39 dikasihi, dimengerti dan rasa aman melalui perawatan, asuhan, ucapan-ucapan dan
perlakuan-perlakuan Gunarsa, 2003 : 6.
2.3.4 Karakteristik kekerasan dalam Keluarga
Menurut Abbott dalam Luhulima, 2000 : 55, kekerasan dalam keluarga sebagai penyalahgunaan kekerasan atau kekuasaan oleh salah satu anggota keluarga
kepada anggota lain, yang melanggar hak individu. Beberapa karakteristik kekerasan dalam keluarga Soetarso, dalam Abu
Huraerah, 2007:68 :
a. Bentuk umum terjadinya kekerasan dalam keluarga menyangkut
penyalahgunnaan kekuatan oleh pihak yang kuat orangtua terhadap yang lemah anak. Perbedaan kekuatan ini dapat berupa ukuran dan kekuatan fisik maupun
status. b.
Adanya tingkatan kekerasan, dari yang ringan sampai sangat berat atau fatal c.
Kekerasan dilakukan berkali-kali d.
Kekerasan dalam keluarga umumya berlangsung dalam konteks penyalahgunaan dan eksploitasi psikologis. Misalnya, penghinaan verbal yang berupa ejekan atau
sumpah serapah seringkali mengawali terjadinya kekerasan secara fisik. e.
Kekerasan dalam keluarga mempunyai dampak negatif terhadap semua anggota keluarga baik yang terlibat dalam kekerasan maupun yang tidak. Setiap orang
dalam keluarga akan merasa tidak tentram, dan masalah ini dapat merusak kehidupan suatu keluarga.
2.3.5 Profil Orangtua pelaku Kekerasan terhadap Anak
40 Setiap orang berpotensial menjadi pelaku tindak kekerasan terhadap anak
baik masyarakat dan juga anggota keluarga termasuk orangtua. Orangtua yang tidak mampu menyesuaikan diri terhadap proses perubahan sosial yang cepat biasanya
lebih potensial melakukan tindakan menyimpang termasuk tindakan menganiaya anak yang seharusnya mereka lindungi.
Kemampuan berpikir dan kematangan emosional orangtua yang labil seperti rentan mengalami depresi, stres, kekecewaan, frustasi dan sebagainya akan mudah
menyebabkan terjadinya kekerasan terhadap anak Suyanto, 2010: 60. Sedangkan ciri-ciri umum orangtua yang melakukan kekerasan pada anak
adalah: a.
Tidak ada perhatian pada anak. b.
Menyangkal adanya masalah pada anak di rumah dan di sekolah, dan menyalahkan anak pada setiap masalah.
c. Meminta guru untuk memberi hukuman berat dan menerapkan disiplin pada
anak. d.
Menganggap anak sebagai anak yang bandel, tidak berharga, dan susah diatur. e.
Menuntut kemampuan fisik dan akademik anak, tidak sebanding dengan kemampuan yang ada.
f. Hanya memperlakukan anak pemenuhan kepuasaan akan kebutuhan emosional
untuk mendapatkan perhatian dan perawatan
2.4 Kekerasan terhadap anak