demikian kemiskinan relatif itu terkait erat dengan masalah kesenjangan yaitu, suatu kondisi ketidak-merataan yang ada di masyarkat. Adapun kesenjangan itu
secara umum dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu kesenjangan struktur dan kesenjangan kultural
Kesenjangan struktur adalah kesenjangan yang terjadi antara masyarakat dalam suatu daerah dengan masyarakat di daerah lain disebut juga kesenjangan
daerah, atau antara suatu kelas sosial dengan kelas sosial yang lain kesenjangan kelas adapun kesenjangan kultural adalah kesenjangan yang disebabkan oleh
perbedaan sikap dalam memandang materi, bunga bank, pendidikan, etos kerja, dan sebagainya. Oleh karena perbedaan sikap itu cenderung mengikuti batas-
batas etnis, maka kesenjangan kultural juga cendrung muncul dalam kesenjangan etnis.
2.2 Pengertian Kemiskinan
Secara garis besar ada dua cara memandang kemiskinan. Sebagian orang berpendapat, kemiskinan adalah suatu proses, sebagian lagi memandang
kemiskinan sebagai suatu akibat atau fenomena dalam masyarakat. Sebagai suatu proses, kemiskinan mencerminkan kegagalan suatu sistem masyarakat dalam
mengalokasikan sumber daya dan dana secara adil kepada anggota masyarakat Pakpahan dan Hermanto 1992 diacu dalam Sudrajat 2002.
Hasil kajian mereka di 14 kecamatan daerah pantai yang tersebar di beberapa provinsi diketahui, nelayan yang miskin umumnya belum banyak
tersentuh teknologi modern, kualitas sumber daya manusia rendah dan tingkat produktivitas hasil tangkapannya juga sangat rendah.
Faktor utama bukan karena kekuatan modal untuk mengakses teknologi, namun ternyata lebih banyak disebabkan oleh kurangnya aktivitas penyuluhan
atau teknologi dan rendahnya lembaga penyedia teknologi. Menurut Jhon Friedman diacu dalam Andre Bayo 1996, kemiskinan
didefenisikan sebagai ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan basis kekuasaan sosial. Basis kekuasaan sosial meliputi tidak terbatas pada : modal
yang produktif atau assets misalnya tanah perumahan, peralatan, kesehatan ; sumber
–sumber keuangan income dan kredit yang memadai organisasi politik yang dapat digunakan untuk mencapai kepentingan bersama partai politik,
sindikat, koperasi; network atau jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan, pengetahuan dan ketrampilan yang memadai dan informasi yang berguna untuk
menunjukkan kehidupan orang. Konsep kemiskinan yang lain yang dikutip Suharto 2005 dari BPS dan
Depsos RI adalah bahwa: kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada di bawah garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan non
makanan, yang disebut garis kemiskinan poverty line atau yang diperluakan oleh setiap individu untuk dapat membayar kebutuhan makanan setara 2100 kilo kalori
per orang per hari dan kebutuhan non-makanan yang terdiri dari perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi, serta aneka barang dan jasa lainnya.
Kondisi miskin menurut Kosa dan Zola diacu dalam Sadli 2007 mengatakan ” bahwa kondisi miskin sebagai lingkungan sosial dimana masyarakat
berada, tidak mendukung atau membantu terbentuknya watak atau sifat-sifat pribadi yang dapat mendobrak kemiskinannya karena beberapa kondisi : pertama,
lingkungan keluarga miskin tidak dapat mengembangkan pola sosialisasi dimana seorang dibimbing untuk mengembangkan dan belajar ketrampilan khusus untuk
dapat mencarai pekerjaan yang layak. Kedua, lingkungan keluarga miskin biasanya ditandai oleh tidak adanya
pekerjaan yang langgeng nosteadyjob orang miskin lebih tertarik pada kegiatan yang dapat membawa rezeki sesaat bila untung seperti bermain judi dan
sebagainya. Ketiga, kondisi miskin menyebabkan minimnya aspirasi keluarga miskin secara sadar atau tidaka sadar. Hal ini berhubungan erat dengan
kenyataan bahwa keluarga miskin biasanya tidak mempunyai sarana yang diperlukan untuk meningkatkan kondisi ekonomi keturunannya.
Keempat, salah satu aspek penting dalam proses sosialisasi ialah bahwa keluarga mengajarkan kepada anak-anaknya, agar ia terus berusaha untuk masa
depannya agar ia dapat hidup lebih baik tentunya dengan berusaha dan kerja keras.
2.3 Indikator Kemiskinan
Beberapa definisi dan indikator kemiskinan adalah sebagai berikut : 1
Kemiskinan absolut: apabila tingkat pendapatannya di bawah “garis kemiskinan” atau sejumlah pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi