Pendapatan nelayan katinting Sumber Pendapatan Nelayan

Gambar 9 Pendapatan rata-rata nelayan pajeko.

4.8 Alokasi Pendapatan

Alokasi utama dari pendapatan masyarakat di Halmahera Utara umumnya adalah untuk membangun rumah papan. Tak terkecuali masyarakat nelayan di Desa Tioua, pendapatan yang diperoleh dari hasil melaut, prioritas utama dialokasikan untuk membangun rumah tinggal. Hal ini berkaitan dengan karakteristik masyarakat Halmahera Utara yang menganggap rumah sebagai lambang prestise seseorang. Orang akan merasa dihormati dan dihargai dalam kehidupan sosial bermasyarakat apabila mereka memiliki rumah yang layak. Semakin bagus atau mewah rumah yang dimiliki seseorang, maka derajatnya di mata masyarakat semakin tinggi. Hingga saat ini, sebagian besar rumah penduduk Desa Tioua berdinding tembok meskipun berlantai tanah. Data desa menyebutkan terdapat 115 keluarga yang memiliki rumah berdinding tembok, 30 keluarga berdinding kayu, dan 50 keluarga berdinding bambu. Sedangkan yang berlantai keramik sebanyak 23 keluarga, 56 keluarga berlantai semen, dan 60 keluarga berlantai tanah. Alokasi pendapatan untuk konsumsi pangan adalah prioritas kedua setelah perumahan papan. artinya, meskipun mereka masyarakat kurang terpenuhi, makanan sesuai standar asalkan mereka memiliki rumah yang layak, mereka merasa dan dianggap sudah sejahtera, sehingga sangat mudah menilai tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan di Desa Tioua, yaitu dengan melihat salah satu 1 10 100 1.000 10.000 Pemilik kapal Tonas Masanae R u p iah b u lan ri b u an Struktur pajeko indikator fisik lokal. Tentu saja hal ini berbeda dengan teori kesejahteraan yang selama ini digunakan dalam mengukur kesejahteraan seseorang dengan pola konsumsi. Setelah kebutuhan papan masyarakat terpenuhi, maka alokasi pendapatan terbesar dari masyarakat adalah untuk konsumsi. Rata-rata nelayan mengalokasikan pendapatannya untuk konsumsi sebesar 20 – 30, dan sisanya dipergunakan untuk keperluan yang lain seperti biaya pendidikan anak, dan ada yang disimpan untuk keperluan mendadak di masa yang akan datang. Secara umum mereka menabung di rumah sendiri atau di koperasi dimana mereka menjadi anggota. Kebiasaan menabung di bank masih sangat kecil, hal ini disebabkan karena akses menuju ke bank cukup jauh dan belum ada sosialisasi dari pihak perbankan secara aktif. Berbeda dengan pengurus koperasi yang lebih aktif mendatangi masyarakat untuk menyimpan atau meminjam uang di koperasi. Masyarakat nelayan mulai menabung ketika kebutuhan akan rumah telah terpenuhi. Biaya untuk membangun rumah umumnya diperoleh dari hasil melaut dan ditambah dengan penjualan hasil kebun yang diperoleh tiga kali dalam setahun khusus bagi nelayan yang memiliki lahan perkebunan. Kebiasaan masyarakat untuk menabung sangat kuat di koperasi, seperti yang dijelaskan di atas bahwa motivasi utama masyarakat menabung adalah untuk persediaan biaya membangun rumah yang layak. Dengan demikian, fase menabung dibagi menjadi dua yaitu awal menabung untuk membangun rumah, dan kedua menabung setelah membangun rumah untuk berjaga-jaga di masa yang akan datang. Jumlah pendapatan yang ditabung maksimal 60 dari total pendapatan. Sedangkan dari hasil survey diketahui bahwa rata-rata jumlah tanggungan nelayan sebanyak 2 sampai 3 orang.