Indikator Kemiskinan Strategi to Overcome Poverty of Fisherman Community in Tioua Village South Tobelo District North Halmahera Regency

2.4 Kegagalan Mengatasi Kemiskinan

Pada dasarnya ada dua faktor penting yang dapat menyebabkan kegagalan program penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Pertama, program - program penanggulangan kemiskinan selama ini cenderung fokus pada upaya penyaluran bantuan sosial untuk orang miskin. Hal itu, antara lain, berupa beras untuk rakyat miskin dan program jaring pengaman sosial JPS untuk orang miskin. Upaya seperti ini akan sulit menyelesaikan persoalan kemiskian yang ada karena sifat bantuan tidak untuk pemberdayaan, bahkan dapat menimbulkan ketergangungan. Program-program bantuan yang berorientasi pada kedermawanan pemerintah ini justru dapat memperburuk moral dan perilaku masyarakat miskin. Program bantuan untuk orang miskin seharusnya lebih difokuskan untuk menumbuhkan budaya ekonomi produktif dan mampu membebaskan ketergantungan penduduk yang bersifat permanen. Di lain pihak, program- program bantuan sosial ini juga dapat menimbulkan korupsi dalam penyalurannya. Alangkah lebih baik apabila dana-dana bantuan tersebut langsung digunakan untuk peningkatan kualitas sumberdaya manusia SDM, dibebaskannya biaya sekolah, seperti sekolah dasar SD dan sekolah menengah pertama SMP, serta dibebaskannya biaya-biaya pengobatan di pusat kesehatan masyarakat Puskesmas. Faktor kedua yang dapat mengakibatkan gagalnya program penanggulangan kemiskinan adalah kurangnya pemahaman berbagai pihak tentang penyebab kemiskinan itu sendiri sehingga program-program pembangunan yang ada tidak didasarkan pada isu-isu kemiskinan, yang penyebabnya berbeda-beda secara lokal. Sebagaimana diketahui, data dan informasi yang digunakan untuk program- program penanggulangan kemiskinan selama ini adalah data makro hasil survey sosial dan ekonomi nasional Susenas oleh BPS dan data mikro hasil pendaftaran keluarga sejahtera dan sejahtera I oleh BKKBN.

2.5 Pembangunan

Pembangunan dapat dimaknai sebagai : 1 proses perobahan sosial menuju ketataran kehidupan masyarakat yang lebih baik, 2 proses sosial yang bebas nilai 3 upaya manusia yang sadar, terencana dan melembaga 4 konsep yang sarat nilai, menyangkut proses pencapaian nilai yang dianut suatu bangsa secara makin meningkat, dan 5 pembangunan menjadi culture, specific, situation specific dan time specific Tjahya 1997. Berdasarkan beberapa definisi pembangunan yang telah penulis sebutkan diatas, maka dalam pembahasan ini penulis sependapat dengan defenisi yang disampaikan oleh Johan Galtung yang menyatakan, bahwa pembangunan adalah upaya untuk pemenuhan kebutuhan dasar manusia, baik secara individual maupun secara kelompok dengan cara-cara yang tidak menimbulkan kerusakan, baik terhadap kehidupan sosial maupun lingkungan alam. Bahwa konsep ini sangat universal dan konprehensif serta menekankan antara tujuan dengan cara yang yang digunakan. Pengertian pembangunan yang telah dirumuskan dalam Undang-Undang Sistem Perencanaan Nasional No. 25 tahun 2004. Tertuang dalam Bab I pasal 1, bahwa yang dimaksud dengan Pembangunan Nasional adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa dalam rangka mencapai tujuan bernegara UU SPPN 2004. Tujuan Pembangunan Nasional tertuang dalam Bab II pasal 2 yang berbunyi, bahwa Pembangunan Nasional diselenggarakan berdasarkan demokrasi dengan prinsip-prinsip kebersamaan, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasann lingkungan, serta kemandirian dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan nasional UU SPPN 2004. Pada hakeketnya pembanguan merupakan suatu proses perubahan sosial kumulatif dengan ekonomi dan demokrasi politik di dalamnya yang saling terkait. Dengan perkataan lain, pembangunan terjadi dalam lingkaran sebab akibat komulatif atau ”Circular Cumulative Caution” Myrdal 1956 diacu dalam Supriatna 1997. Pembangunan menurut Sukamto S1986 paling tidak harus mempunyai tiga sasaran utama yaitu: Meningkatkan ketersediaan dan memperluas distribusi barang-barang kebutuhan pokok, seperti pangan, papan, kesehatan, dan perlindungan. Meningkatkan taraf hidup, yang tidak hanya berupa peningkatan pendapatan tetapi juga meliputi penambahan penyediaan lapangan kerja, perbaikan pendidikan, serta peningkatan perhatian atas nilai kultural dan kemanusiaan, yang kesemuanya itu tidak hanya untuk memperbaiki kesejahteraan material, melainkan juga menumbuhkan jati diri pribadi dan bangsa. Memperluas pilihan ekonomi dan sosial yang tersedia bagi setiap individu dan setiap bangsa dengan membebaskan mereka dari ketergantungan bukan hanya dalam hubungan dengan orang dan negara-bangsa yang lain, akan tetapi juga masalah kebodohan dan merendahnya nilai-nilai kemanusiaan.

2.6 Pengembangan Masyarakat

Pengembangan Masyarakat Community Development adalah kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan secara sistematis, terencana dan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat guna mencapai kondisi sosial, ekonomi dan kualitas kehidupan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan sebelumnya Budi Agus 2004. Secara hakekat, Community Develompmet merupakan suatu proses adaptasi sosial budaya yang dilakukan oleh industri, pemerintah pusat dan daerah terhadap kehidupan komuniti local. Tujuan dari program Community Development adalah pemberdayaan masyarakat, bagaimana anggota dapat mengaktualisasikan diri mereka dalam pengelolaan lingkungan yang ada di sekitarnya dan memenuhi kebutuhanya secara mandiri tampa ketergantungan dengan pihak-pihak perusahaan maupun pemerintah Budimanta 2002

2.7 Kesejahteraan

Pengertian mengenai kesejahteraan berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya, sehingga keadaan sejahtera yang dialami oleh seseorang belum tentu berarti sejahtera bagi yang lainnya. Kesejahteraan tidak saja menyangkut aspek yang bersifat lahiriah atau material, tetapi juga yang bersifat batiniah atau spritual. Dalam ekonomi mikro, indikator yang digunakan untuk mengetahui apakah seseorang itu dikatakan sejahtera atau tidak adalah melalui tingkat kepuasan. Apabila seseorang mengaku puas dalam mengkonsumsi suatu barang atau jasa, maka orang tersebut dapat dikatakan sejahtera. Menurut Sukirno 1985 diacu dalam Kusnandar 2008 kesejahteran adalah suatu yang bersifat subyektif