Metode Analisis Data Strategi to Overcome Poverty of Fisherman Community in Tioua Village South Tobelo District North Halmahera Regency

1 Menyusun daftar peluang eksternal organisasi 2 Menyusun daftar ancaman eksternal organisasi 3 Menyusun daftar kekuatan kunci internal organisasi 4 Menyusun daftar kelemahan kunci internal organisasi 5 Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal serta mencatat hasilnya kedalam sel strategi SO 6 Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal serta mencatat hasilnya kedalam sel strategi WO 7 Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal serta mencatat hasilnya kedalam sel strategi ST 8 Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal serta mencatat hasilnya kedalam sel strategi WT Selanjutnya, perlu diketahui bahwa kegunaan dari setiap faktor strategis pada tahap ini adalah membangkitkan strategi alternatif yang feasible untuk dilaksanakan, bukan untuk memilih atau menentukan strategi mana yang terbaik. 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan Desa Tioua

Berdasarkan hasil pendataan, penduduk Halmahera Utara tahun 2009 diketahui jumlah kepala keluarga yaitu 41.157 kk, jumlah penduduk sebanyak 177.782 jiwa. Jumlah penduduk miskin sebanyak 15.327 jiwa atau 37 dari total penduduk di Halmahera Utara. Sejarah “kaum Tobelo” atau Tobelohoka tidak bisa dilepaskan dari konsep “the origin” atau cikal bakal, yang dalam bahasa Tobelo disebut dengan istilah: o ahali . Konsep yang dibangun oleh kaum Tobelo atau Tobelohoka tersebut mempunyai keterkaitan dengan migrasi-koloni bangsa Non-Austronesia dan Austronesia di kepulauan bagian utara dari Maluku Utara pada masa Pleistosen. Ditinjau dari kondisi dan letak geografinya kawasan perkotaan Tobelo Selatan memiliki potensi pengembangan kegiatan pertanian lahan basah, perikanan dan kelautan yang cukup besar, sehingga dapat dijadikan sebagai sentra produksi bagi kawasan perkotaan Tobelo dan Kao. Salah satu desa di Tobelo Selatan yang berpotensi untuk itu adalah Desa Tioua, RTRW Halut 2009. Dari data profil Desa Tioua menunjukan jumlah penduduk sebanyak 430 kepala keluarga, dengan jumlah jiwa sebanyak 1.505 orang, dengan jumlah petani sebanyak 250 kepala keluarga dan jumlah nelayan sebanyak 120 kepala keluarga dan lain lain sebanyak 60 kepala keluarga. Berdasarkan kriteria kesesuaian pertanian lahan kering diidentifikasi luas lahan budidaya yang potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan pertanian adalah 2.527,44 ha. Sementara untuk lahan perkebunan diidentifikasi luas lahan budidaya yang potensial untuk dikembangkan sebesar 6.289,91 ha. Selanjutnya kriteria kesesuaian lahan perkotaankawasan terbangun diidentifikasi luas lahan budidaya yang potensial untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya non pertanian adalah 15.746 ha Bappeda Halut 2009. Tabel 3 menunjukan mata pencaharian masyarakat di desa Tioua secara umum terdiri dari petani 875 orang, nelayan sebanyak 420 orang, dan pekerja lain-lain termasuk PNSTNI dan POLRI 210 orang. Dengan demikian dapat diketahui bahwa mata pencaharian utama masyarakat Desa Tioua adalah sebagai petani, meskipun posisi desa ini berada di daerah pesisir. Tabel 2 Mata pencaharian masyarakat Desa Tioua No Jenis Jumlah Penduduk KK Jumlah Penduduk Miskin Persenta se KK Jiwa KK Jiwa 1 Tani 250 875 70 245 41,17 2 Nelayan 120 420 60 210 35,29 3 Lain-lain 60 210 40 140 23,52 Jumlah 430 1.505 170 595 100 Sumber: Desa Tioua, 2008 Tingkat pendidikan masyarakat Desa Tioua umumnya menamatkan pendidikan SMP yakni sebanyak 141 orang, disusul tamatan SD dan SMU serta D3dan S-1. Keterangan : TTSD : Tidak Tamat Sekolah Dasar TSD : Tamat Sekolah Dasar Gambar 2 Tingkat pendidikan penduduk Desa Tioua. Sebagian besar desa-sesa di Halmahera Utara sekitar 68 berada di tepi pantai atau mempunyai batas pantai. Kabupaten ini merupakan daerah kepulauan dengan iklim tropis dengan curah hujan rata-rata 1000-2000 mm pertahun. Daerah ini mengenal dua musim yaitu musim utara atau musim barat dan musim selatan atau musim timur yang dususul dengan dua musim peralihan. Pada Desa Tioua ada beberapa lembaga keuangan mikro yang beroperasi. Nama lembaga tersebut adalah Credit Union yang memberikan pinjaman dengan 20 40 60 80 100 120 140 160 Buta huruf TTSD TSD SMP SLTA D3 S1 Juml ah Pe n d u d u k o ran g bunga rendah sebesar rata-rata 1. Kondisi ini memberikan peluang bagi nelayan yang menjadi anggota yang memberikan jaminan pada lembaga tersebut. Pinjaman yang bisa mereka peroleh mencapai 3 kali lipat dari jumlah jaminannya.

