Nelayan Perorangan Nelayan Katinting Biaya Operasional Nelayan

Gambar 7 Pendapatan rata rata masing-masing nelayan pajeko pada musim panen Gambar 7 pendapatan nelayan pajeko pada musim panen rata rata sebesar Rp50.233.333,-. Jumlah ini merupakan pendapatan bersih yang belum dibagi, apabila pendapatan ini dibagi berdasarkan tata cara pembagian yang telah diatur maka pendapatan pemilik pajeko sebesar Rp25.116.666,- perbulan, pendapatan tonaas sebesar Rp2.511.666,- perbulan dan pendapatan masanae sebesar Rp1.130.249,- perbulan. Pendapatan nelayan yang tergabung dalam nelayan pajeko pada musim sedang rata rata sebesar Rp11.183.000,- perbulan atau sebesar Rp508.318,18 perhari, yang merupakan pendapatan bersih yang belum dibagi, apabila dibagi berdasarkan aturan yang telah dibuat maka pendapatan pemilik pajeko sebesar Rp5.591.500,- perbulan, pendapatan tonaas sebesar Rp559.150,- perbulan dan pendapatan masanae sebesar Rp251.617,- perbulan Gambar 8. Gambar 8 Pendapatan nelayan pajeko pada musim sedang. 1 10 100 1.000 10.000 100.000 Pemilik kapal Tonas Masanae R u p iah b u lan rib u an Struktur pajeko 1 10 100 1.000 10.000 Pemilik kapal Tonas Masanae R u p iah b u lan r ib u an Struktur pajeko Dari gambaran yang telah dijelaskan baik pada Gambar 7 maupun Gambar 8 memberikan gambaran bahwa pendapatan nelayan yang tidak merata, pendapatan masanae merupakan bagian dari kelompok yang memiliki pendapatan paling kecil. Pendapatan ini diperoleh setelah dikurangi 50 dari pendapatan bersih untuk pemilik kapal. Gambar 8 menunjukan bahwa masih terdapat ketimpangan antara sesama nelayan pajeko, terutama antara pemilik kapal dengan buruh nelayan. Kecilnya pendapatan ini masih bisa dicukupi dari hasil berkebun, khususnya bagi mereka yang memiliki kebuh sebagai sumber pendapatan lainnya. Ada nelayan pajeko yang memiliki lahan lebih dari 1 hektar, dan ada nelayan yang memiliki lahan kurang dari 1 hektar. Hal ini juga yang menyebabkan terjadinya ketimpangan pendapatan antar nelayan pajeko. Pendapatan nelayan dari hasil berkebun juga tidak terlalu memberikan perubahan pendapatan yang signifikan disebabkan karena tebatasnya waktu yang dicurahkan nelayan untuk menggarap kebunnya. Dalam hal perkebunan, mereka tergolong petani pasif, yaitu petani yang hanya menunggu dari hasil kebun, tanpa ada upaya menanam tanaman yang lain selain kelapa. akan tetapi, masih ada juga nelayan yang membagi waktunya untuk berkebun dan melaut. Pendapatan buruh nelayan yang punya kebun sudah pasti jauh lebih besar daripada nelayan yang tidak memiliki kebun. Bagi nelayan yang memiliki kebun, selain pendapatannya dari hasil melaut, mereka juga mendapatkan pendapatan dari hasil kebun pada setiap musim panennya Pendapatan rata rata nelayan pajeko apabila ditambahkan dari jumlah 3 bulan musim panen dan 6 bulan musim sedang yaitu, pendapatan pemilik pajeko sebesar Rp9.337.416, -perbulan, pendapatan tonaas Rp933.741,- perbulan, dan pendapatan masanae sebesar Rp408.370,- perbulan. Gambar 9 Pendapatan rata-rata nelayan pajeko.

4.8 Alokasi Pendapatan

Alokasi utama dari pendapatan masyarakat di Halmahera Utara umumnya adalah untuk membangun rumah papan. Tak terkecuali masyarakat nelayan di Desa Tioua, pendapatan yang diperoleh dari hasil melaut, prioritas utama dialokasikan untuk membangun rumah tinggal. Hal ini berkaitan dengan karakteristik masyarakat Halmahera Utara yang menganggap rumah sebagai lambang prestise seseorang. Orang akan merasa dihormati dan dihargai dalam kehidupan sosial bermasyarakat apabila mereka memiliki rumah yang layak. Semakin bagus atau mewah rumah yang dimiliki seseorang, maka derajatnya di mata masyarakat semakin tinggi. Hingga saat ini, sebagian besar rumah penduduk Desa Tioua berdinding tembok meskipun berlantai tanah. Data desa menyebutkan terdapat 115 keluarga yang memiliki rumah berdinding tembok, 30 keluarga berdinding kayu, dan 50 keluarga berdinding bambu. Sedangkan yang berlantai keramik sebanyak 23 keluarga, 56 keluarga berlantai semen, dan 60 keluarga berlantai tanah. Alokasi pendapatan untuk konsumsi pangan adalah prioritas kedua setelah perumahan papan. artinya, meskipun mereka masyarakat kurang terpenuhi, makanan sesuai standar asalkan mereka memiliki rumah yang layak, mereka merasa dan dianggap sudah sejahtera, sehingga sangat mudah menilai tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan di Desa Tioua, yaitu dengan melihat salah satu 1 10 100 1.000 10.000 Pemilik kapal Tonas Masanae R u p iah b u lan ri b u an Struktur pajeko