Tujuan Manfaat Kerangka Pemikiran

Gambar 1 Kerangka pendekatan studi. Nelayan Penanggulanan Kemiskinan Masyarakat Desa Tioua Perubahan perilaku masyarakat Masuknya nelayan luar Nelayan Pajeko Nelayan Katinting Peningkatan pendapatan Tokoh Formal Tokoh Informal Analisa Aktor Rumusan Strategi Implementasi Kebijakan Mata pencaharian utama masyarakat Desa Tioua yang paling dominan adalah sebagai petani dan nelayan, mata pencaharian ini berkaitan erat dengan potensi sumberdaya alam yang ada di sekitarnya. Hingga saat ini, masih banyak masyarakat yang melakoni kedua pekerjaan ini dalam masa yang bersamaan. Selain sebagai petani, mereka juga berperan sebagai nelayan. Pekerjaan awal mereka umumnya sebagai petani, khususnya petani kopra. Pekerjaan sebagai nelayan dilakoni setelah masuknya nelayan luar ke Desa Tioua. Selain itu, pekerjaan sampingan ini dilakukan untuk menambah penghasilan keluarga. Trend ini mengindikasikan adanya peluang besar sektor kelautan sebagai pekerjaan utama masyarakat Desa Tioua. Perubahan ini tidak terlepas dari peranan tokoh masyarakat setempat atau interfensi pemerintah melalui program-program pembangunan yang dilakukan di Desa Tioua. Tokoh masyarakat atau pemerintah tingkat desa memiliki peran yang cukup signifikan dalam perubahan struktur ekonomi masyarakat. Tokoh-tokoh ini merupakan aktor penting yang akan menjadi mediator atau fasilitator pembangunan dalam jangka panjang. Pola perubahan struktur ekonomi dan peranan aktor dalam pembangunan di Desa Tioua, dapat dirumuskan strategi dan program-program pembangunan yang relevan dilakukan di Desa Tioua. Sektor kelautan memiliki kontribusi yang lebih besar dalam penanggulangan kemiskinan, maka sektor ini akan terus dikembangkan tanpa meninggalkan sektor pertanian. Keterlibatan tokoh-tokoh masyarakat desa setempat yang dianggap bisa memahami karakter masyarakat agar tujuan pembangunan dapat tercapai.

1.6 Hipotesis

Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan maka diduga bahwa masyarakat nelayan di Desa Tioua masih miskin. 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kemiskinan dan Permasalahannya

Kemiskinan merupakan suatu konsep yang cair, dan bersifat multidimensional. Disebut cair karena kemiskinan bisa bermakna subyektif, bermakna relatif, tetapi sekaligus juga bermakna absolut sedangkan disebut multidimensional selain kemiskinan itu dapat dilihat dari sisi ekonomi, juga dari segi sosial , budaya dan politik Akhmadi N,2008 Seseorang dimasukkan ke dalam golongan miskin apabila tidak memenuhi kebutuhan dasar. Menurut United Nation Research Insitute for Social Development UNRISD kebutuhan dasar itu sendiri dapat dibedakan kedalam tiga golongan, yaitu 1 kebutuhan fisik primer yang merupakan kebutuhan gizi, perumahan, kesehatan, 2 kebutuhan kultural yang terdiri dari pendidikan, rekreasi dan ketenangan hidup, dan 3 kebutuhan lainnya yang lebih tinggi jika kebutuhan primer dan kultural sudah terpenuhi dan ada kelebihan pendapatan. Kemiskinan subyektif adalah suatu bentuk kemiskinan yang lebih berkaitan dengan aspek psikhis, yaitu berkaitan dengan perasaan miskin yang dialami oleh pelakunya. Karena berkaitan dengan perasaan, maka kemiskinan subyektif itu lebih tepat disebut sebagai kemiskinan yang sifatnya psikologis dalam kemiskinan yang seperti ini, perasaan miskin itu muncul karena beberapa sebab. Sebab yang paling umum adalah karena pelaku merasa tidak dapat memenuhi kebutuhanya, baik berupa kebutuhan primer ataupun sekunder walaupun secara obyektif kondisi kemiskinan lebih berkaitan dengan tidak terpenuhnya kebutuhan primer, namun definisi tentang kebutuhan yang mana termasuk dalam kebutuhan primer, dan mana yang termasuk dalam kebutuhan sekunder menjadi relatif antara individu yang berbeda. Perasaan miskin itu juga muncul karena merosotnya kondisi ekonomi yang dialami oleh suatu keluarga, dari kondisi ekonomi yang lebih tinggi ke kondisi ekonomi yang lebih rendah. Kemiskinan relatif adalah suatu bentuk kemiskinan yang didasarkan pada perbandingan dengan kondisi ekonomi orang lain yang berada diluarnya, baik pada perbandingan dengan kondisi ekonomi orang lain yang ada disekitarnya, atau didasarkan pada kondisi ekonomi masyarakat yang ada di daerah lain. Dengan demikian kemiskinan relatif itu terkait erat dengan masalah kesenjangan yaitu, suatu kondisi ketidak-merataan yang ada di masyarkat. Adapun kesenjangan itu secara umum dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu kesenjangan struktur dan kesenjangan kultural Kesenjangan struktur adalah kesenjangan yang terjadi antara masyarakat dalam suatu daerah dengan masyarakat di daerah lain disebut juga kesenjangan daerah, atau antara suatu kelas sosial dengan kelas sosial yang lain kesenjangan kelas adapun kesenjangan kultural adalah kesenjangan yang disebabkan oleh perbedaan sikap dalam memandang materi, bunga bank, pendidikan, etos kerja, dan sebagainya. Oleh karena perbedaan sikap itu cenderung mengikuti batas- batas etnis, maka kesenjangan kultural juga cendrung muncul dalam kesenjangan etnis.

2.2 Pengertian Kemiskinan

Secara garis besar ada dua cara memandang kemiskinan. Sebagian orang berpendapat, kemiskinan adalah suatu proses, sebagian lagi memandang kemiskinan sebagai suatu akibat atau fenomena dalam masyarakat. Sebagai suatu proses, kemiskinan mencerminkan kegagalan suatu sistem masyarakat dalam mengalokasikan sumber daya dan dana secara adil kepada anggota masyarakat Pakpahan dan Hermanto 1992 diacu dalam Sudrajat 2002. Hasil kajian mereka di 14 kecamatan daerah pantai yang tersebar di beberapa provinsi diketahui, nelayan yang miskin umumnya belum banyak tersentuh teknologi modern, kualitas sumber daya manusia rendah dan tingkat produktivitas hasil tangkapannya juga sangat rendah. Faktor utama bukan karena kekuatan modal untuk mengakses teknologi, namun ternyata lebih banyak disebabkan oleh kurangnya aktivitas penyuluhan atau teknologi dan rendahnya lembaga penyedia teknologi. Menurut Jhon Friedman diacu dalam Andre Bayo 1996, kemiskinan didefenisikan sebagai ketidaksamaan kesempatan untuk mengakumulasikan basis kekuasaan sosial. Basis kekuasaan sosial meliputi tidak terbatas pada : modal yang produktif atau assets misalnya tanah perumahan, peralatan, kesehatan ; sumber –sumber keuangan income dan kredit yang memadai organisasi politik yang dapat digunakan untuk mencapai kepentingan bersama partai politik,