Kemiskinan dan Permasalahannya Strategi to Overcome Poverty of Fisherman Community in Tioua Village South Tobelo District North Halmahera Regency

sindikat, koperasi; network atau jaringan sosial untuk memperoleh pekerjaan, pengetahuan dan ketrampilan yang memadai dan informasi yang berguna untuk menunjukkan kehidupan orang. Konsep kemiskinan yang lain yang dikutip Suharto 2005 dari BPS dan Depsos RI adalah bahwa: kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada di bawah garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan non makanan, yang disebut garis kemiskinan poverty line atau yang diperluakan oleh setiap individu untuk dapat membayar kebutuhan makanan setara 2100 kilo kalori per orang per hari dan kebutuhan non-makanan yang terdiri dari perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi, serta aneka barang dan jasa lainnya. Kondisi miskin menurut Kosa dan Zola diacu dalam Sadli 2007 mengatakan ” bahwa kondisi miskin sebagai lingkungan sosial dimana masyarakat berada, tidak mendukung atau membantu terbentuknya watak atau sifat-sifat pribadi yang dapat mendobrak kemiskinannya karena beberapa kondisi : pertama, lingkungan keluarga miskin tidak dapat mengembangkan pola sosialisasi dimana seorang dibimbing untuk mengembangkan dan belajar ketrampilan khusus untuk dapat mencarai pekerjaan yang layak. Kedua, lingkungan keluarga miskin biasanya ditandai oleh tidak adanya pekerjaan yang langgeng nosteadyjob orang miskin lebih tertarik pada kegiatan yang dapat membawa rezeki sesaat bila untung seperti bermain judi dan sebagainya. Ketiga, kondisi miskin menyebabkan minimnya aspirasi keluarga miskin secara sadar atau tidaka sadar. Hal ini berhubungan erat dengan kenyataan bahwa keluarga miskin biasanya tidak mempunyai sarana yang diperlukan untuk meningkatkan kondisi ekonomi keturunannya. Keempat, salah satu aspek penting dalam proses sosialisasi ialah bahwa keluarga mengajarkan kepada anak-anaknya, agar ia terus berusaha untuk masa depannya agar ia dapat hidup lebih baik tentunya dengan berusaha dan kerja keras.

2.3 Indikator Kemiskinan

Beberapa definisi dan indikator kemiskinan adalah sebagai berikut : 1 Kemiskinan absolut: apabila tingkat pendapatannya di bawah “garis kemiskinan” atau sejumlah pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan minimum, antara lain kebutuhan pangan, sandang, kesehatan, perumahan, dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja DKP-RI 2 Bank Dunia menetapkan bahwa garis batas kemiskinan adalah US 50 perkapita pertahun untuk pedesaan dan US 75 perkapita per tahun untuk perkotaan. 3 Prof. Seyogya mengembangkan standar kebutuhan pokok berdasarkan atas kebutuhan beras dan gizi. Golongan paling miskin pendapatannya 240 kg atau kurang beras perkapita pertahun. Golongan miskin sekali pendapatannya 240 hingga 360 kg beras perkapita per tahun. Golongan miskin pendapatannya lebih dari 360 kg tetapi kurang dari 480 kg beras perkapita pertahun. Menurut BPS 1996 diacu dalam Kusnadar 2008, pendapatan per kapita sering digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan ekonomi masyarakat. Ekonomi masyarakat yang makmur ditunjukkan oleh pendapatan per kapita yang tinggi, dan sebaliknya ekonomi masyarakat yang kurang makmur ditunjukkan oleh pendapatan per kapita yang rendah. Kesejahteraan rakyat mempunyai aspek yang sangat kompleks dan tidak memungkinkan untuk menyajikan data yang mampu mengukur semua aspek kesejahteraan. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan indikator kemiskinan yang dipergunakan Badan Pusat Statistik diacu dalam Susenas 1991, indikator tersebut adalah: 1Pendapatan per kapita per tahun 2 Konsumsi rumah tangga per tahun 3 Keadaan tempat tinggal 4 Fasilitas tempat tinggal 5 Kesehatan anggota rumah tangga 6 Kemudahan mendapatkan pelayanan kesehatan dan medis 7 Kemudahan memasukkan anak ke jenjang pendidikan 8 Kemudahan mendapatkan fasilitas transportasi 9 Kehidupan beragama 10 Perasaan aman dari tindakan kejahatan 11 Perasaan aman dari tindakan kejahatan