petani, 14 dari masyarakat nelayan, dan sisanya 1,4 dari kelompok masyarakat lain-lain.
Sebagai daerah yang memiliki luas wilayah laut lebih besar dari luas wilayah darat dan dengan persentasi kemiskinan yang masih sangat tinggi
tentunya akan tergambar bahwa kemiskinan di Kabupaten Halmahera Utara adalah identik dengan kemiskinan masyarakat nelayan di pesisir.
1.2 Perumusan Masalah
Upaya penanggulangan kemisikinan yang telah dilakukan oleh pemerintah sudah cukup banyak, antara lain program Inpres desa tertinggal IDT pada
zaman orde baru, jaring pengaman sosial JPS, beras miskin Raskin, asuransi kesehatan masyarakat miskin Askeskin sampai kepada kompensasi bahan bakar
minyak BBM dalam bentuk BLT-RTM. Program-program tersebut sepertinya kurang memberikan dampak yang signifikan terhadap upaya menurunkan angka
kemiskinan. Tetapi yang terjadi justru menciptakan ketergantungan masyarakat miskin terhadap pemerintah, karena tidak menerapkan prinsip-prinsip
pengembangan masyarakat yang bersifat ”bottom-up”, tetapi lebih banyak bersifat ”top-down”. Sistem sentralistik yang diterapkan dalam pembangunan
terbukti menghilangkan kreatifitas dan potensi maupun ketrampilan masyarakat lokal didalam memberdayakan potensi sunber daya yang tersedia disekitarya.
Disisi lain terlihat bahwa salah satu model yang dilakukan dalam penanggulangan kemiskinan selama ini terkesan seperti seorang dermawan. Pemberian bantuan
lebih banyak dalam bentuk uang tunai, baik itu dalam bentuk dana bergulir maupun bantuan langsung tunai. Padahal uang bukan satu-satunya alat dalam
upaya penaggulangan kemiskinan. Persoalan kemiskinan tidak hanya bisa diselesaikan dengan uang dan
modal. Tetapi juga harus diimbangi dengan pendidikan, pelatihan, pendampingan dan kemitraan. Tidak jarang pula berbagai program yang dilaksanakan hanya
berorientasi pada pencapaian sasaran fisik atau jumlah masyarakat yang terlayani. Program ini kurang memperhatikan sasaran fungsional yakni sejauh mana
pengaruh dan manfaat yang didapat oleh masyarakat dalam merubah kondisi sosial ekonomi dari mayarakat yang mendapat bantuan.
Desa Tioua Kecamatan Tobelo Selatan merupakan salah satu desa yang berada di pesisir utara pulau halmahera, dimana sebagian penduduknya bermata
pencaharian sebagai nelayan dan juga sebagai petani. Terdapat beberapa tipe atau ciri nelayan yang ada di Desa Tioua, yakni: 1 nelayan yang melaksanakan
aktivitas sebagai pekerja pada industri perikanan dengan alat tangkap purse seine, 2 nelayan yang beraktivitas dalam bentuk kelompok bersama dengan jumlah
anggota yang relatif banyak pada alat tangkap purse seine, dan 3 nelayan yang melaksanakan aktivitas secara sendiri dengan alat tangkap dan sasaran yang
bervariasi, serta aktivitas sebagai pedagang pengumpul. Dilihat secara kasat mata ketiga kategori nelayan tersebut di atas hampir
sama di seluruh Indonesia. Sumber pendapatan utama berasal dari laut, tetapi dari sisi hasil, pendapatan maupun sisi pemenuhan kebutuhan dalam rangka
peningkatan kesejahteraan keluarga belum tentu sama. Hal ini disebabkan karena tingkat kesejahteraan masyarakat bukan sekedar dilihat dari sisi pendapatan, tetapi
harus dilihat secara keseluruhan, mulai dari input, proses, output sampai kepada manfaat dan dampak dari aktivitas ekonomi yang dilakukan masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Untuk memenuhi harapan tersebut perlu ada strategi yang dilakukan untuk mempercepat masyarakat keluar dari garis
kemiskinan. Dengan memperhatikan uraian tersebut di atas, muncul pertanyan
”Bagaimana strategi penanggulangan kemiskinan yang efektif dalam rangka mempercepat proses pengentasan kemiskinan di Desa Tioua, Kecamatan Tobelo
Selatan”. Dalam kaitan dengan pertanyaan tersebut di atas, maka permasalahan yang dibahas adalah :
1 Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Tioua Kecamatan Tobelo
Selatan? 2
Siapa aktor yang paling berperan dan berpengaruh besar dalam upaya penanggulangan kemiskinan masyarakat nelayan di Desa Tioua Kecamatan
Tobelo Selatan? 3
Upaya dan strategi apa yang perlu dilakukan untuk menanggulangi kemiskinan masyarakat nelayan di Desa Tioua Kecamatan Tobelo Selatan?
1.3 Tujuan
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk merumuskan strategi penanggulangan kemiskinan yang efektif untuk masyarakat nelayan di Desa Tioua
Kecamatan Tobelo Selatan. Sementara tujuan khususnya adalah sebagai berikut: 1
Memetakan kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan Desa Tioua, Kecamatan Tobelo Selatan.
2 Mengidentifikasi aktor-aktor yang berperan dan berpengaruh terhadap
pengentasan kemiskinan masyarakat nelayan di Desa Tioua. 3
Merumuskan dan memformulasikan strategi penanggulangan kemiskinan masyarakat nelayan.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1
Sebagai rujukan dan acuan bagi masyarakat nelayan, khususnya masyarakat nelayan di Desa Tioua, Kecamatan Tobelo Selatan dalam upaya meningkatkan
kesejahteraannya. 2
Sebagai masukan dan bahan evaluasi bagi pemerintah dalam mengembangkan masyarakat nelayan.
3 Sebagai sumbangan pemikiran bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera
Utara dan semua pihak yang terlibat dalam penanggulangan kemiskinan di wilayah pesisir.
1.5 Kerangka Pemikiran
Masalah kemiskinan di Indonesia, termasuk Kabupaten Halmahera Utara, sampai hari ini masih merupakan suatu benang kusut yang sangat sulit
dituntaskan. Di Indonesia hal ini merupakan sesuatu yang sangat ironis, dimana sebagai negara yang sangat kaya akan sumber daya alam, ternyata kekayaan alam
itu tidak bisa dinikamati oleh sebagian besar masyarakat, akan tetapi justru hanya dinikmati oleh sebagian kecil yang notabene memiliki kekuasaan dan kekayaan.
Sementara sebagian besar tidak mendapat kesempatan atau akses ke sumber daya yang ada, sehingga kondisinya miskin dan tidak sejahtera.
Berdasarkan penyebab kemiskinan dapat dibedakan menjadi kemiskinan structural dan kemiskinan cultural. Kemiskinan kultural disebabkan karena faktor