Kabupaten Halmahera Utara, hasil generating dari matriks SWOT disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8 Strategi penanggulanan kemiskinan di Desa Tioua Kecamatan Tobelo
Selatan
S T
R A
T E
G I
SO 1.
Melibatkan tokoh masyarakat yang memiliki derajat integrasi
yang tinggi 2.
Meningkatkan kemampuan
teknis dan manajerial bagi masyarakat nelayan.
WO 1.
Sosialisasi penyediaan dana murah untuk meningkatkan
pengembangan usaha 2.
Pengembangan diversifikasi usaha pengolahan ikan
ST: 1.
Optimasi fungsi dan peran lembaga keuangan mikro dan
koperasi nelayan 2.
Menjalin hubungan kerjasama dengan pengusaha perikanan
untuk menampung produksi nelayan
WT. 1.
Subsidi harga BBM bagi nelayan
2. Regulasi untuk mencegah
penangkapan ikan destruktif melalui aturan adat.
Kurangnya sarana penunjang untuk perikanan tangkap berupa alat tangkap yang dimiliki oleh nelayan setempat masih bersifat tradisional sampai
semi modern. Hal ini sangat berpengaruh terhadap jarak jelajah untuk menangkap ikan didaerah penangkapan fishing ground.
Selain itu juga soal pengetahuan dan ketrampilan nelayan dan kemampuan nelayan dengan memanfaatkan teknologi terkini dalam menangkap ikan masih
sangat terbatas. Fasilitas-fasilitas yang langsung mempengaruhi produksi perikanan tangkap seperti, kapal, jaring, dan storage yang bisa diakses oleh
nelayan masih sangat minim. Hal ini juga termasuk kurang menjamin investor di bidang keuangan untuk menyediakan fasilitas kredit untuk memacu pertumbuhan
sarana dan prasarana.
4.10.3 Program pengembangan kebijakan penanggulangan kemiskinan
Dari permasalahan yang dihadapi masyarakat nelayan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa program penanggulangan kemiskinan, berupa program
kerjasama dengan produsen pengolahan ikan
1. Strategi pengembangan nilai tambah program yang diturunkan adalah
introduksi teknologi pasca panen hasil tepat guna. 2.
Menginisiasi terbentuknya kelompok istri nelayan dalam mengolah hasil perikanan, sehingga hasil tangkapan yang tidak terjual dapat diolah dan
bernilai tambah added value. Melihat dari hasil produksi dan hasil penjualan ikan oleh semua klasifikasi
nelayan, maka pekerjaan sebagai nelayan dapat dijadikan sebagai pekerjaan utama oleh masyarakat Desa Tioua. Bahkan pendapatan sebagai nelayan berada jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan standar UMP Provinsi Maluku Utara. Ada masyarakat yang terpaksa menjadi nelayan karena tidak memiliki lahan
perkebunan, ada juga yang menjadi nelayan karena hasil yang diperoleh dari melaut jauh lebih besar dibandingkan dengan hasil yang diproleh dari berkebun.
Berkebun merupakan pekerjaan awal dari masyarakat Desa Tioua, akan tetapi kerena kebutuhan yang terus meningkat dan hasil dari berkebun tidak mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, maka banyak masyarakat yang beralih profesi sebagai nelayan.
Ancaman besar yang belum disadari oleh masyarakat nelayan Desa Tioua adalah kerusakan ekosistem laut akibat penangkapan ikan dengan menggunakan
bahan peledak. Pelakunya menurut informasi nelayan Desa Tioua adalah orang yang berusaha dari dalam desa maupun luar Desa Tioua. Aktivitas mereka ini
sering luput dari pengawasan aparat keamanan, yang kalau dibiarkan terus menerus, dalam jangka panjang akan menyebabkan kepunahan terhadap
sumberdaya ikan. Oleh karena itu, selain peraturan formal yang sudah ada, dianggap perlu adanya peraturan adat untuk mengatur kelestarian sumberdaya
yang ada di perairan Halmahera Utara pada khususnya, dan perairan Maluku Utara pada umumnya. Dengan demikian, masyarakat harus diberikan hak dan
kewenangan untuk menjaga dan mengawasi perairan yang menjadi salah satu sumber pandapatan masyarakat setempat.
Harga Bahan Bakar Minyak BBM jenis bensin di tingkatan pengecer sebesar Rp.8000,- per liter, sedangkan harga BBM jenis bensin di tingkatan agen
sebesar Rp.6000,- per liter, dan harga minyak tanah untuk campuran bensin di tingkatan pengecer sebesar Rp.7000,- perliter. Harga ini dirasakan masih terlalu