4.2 Karakteristik Masyarakat Nelayan Desa Tioua

Keberadaan masyarakat Desa Tioua yang menjadikan pekerjaan nelayan sebagai pekerjaan utama adalah karena hasil yang diperoleh dari pekerjaan sebagai nelayan jauh lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan sebagai petani atau berkebun. Ada juga yang mengaku senang dengan pekerjaanya sebagai nelayan setelah sebelumnya bekerja pada sektor yang lain. Hal ini disebabkan karena stok sumberdaya ikan disekitar perairan Halmahera Utara tergolong masih banyak dan lebih mudah ditangkap. Khusus nelayan dari Desa Tioua Kecamatan Tobelo Selatan, lokasi fishing ground maksimal 4 mil dari pinggir pantai, sebagai bukti bahwa sumberdaya ikan di sekitar perairan Halmahera Utara relatif masih banyak. Tentu saja hal ini dapat menekan biaya produksi nelayan. Potensi sumberdaya yang tinggi di perairan ini tentu saja menjadi perhatian para nelayan yang berada di luar Halmahera Utara. Para nelayan tersebut melakukan kegiatan penangkapan dan bersaing dengan nelayan-nelayan lokal yang melakukan kegiatan penangkapan di sekitar perairan Halmahera Utara. Para nelayan diluar Halmahera Utara melakukan penangkapan di perairan Halmahera Utara tanpa ijin penangkapan dari Pemerintah Daerah, sehingga kondisi ini merugikan baik pada nelayan lokal maupun Pemerintah Daerah Halmahera Utara. Lama waktu yang dibutuhkan setiap kali melaut antara 6 sampai 8 jam per hari. Bagi nelayan pajeko, mereka berangkat biasanya pada pukul 12 atau pukul 01:00 waktu setempat dan mendarat sekitar pukul 07:00 atau pukul 08:00 waktu setempat. Mereka melaut setelah ada pemberitahuan dari nelayan pelampu tim pendahulu nelayan pajeko. Nelayan pelampu adalah orangyang bertugas untuk memasang lampu di lokasi fishing ground agar ikan-ikan berkumpul. Data dari profil Desa Tioua menyebutkan bahwa jumlah kapal penangkap ikan di desa ini sebanyak 120 buah, termasuk kapal pajeko. Jenis ikan yang dominan adalah ikan komo tongkol, ikan tude ikan ekor kuning, dan ikan malalugis. Setiap harinya mereka mendaratkan hasil tangkapannya di Desa Tioua, kecuali kalau hasil tangkapan sedang melimpah, sebagian hasil tangkapan didaratkan di TPI Tobelo atau langsung dijual ke ibukota kabupaten, disamping di jual ke pedagang pengumpul atau, dibo-dibo yang datang membeli di tempat pendaratan ikan. Pembayaran dilakukan langsung oleh dibo-dibo di tempat pendaratan . Pemasaran dilakukan oleh dibo-dibo ke pasar, keliling langsung ke pemukiman penduduk, atau menjual kembali ke pengumpul yang lebih besar yang datang dari luar desa. Jenis ikan yang dipasarkan adalah ikan segar. Mayoritas nelayan di Desa Tioua tidak melakukan pengolahan terhadap hasil tangkapan mereka, sehingga diversifikasi produk yang ditawarkan relatif tidak ada. Selain hal tersebut, nilai tambah terhadap ikan