aduan
Pemantauan atau rekam aduan ini dimaksudkan untuk memantau dan memonitoring anak setelah kembali ke lingkungan keluarganya pengasuh dengan
apa yang sudah disepakati melalui proses mediasi yang pernah dilakukan. Pemantauan ini bisa dilakukan dengan cara berkomunikasi dengan pelapor atau
melakukan tindak lanjut ke tempat kediaman pengasuh ataupun terlapor. Rekam aduan dapat dijadikan sebagai bukti bahwasanya pihak pelapor dan terlapor diketahui
86 melanggar atau tidak memenuhi segala kesepakatan yang sudah diketahui oleh
lembaga. Maka jika hal ini terjadi, dipastikan salah satu pihak akan dikenakan sanksi karena melanggar surat kesepakatan yang sudah diketahui oleh beberapa pihak.
87
BAB V ANALISIS DATA
5.1 Pengantar
Berdasarkan pengumpulan data yang telah dikumpulkan melalui teknik wawancara dan observasi dengan informan, peneliti berhasil mengumpulkan data
informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya tindakan kekerasan terhadap anak dalam keluarga.
Pengumpulan data dilakukan melalui beberapa tahapan utama yaitu: 1.
Peneliti dilakukan atau diawali dengan mengumpulkan berbagai dokumen dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah KPAID Provinsi
Sumatera Utara mengenai anak-anak korban kekerasan dalam keluarga. Pengumpulan data tersebut berupa case record yang meliputi biodata anak
korban kekerasan dalam keluarga, kronologis kasus, dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan korban kekerasan dalam keluarga yang pernah di
dampingi Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah KPAID Provinsi Sumatera Utara.
2. Melakukan diskusi terbuka dengan staf Komisi Perlindungan Anak Indonesia
Daerah KPAID Provinsi Sumatera Utara khususnya Kelompok Kerja Pokja bidang Pengaduan dan Fasilitas Pelayanan dalam proses penentuan
informasi dan kronologis kasus kekerasan dalam keluarga yang dialami korban.
Hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan diperoleh berbagai data- data melalui observasi dan wawancara mendalam dengan informan. Untuk melihat
gambaran yang lebih jelas dan rinci, maka penulis mencoba menguraikan petikan
88 wawancara dengan informan serta narasi penulis tentang data-data tersebut diteliti,
ditelaah, maka selanjutnya adalah mengadakan kategorisasi perbandingan- perbandingan sebelum akhirnya menarik kesimpulan.
Informan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 11 orang, dengan komposisi 1 orang informan tambahan pangkal, 5 orang informan kunci dan 5
orang informan utama. Informan tambahan berperan sebagai penghubung antara peneliti dengan informan kunci dan informan utama sekaligus sebagai sumber
informasi mengenai kronologis kejadian dan data-data anak korban kekerasan dalam keluarga. Pada informan kunci dan informan utama dilakukan wawancara mendalam
untuk memperoleh data mengenai faktor-faktor terjadinya kekerasan pada anak dalam keluarga.
Informan tambahan dalam penelitian ini adalah Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Provinsi Sumatera Utara KPAID Sumut yaitu Bapak Muslim
Harahap, S.H.,M.H. Informan kunci dalam penelitian ini adalah lima orang anak korban kekerasan dalam keluarga yang pernah didampingi oleh KPAID Sumut.
Dalam tahapan analisis ini informasi mengenai informan kunci dan informan utama disamarkan demi kepentingan perlindungan anak korban kekerasan dalam keluarga.
Informan utama dalam penelitian ini adalah HSS, IR, AL, RHP dan GHN. Ibu R yang merupakan ibu kandung HSS, Bapak ER yang merupakan ayah kandung IR,
Ibu W yang juga merupakan ibu kandung AL, Ibu R yang merupakan ibu kandung dari RHP, serta Ibu SM yang merupakan ibu kandung dari GHN adalah informan
utama dalam penelitian ini.
5.2 Hasil temuan