kemiskinan. Studi yang dilakukan Ravallion dan Datt 1996 dengan memakai data dari India menemukan bahwa pertumbuhan output di sektor primer
khususnya pertanian, jauh lebih efektif dalam menurunkan kemiskinan dibandingkan sektor-sektor sekunder. Sektor sekunder tidak memberikan dampak
yang berarti terhadap penurunan kemiskinan. Demikian juga, studi Kakwani 2001 melaporkan hasil yang sama untuk kasus di Philipina. Dalam studinya
ditemukan bahwa sektor pertanian mempunyai elastisitas yang lebih tinggi dibanding sektor industri dan jasa.
2.1.8.2 Pengeluaran APBD
Menurut Tambunan 2006, pengeluaran pembangunan pemerintah yang direalisasikan dalam rancangan APBN atau APBD merupakan instrumen
kelembagaan pemerintah yang memiliki peran strategis dalam pengurangan kemiskinan, melalui penyediaan fasilitas kesehatan, pendidikan dan infrastruktur
fisik terutama jalan dan irigasi. Peningkatan kesehatan dan pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam meningkatkan produktivitas yang
selanjutnya meningkatkan pendapatan penduduk miskin seperti petani dan buruh tani dalam arti luas. Infrastruktur yang baik sangat membantu peningkatan
produksi, pertumbuhan kegiatan bisnis, termasuk di sektor informal, dan pemasaran produk-produk dari penduduk miskin seperti petani dan usaha mikro
kecil. Besarnya pengeluaran pemerintah yang berkaitan dengan sektor publik
dapat diproksi dengan besarnya realisasi pengeluaran Anggaran Pendapatan Belanja Daerah APBD Suparno, 2010. Nilai realisasi pengeluaran APBD
digunakan untuk melihat kemampuan daerah dalam segi pendanaan dalam rangka dalam pembangunan daerah termasuk untuk mengatasi masalah kemiskinan.
Semakin besar nilai realisasi pengeluaran APBD menunjukkan semakin besar pula peran pemerintah daerah dalam penyediaan fasilitas pelayanan publik seperti
pendidikan dan kesehatan serta penyediaan lapangan pekerjaan terutama untuk penduduk miskin.
Menurut Fan, et al, 1999, pengeluaran pemerintah dapat memberikan pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kemiskinan. Dampak langsung
pengeluaran pemerintah adalah manfaat yang diterima penduduk miskin dari
berbagai program peningkatan pendapatan dan kesejahteraan pekerja, serta skema bantuan dengan target penduduk miskin. Dampak tidak langsung berasal dari
investasi pemerintah dalam infrastruktur, riset, pelayanan kesehatan dan pendidikan bagi penduduk, yang secara simultan akan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi di seluruh sektor dan berdampak pada penciptaan lapangan kerja yang lebih luas dan peningkatan pendapatan terutama penduduk miskin serta lebih
terjangkaunya harga kebutuhan pokok. Pengeluaran pemerintah juga diperlukan sebagai stimulus pertumbuhan ekonomi untuk membantu mendayagunakan
sumber daya secara berkelanjutan bagi pengeluaran pemerintah di masa depan. Pertumbuhan ekonomi merupakan sarana utama penyediaan solusi yang permanen
dalam mengatasi masalah kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan penduduk secara keseluruhan.
Menurut Iradian 2005, besarnya pengeluaran pemerintah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengurangan kemiskinan di berbagai negara,
disamping juga dipengaruhi oleh pertumbuhan PDB riil perkapita, perubahan ketidakmerataan dan tingkat ketidakmerataan awal. Besarnya pengeluaran
pemerintah dalam APBN atau APBD memiliki hubungan yang signifikan dengan pengurangan jumlah penduduk miskin. Peningkatan pengeluaran pemerintah akan
mampu mengurangi jumlah penduduk miskin.
2.1.8.3 Tingkat Pendidikan