yang dijual tidak ada. Inovasi pengolahan terhadap hasil tangkapan belum dilakukan karena pengetahuan tentang pengolahan hasil tangkapan masih sangat rendah. Bahkan hasil tangkapan yang tidak terjual lebih banyak terbuang oleh nelayan. Perlu dilakukan suatu pengembangan diversifikasi usaha pengolahan ikan agar hasil tangkapan yang terbuang dapat diminimalisir, selain hal tersebut, perlu adanya suatu kerjasama dengan pengusaha perikanan, sehingga pengolahan dapat dilakukan pada hasil tangkapan yang tersisa atau tidak terjual segar. Tabel 3 Jenis dan jumlah alat tangkap di Kabupaten Halmahera Utara tahun 2004 - 2008 Alat tangkap menurut jenisnya Jumlah alat menurut tahun 2004 2005 2006 2007 2008 Pukat Pantai Pukat cincin Jaring lingkar Jaring insang hanyut Jaring insang tetap Jaring klitik Trammel net Bagan perahu Bagan tancap Rawai tetap Rawai tuna Rawai hanyut Huhate Pancing tonda 23 32 26 43 35 4 16 59 7 21 32 8 50 122 23 33 28 43 35 4 17 60 8 21 33 7 52 124 23 37 28 43 35 4 17 60 8 22 33 8 53 124 23 37 28 41 33 3 18 60 8 22 34 10 55 124 23 40 30 41 33 3 18 40 8 22 34 10 40 140 Alat tangkap menurut jenisnya Jumlah alat menurut tahun 2004 2005 2006 2007 2008 Pancing ulur Sero Bubu 859 2 27 939 4 27 1.029 4 30 1.155 4 27 1.250 4 26 Sejak tahun 2004, telah terjadi perkembangan alat tangkap yang hampir merata, hal ini menunjukan telah terjadi sebuah kemajuan dalam dunia perikana di Kabupaten Halmahera Utara Tabel 3 Dari Tabel 4 terlihat bahwa secara umum masyarakat nelayan di di Desa Tioua masih tergolong tradisional. Dengan demikian, kondisi ini akan sangat berpengaruh terhadap tingkat produksi atau tingkat penghasilan nelayan Desa Tioua. Tabel 4 Jenis dan jumlah alat tangkap di Desa Tioua tahun 2008 No. Jenis Alat Tangkap Jumlah buah 1 Purse seine 8 2 Pancing 100 3 Gill net 12 Jumlah 120 Sumber: Monografi Desa Tioua 2008. Penangkapan dengan menggunakan alat destruktif di perairan Halmahera Utara masih dilakukan oleh beberapa nelayan. Kerusakan ekosistem akibat kegiatan ini akan menjadi ancaman bagi nelayan Halmahera Utara ke depannya. Ancaman ini perlu diatasi oleh Pemerintah Daerah dengan membuat suatu regulasi untuk menindak para pelaku kegiatan penangkapan yang merusak ekosistem. Mayoritas nelayan di Halmahera Utara masih berpegang pada aturan adat, sehingga kombinasi antara regulasi dan aturan adat untuk mencegah kegiatan penangkapan destruktif perlu dilakukan.

4.3 Kategori Nelayan

Nelayan di Desa Tioua dapat terbagi menjadi dua kategori yaitu: 1 nelayan berkelompok atau nelayan pajeko, 2 nelayan perorangan atau nelayan katinting. Disebut nelayan katinting karena mesin yang digunakan adalah mesin katinting, sedangkan sebutan untuk kelompok nelayan pajeko diberikan oleh kelompok nelayan setempat. Kelompok nelayan pajeko ini terdiri dari tiga