Evaluasi peran tokoh masyarakat
1. Strategi pengembangan nilai tambah program yang diturunkan adalah
introduksi teknologi pasca panen hasil tepat guna. 2.
Menginisiasi terbentuknya kelompok istri nelayan dalam mengolah hasil perikanan, sehingga hasil tangkapan yang tidak terjual dapat diolah dan
bernilai tambah added value. Melihat dari hasil produksi dan hasil penjualan ikan oleh semua klasifikasi
nelayan, maka pekerjaan sebagai nelayan dapat dijadikan sebagai pekerjaan utama oleh masyarakat Desa Tioua. Bahkan pendapatan sebagai nelayan berada jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan standar UMP Provinsi Maluku Utara. Ada masyarakat yang terpaksa menjadi nelayan karena tidak memiliki lahan
perkebunan, ada juga yang menjadi nelayan karena hasil yang diperoleh dari melaut jauh lebih besar dibandingkan dengan hasil yang diproleh dari berkebun.
Berkebun merupakan pekerjaan awal dari masyarakat Desa Tioua, akan tetapi kerena kebutuhan yang terus meningkat dan hasil dari berkebun tidak mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, maka banyak masyarakat yang beralih profesi sebagai nelayan.
Ancaman besar yang belum disadari oleh masyarakat nelayan Desa Tioua adalah kerusakan ekosistem laut akibat penangkapan ikan dengan menggunakan
bahan peledak. Pelakunya menurut informasi nelayan Desa Tioua adalah orang yang berusaha dari dalam desa maupun luar Desa Tioua. Aktivitas mereka ini
sering luput dari pengawasan aparat keamanan, yang kalau dibiarkan terus menerus, dalam jangka panjang akan menyebabkan kepunahan terhadap
sumberdaya ikan. Oleh karena itu, selain peraturan formal yang sudah ada, dianggap perlu adanya peraturan adat untuk mengatur kelestarian sumberdaya
yang ada di perairan Halmahera Utara pada khususnya, dan perairan Maluku Utara pada umumnya. Dengan demikian, masyarakat harus diberikan hak dan
kewenangan untuk menjaga dan mengawasi perairan yang menjadi salah satu sumber pandapatan masyarakat setempat.
Harga Bahan Bakar Minyak BBM jenis bensin di tingkatan pengecer sebesar Rp.8000,- per liter, sedangkan harga BBM jenis bensin di tingkatan agen
sebesar Rp.6000,- per liter, dan harga minyak tanah untuk campuran bensin di tingkatan pengecer sebesar Rp.7000,- perliter. Harga ini dirasakan masih terlalu
tinggi oleh sebagian besar nelayan. Khususnya nelayan perorangan yang penghasilannya relatif kecil dibandingkan dengan pajeko.